Minggu, 17 Juli 2011

Sinopsis Playfull Kiss Episode 7 Part 2



Seung Jo mencium rangkaian bunga mawar lalu mengembalikan rangkaian bunga itu pada Dokter Na(Seniornya Seung Jo). Seung Jo melihat penampilan Dokter Na ini dan berkomentar, “Senior, apa kau tidak berlebihan? 100 Mawar, Champagne, cincin, dan bahkan kau berdandan seperti seorang kurir.” Dokter Na tertawa dan bilang bahwa Seung Jo ini tidak tau apa yang namanya percintaan dan Dokter Na juga bilang bahwa ulang tahun sang istri itu datang hanya sekali dalam satu tahun.

Seung Jo kembali bertanya, “Apakah istrimu ini menyukai hal yang kekanak-kanakan?” Dokter Na menjawab, “Lihatlah, Apakah ada seseorang yang tidak menyukai kejutan? Apakah kau tau bahwa wanita itu menyukai hal kekanak-kanakan seperti ini? Mereka akan terharu lalu menangis. Kau harus mencobanya suatu saat nanti.” Seung Jo berfikir sesaat dan berkata, “Tidak perlu. Hal ini terlalu kekanak-kanakan.” Dokter Na berkomentar, “Bocah ini benar-benar tidak mengetahui cara menyenangkan wanita. Man, aku ikut sedih pada Perawat Oh yang hidup bersamamu. Aku pergi dulu, sampai jumpa.” Dokter Na pergi dan Seung Jo hanya terdiam.

Para Perawat sedang mengobrol dan bertanya pada Ha Ni, “Perawat Oh, tanggal 16 ini ulang tahunmu? Perawat Oh kau sungguh beruntung. Apa yang kau minta pada Dokter Baek Seung Jo? Minta dia untuk membelikan sesuatu yang mahal untukmu. Ah Hadiah seperti apa yang kau dapatkan dari Dokter Baek Seung Jo pada ulang tahunmu yang sebelumnya? Apa kau pernah mendapatkan suatu hadiah darinya?” Ha Ni kebingungan memikirkan apa yang Seung Jo pernah berikan padanya dan dia menjawab, “Ah 2 tahun yang lalu dia membuatkan aku pertanyaan untuk ujianku, tahun lalu dia membawaku menyetir.” Seung Jo melewati tempat para perawat dan mendengar semua itu.
Seorang perawat kembali bertanya, “Perawat Oh, apakah kau pernah menerima bunga dari Dokter Baek?” Ha Ni kebingungan dan menjawab, “Hmm bunga? Seung Ji itu tipe yang pemalu.” Ha Ni melihat Seung Jo yang berdiri di dekat ruang perawat dan dia menyapa Seung Jo dengan semangat, “Seung Jo! Ah Dokter Baek!” Seung Jo menatao Ha Ni sekilas lalu pergi. Perawat yang lain pun merasa kasihan pada Ha Ni karena Seung Jo selalu bersikap dingin pada Ha Ni.

Ha Ni pergi ke ruang perawatan dan melihat ada seorang pasien yang sangat berterima kasih pada Seung Jo. Ha Ni menghampiri Seung Jo untuk merapihkan pakaian Seung Jo dan bilang pada Seung Jo bahwa suaminya ini memang hebat. Seung Jo mengingatkan Ha Ni bahwa mereka ini ada di rumah sakit. Seung Jo lalu bertanya, “Kenapa kau ada di ruangan ini?” Ha Ni menjawab, “Kenapa? Aku juga perawat.” Seung Jo mengingatkan Ha Ni agar fokus pada para pasien bukannya pada dia. Ha Ni berkomentar bahwa dia juga fokus pada para pasien.
Ha Ni bertanya pada Seung Jo, “Seung Jo apakah kau tau ada apa di tanggal 16?” Seung Jo berfikir sesaat dan menjawab, “Aku ada 2 operasi pada pagi hari dan aku ada jaga malam. Kenapa?” Ha Ni tersenyum terlihat kecewa dan bilang bahwa dia hanya penasaran karena melihat ada sebuah tanda di kalendernya Seung Jo dan dia berfikir bahwa itu adalah hari special. Seung Jo lalu bilang bahwa dia harus pergi ke ruangan gawat darurat.

Ha Ni dan Seung Jo pulang bersama dan mereka berhenti di depan lampu merah. Ada pasangan yang melintas dan membawa bunga. Seung Jo melihat bunga itu dan bertanya pada Ha Ni, “Apakah kau menyukai bunga juga?” Ha Ni menjawab dengan senyuman, “Tentu. Mana ada Perempuan yang tidak menyukai bunga. Semua wanita meninginkan menerima bunga dari seseorang yang mereka cintai.” Seung Jo tersenyum mendengar jawaban Ha Ni lalu kembali menjalankan mobilnya.

Di rumah. Ibu Seung Jo bertanya, Apakah Ha Ni sudah memberi tahu masalah ulang tahunnya itu pada Seung Jo atau belum. dan Ha Ni bilang bahwa dia tidang mengatakan hal ini pada Seung Jo karena Seung Jo sangat sibuk hari itu dan dia tidak ingin mengganggu Seung Jo. Ibu Seung Jo tentu langsung mengomel dan bilang bahwa Seung Jo ini sangat keterlaluan karena tidak meningat ulang tahun Ha Ni dan bahkan Seung Jo belum pernah memberikan hadiah pada Ha ni,
Ibu Seung Jo mulai merencanakan hadiah apa yang di inginkan oleh Ha Ni. Seung Jo datang ke dapur dan mendengar kata-kata ulang tahun sehingga dia bertanya, “Ulang tahun? Apakah ini ulang tahunmu?” Ibu Seung jelas langsung marah, “Huh kau ini memiliki IQ 200 tapi mengapa tidak bisa mengingat hari penting seperti ulang tahun Ha Ni?” Seung Jo mejawab, “Itu karena aku tidak tertarik pada hal itu.” Ha Ni tentu saja sangat kecewa mendengar hal itu. Ibu Seung Ji tentu kembali memarahi Seung Jo, “hey Baek Seung Jo kenapa kau begitu jahat! Kau tidak tertarik pada ulang tahun istrimu tercinta ini? Kita akan merayakan pesta ulang tahun Ha Ni pada tanggal 16, mengerti?”
Seung Jo bilang bahwa dia tidak bisa ikut karena dia dalam tugas jaga pada tanggal 16 dan Ulang Tahun Ha Ni bisa di rayakan tahun depan karena ulang tahun itu datang setiap tahun. Ha Ni sangat kecewa mendengar hal itu dan dia hanya bisa terdiam. Ibu Seung Jo kembali memarahi Seung Jo namun Ha Ni mencegahnya dan bilang bahwa dia baik-baik saja. Seung Jo pergi dari dapur dan berkata, “Dengarlah, dia bilang tidak apa-apa.”

Seung Jo sedang mengerjakan tugasnya dan Ha Ni masuk kedalam kamar siap untuk tidur. Seung Jo bertanya, “Apakah kau ingin kita semua merencanakan ulang tahunmu dengan begitu menghebohkan?” Ha Ni menjawab, “Menghebohkan? Ah aku melakukan itu karena Ibu terlihat sangat bersemangat. Itu bukan karena aku kekanak-kanakan.” Seung Jo kembali bertanya, “Lalu apa yang kau inginkan untuk pesta ulang tahunmu?” Ha Ni menjawab dengan tersenyum, “Pesta yang ada kita berdua.” Seung Jo tetap fokus pada pekerjaannya dan bertanya, “Sudah kuduga. Lalu katakan padaku apa yang kau inginkan.”
Ha Ni tersenyum senang dan berkata, “Suamiku yang tercinat tiba-tiba datang kehadapanku dan membawakan 100 bunga mawar dan akan berkata ‘Kejutan!’ Lalu akan makan malam di tempat yang pemandangannya sungguh indah. Oh ya lalu meminum wine yang kau pilih. Dan kau akan membawakan aku kue dengan lilin dan kau bernyanyi selamat ulang tahun untukku. Bukankah itu hebat?” Seung Jo tersenyum dan berkata, “Yeah bermimpi adalah hal yang bagus. Tapi apa yang harus kulakukan? Aku ada tugas jaga. ” Ha Ni kembali kecewa dan berkata, “Aku mengerti. Aku tidur duluan.” Diam-diam Seung Jo mencari Restaurant dengan pemandangan yang indah pada malam hari di Internet.

Seung Jo meminta pertukaran jaga pada Dokter Na namun Dokter Na tidak bisa karena pada tanggal 16 dia juga sudah ada janji dengan istrinya. Seung Jo meminta pertukaran jaga dengan dokter yang lainnya namun dokter itu kembali menolak karena dia ada kursus.
Seung Jo lalu mendatangi seorang juniornya untuk meminta pertukaran jaga. Juniornya itu tidak bisa karena harus membetulkan catatan untuk profesornya dan dia sudah mengerjakan catatan ini selama 3 hari namun belum selesai juga. Akhirnya Seung Jo rela mengerjakan tugas juniornya itu sementara Juniornya tertidur. Pagi hari Seung Jo menyelesaikan catatan itu dan bilang pada Juniornya bahwa dia sudah membuat semua catatan untuk semester ini. Junior Seung Jo itu tentu sangat kagum pada Seung Jo karena Seung Jo dapat menyelesaikannya hanya dalam satu malam saja.

Seung Jo datang ke sebuah toko bunga untuk membeli bunga mawar. Penjaga toko itu datang dan berkata, “Oh kau pasti ingin menyatakan perasaanmu. Mawar merah ni adalah arti dari gairah cinta. Kau pasti benar-benar mencintai pacarmu. Mawar putih ini artinya adalah cinta yang tulus, aku lihat kau ini tipe laki-laki yang gentle. Mawar pink ini artinya jaminan cinta. Mawar kuning ini artinya cinta yang sempurna. Mawar Orange ini artinya keinginan cinta…” Seung Jo lelah mendengar ucapan penjaga toko itu dan meminta agar dibungkuskan 100 mawar merah.

Ha Ni merayakan ulang tahun itu di rumah dan Ibu Seung Jo dan juga Bapa Seung Jo mengucpakan selamat. Eun Jo berkata, “Karena Kakakku tidak ada disni aku merasa sedih karena itu jadi aku akan menggantikannya mengucapkan selamat padamu.” Ha Ni tersenyum pada Eun Jo dan mengucapkan terima kasih pada semuanya. Ibu Ha Ni masih saja kesal pada Seung Jo dan bilang bahwa Seung Jo ini keterlaluan karena tidak mementingkan ulang tahun Ha Ni. Bapa Seung Jo mencoba menjelaskan bahwa Seung Jo melakukan hal ini karena pekerjaannya. Ha Ni juga berkata bahwa dia baik-baik saja.
HP Ha Ni berbunyi dan itu telfon dari Seung Jo. Ibu Seung Jo senang mendengar hal itu dan bilang pada Ha Ni bahwa Seung Jo pasti menelfon untuk mengucapkan selamat. Ha Ni tersenyum lalu cepat-cepat mengangkat telfonnya.

Seung Jo sudah ada di depan rumah dengan mobil yang di hias balon dan dia berkata, “Hey Oh Ha Ni cepatlah keluar. Kita tidak memiliki perawat yang cukup banyak dalam ruang gawat darurat. Jadi cepatlah keluar.” Seung Jo menutup telfonnya dan berkata, “Oh semua ini membuatku merasa jijik. Benar-benar perempuan….”

Seung Jo melihat ada seorang ibu yang hamil dan dia pun bertanya, “Apa kau baik-baik saja?” Ibu-ibu hamil itu bilang bahwa dia sepertinya mengalami kontraksi dan harus segera melahirkan. Seung Jo ikut panik dan mempersilahkan ibu itu untuk masuk kedalam mobilnya. Ibu itu melihat mobil Seung Jo dan berkomentar, “Apakah mobil ini tidak terlalu kecil?” Seung Jo berkata, “Tidak apa. Ini cukup, aku adalah dokter.” Ibu itu pun berjalan masuk kedalam mobil di bantu oleh Seung Jo.
Ha Ni keluar dari rumah dan kaget melihat Seung Jo, “Ada apa ini?” Seung Jo menjawab, “Apa yang kau pikirkan? Kita harus segera pergi ke rumah sakit.” Ha Ni mengerti dan langsung masuk kedalam mobil bersama Ibu hamil tersebut.

Di dalam mobil keadaan benar-benar menjadi ribut. Seung Jo meminta Ha Ni untuk menenangkan Ibu hamil tersebut namun Ibu itu tidak bisa tenang dan terus berteria bahkan dia menarik rambut Ha Ni dan bunga mawar yang sudah di siapkan oleh Seung Jo pun jadi hancur karena keributan di dalam mobil.

Semua yang sudah di siapkan oleh Seung Jo pun hancur. Ha Ni melihat sebuah dress di mobil Seung Jo dan dia melihat semua yang sudah di persiapkan oleh Seung Jo itu dan dia tersenyum senang karena itu artinya Seung Jo peduli padanya. Seung Jo menghampiri Ha Ni dan bilang bahwa Ibu itu sudah melahirkan dan anaknya lahir dengan sehat. Ha Ni merasa lega mendengar hal itu lalu dia bertanya, “Apakah dress ini hadiah ulang tahunku?” Seung Jo kaget di tanya seperti itu dan berkata, “Berbaliklah sebentar.”
Seung Jo menyiapkan sesuatu lalu meminta Ha Ni untuk menghadap kearahnya. Ha Ni kaget saat melihat Seung Jo memberinya sebuah kue dengan lilin yang menyala di atas kue itu. Seung Jo berkata, “Aku ingin memberikan kejutan untukmu tapi kuenya kacau. Dan bunga yang aku beli hanya tersisa satu. Sekarang jam 11:59 pm ini tetap hari ulang tahunmu.” Ha Ni menerima setangkai bunga mawar itu dan berkata, “Maafkan aku karena aku tidak menyadari perasaamu.” Seung Jo tersenyum dan mencium Ha Ni.

Ha Ni lalu berkata, “Ah ada satu hal lagi. Nyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu aku akan meniup lilin.” Seung Jo tersenyum dan berkata, “Baiklah karena ini adalah ulang tahunmu.” Seung Jo menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ha Ni dan Ha Ni tiba-tiba memotong lagu itu, “Ah ulangi bagian kau menyebut Selamt Ulang Tahun cintaku.” Seung Jo tersenyum dan bernyanyi kembali, “Selamat Ulang Tahun Istriku Tercinta.” Ha Ni meniup lilin lalu memeluk Seung Jo senang.

Sinopsis Playfull Kiss Episode 6 Part 2



Menyetir itu sulit (Akhirnya mendapakan SIM)

Seung Jo keluar dari rumah dan melihat Ha Ni di depan mobil sambil menempelkan SIM yang akhirnya di dapatkan oleh Ha Ni. Seung Jo berkomentar, "Itu seperti sesuatu yang dibanggakan setelah 8 kali gagal melewati tes." Seung Jo mencari kunci mobil dan ternyata kunci mobil ada di Ha Ni. Seung Jo meminta Ha Ni melemparkan kunci itu padanya namun Ha Ni tidak mau dan dia berkata, "Aku akan menyetir. Hari ini aku libur jadi tidak perlu ke rumah sakit." Seung Jo mendekat ke Ha Ni dan berkata, "Berhentilah bermain-main. Aku sangat sibuk hari ini." Ha Ni berkata, "Sudah kukatakan bahwa aku yang akan menyetir. Aku juga sudah punya SIM."



Akhirnya Seung Jo menyerah dan Ha Ni lah yang menyetir mobil. Seung Jo bertanya, "Kau tidak akan membuat kecelakaan untuk merayakan hari keberhasilanmu mendapatkan SIM kan?" Ha Ni berkata, "Tidak perlu khawatir. Aku cukup baik dalam menyetir jadi duduklah yang tenang dan bacalah buku itu. Aku akan membawamu dengan selamat ke rumah sakit." Seung Jo bertanya, "Apa kau tau jalan menuju rumah sakit?" Ha Ni menjawab, "Tentu saja."

Seung Jo berkata, "Hey pindah jalur." Ha Ni memutar stir secara mendadak dan Seung Jo langsung marah, "Hey nyalakan lampu sign terlebih dahulu!" Ha Ni mencoba menyalakan lampu tapi ternyata yang dia aktifkan adalah wiper. Ha Ni panik dan membuat Seung Jo marah-marah.

Seung Jo berkata, "Di depan tidak ada mobil, cepat berhenti disini." Ha Ni menghentikan mobil di tengah jalan dan Seung Jo kembali memarahinya, "Maksudku kau harus menghentikannya disi sisi jalan." Ha Ni mencoba menepikan mobil ke sisi jalan namun dia tidak berani dan itu membuat Seung Jo semakin marah-marah pada Ha Ni.



Ha Ni menepikan mobilnya disisi jalan dan Seung Jo langsung keluar dari mobil. Ha Ni ikut keluar dari dalam mobil. Seung Jo bertanya, "Apa kau belajar mendapatkan pendidikan menyetir hah?" Ha Ni menjawab, "Tentu saja. Aku mempelajarinya 20 jam." Seung Jo berkomentar, "Lalu kenapa kau hanya bisa mengendarai lurus hah? Jika aku membiarkanmu terus menyetir, kau akan membahayakan banyak orang." Ha Ni berkata, "Tidak. Ini hanya karena aku pertama kali menyetir jadi seperti ini. Kalau begitu kau harus mengajari aku bagaimana caranya menyetir." Seung Jo berkomentar, "Kalau aku mengajarimu, muskipun kita setiap hari latihan tapi tetap saja tidak akan cukup." Ha Ni dengan kecewa berkata, "Baiklah kalau begitu aku akan berlatih sendiri."

Seung Jo tiba-tiba berkata, "Tidak bisa disini. Kita cari tempat yang sedikit masyarakatnya." Ha Ni langsung tersenyum senang dan berkata, "Benarkah? Kemana kita akan pergi? Bagaimana dengan urusan rumah sakit?" Seung Jo tidak menjawab pertanyaan itu dan langsung masuk kedalam mobil untuk menggantikan Ha Ni menyetir.



Di dalam mobil, Seung Jo berkata, "Aku tidak ingin menjadi duda dalam waktu 1 tahun pernikahan." Ha Ni tersenyum seang dan menjawab, "Tentu saja aku akan melakukan yang terbaik." Ha Ni membuka atap mobil dengan ceria dan berteriak senang karena udaranya sedang sangat baik.



Ha Ni menyuapi Seung Jo makan jeruk dan Seung Jo mengajarkan Ha Ni cara menyetir mobil. Ha Ni terus menyuapi Seung Jo dan itu membuat Seung Jo kesal dan bertanya, "Hey apa kau sedang bermain-main? Apa kau tidak mendengarkan penjelasanku?" Ha Ni tertawa dan memakaikan kacamata pada Seung Jo dan terus menyuapi Seung Jo. Seung Jo pun lama-lama jadi tertawa melihat Ha Ni yang begitu ceria. Scarf yang di pakai Ha Ni terlepas dan Mereka pun langsung menghentikan mobil untuk mengambil scarf Ha Ni.



Scarf milik Ha Ni itu tersangkut di dahan pohon dan Seung Jo sulit mengambilnya. Seung Jo berkata, "Ini sulit. Kemarilah kau berlutut ." Ha Ni kebingungan dan berkata, "Hey aku ini perempuan." Seung Jo berkata, "Kalau begitu kita tinggalkan saja. Lagi pula itu tidak begitu bagus." Ha Ni menghentikan Seung Jo dan berkata, "Baiklah." Ha Ni membungkukan badannya agar Seung Jo dapat menaiki punggungnya dan mengambil scarf itu. Ha Ni ketakutan dan berkata, "Bagaimana jika tulangku patah?" Seung Jo tertawa melihat itu dan berkata, "Berdirilah."

Seung Jo membersihkan celana Ha Ni yang ada helaian daun lalu dia berkata, "Kau naik ke punggungku dan kau ambil scarf itu." Ha Ni senang dan langsung naik ke punggung Seung Jo. Seung Jo berdiri secara perlahan-lahan dan Ha Ni berteriak ketakutan. Seung Jo meminta Ha Ni segera mengambil scarf yang tersangkut itu namun Ha Ni ketakutan dan berkata, "Nanti saja nanti!" Seung Jo pun berjongkok dan Ha Ni langsung turun dari punggung Seung Jo dengan ketakutan.




Ha Ni menyetir mobil dan berkata, "Lihat aku baguskan mengendarai mobil ini." Seung Jo berkomentar, "Kau bisa mengendarainya karena jalanan di sini hanya lurus." Ha Ni tersenyum senang dan sengaja menyetir dengan zig-zag. Seung Jo ketakutan dan berkata, "Apa kau menganggap menyetir ini adalah lelucon? Kau membuat bunga-bunga di tepi jalan itu mati!" Ha Ni berteriak keluar, "Maaf!" Seung Jo bertanya, "Apa yang akan kau lakukan jika bunga-bunga itu adalah manusia?" Ha Ni kaget dan balik bertanya, "Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?"

Ha Ni secara tiba-tiba menginjak rem dan Seung Jo berkomentar, "Kau bisa membuat leherku ini patah! Jangan menyetir lagi." Ha Ni berkata, "Tidak. AKu tadi melihat sesuatu di depan. Guru yang mengajariku menyetir berkata bahwa aku bagus dalam menyetir." Seung Jo berkata, "Dimana kau belajar? Minta kembali uang pembayarannya." Ha Ni kesal dan berkomentar, "Huh tidak seperti kau yang tidak memberikan perhatian padaku saat melakukan tes." Seung Jo berkata, "Kau melakukannya lebih dari sekali. Aku khawatir anak kita akan memiliki otakmu." Ha Ni tersinggung mendengar itu dan berkata, "Turun dari sini! Kau sepertinya tidak peduli jika aku hamil!"



Ha Ni turun dari mobil dan itu membuat Seung Jo panik. Seung Jo mengendarai mobilnya dan menyusul Ha Ni yang berjalan. Seung Jo terus membujuk Ha Ni untuk naik kedalam mobil namun Ha Ni terus menolak. Ha Ni tiba-tiba berkata, "Ada anak anjing!" Seung Jo kaget dan mobilpun tersangkut di solokan pinggir sawah.



Mobil mereka mogok dan Ha Ni berkata, "Bagaimana bisa kau tiba-tiba memutarkan stir? Aku pikir aku seharusnya tidak belajar menyetir darimu. Kau bisa membunuh banyak orang." Seung Jo kesal di katakan seperti itu dan berkata, "Ini semua karena kau berkata bahwa ada anak anjing." Ha Ni tertawa dan berkomentar, "Dan kau percaya? Wow sungguh keajaiban mobil Baek Seung Jo tersangkut ke solokan pinggir sawah." Seung Jo berkata, "Jangan pernah kau bermain-main lelucon yang berbahaya seperti itu lagi." Ha Ni menjawab kesal, "Aku mengerti."

Seung Jo tersenyum dan berkata, "Tapi walaupun begitu hari ini aku sangat menikmatinya." Ha Ni senang dan berkata, "Aku juga. Lain kali aku akan benar-benar menyetir da membawamu." Seung Jo berkomentar, "Baiklah, lain kali yang masih sangat lama. Kau boleh melakukan itu setelah mendapatkan pelajaran dariku." Ha Ni benar-benar senang dan langsung merangkul lengan Seung Jo.



Seung Jo berkata, "Pasang sabuk pengaman!" Ha Ni memasangkannya dengan cepat. Seung Jo kembali berkata, "Turunkan rem tangan." Ha Ni mengerti dan langsung melakukannya lalu berteriak, "Ayo pergi!" Mobil pun mulai berjalan mundur dan ada mobil derek yang menarik mobil mereka.

Sinopsis Playfull Kiss Episode 5 Part 2



Suara Ha Ni : Baek Seung Jo sebagai dokter di rumah sakit dan aku menjadi perawat. Itulah bagaiamana aku memulai kehidupanku di rumah sakit yang aku impikan. Bagaimanapun juga walaupun kami ada di rumah sakit yang sama namun sangat sulit untuk bersama Seung Jo karena Seung Jo sangat sibuk.

Ha Ni datang ke rumah sakit dan melihat Seung Jo yang sedang berjalan bersama dengan beberapa dokter dan juga pasien. Ha Ni senang dan langsung menyapa Seung Jo, "Seung Jo yah!" Seung Jo menatap Ha Ni sebentar lalu berjalan pergi bersama dengan para dokter lainnya dan ia tidak mempedulikan Ha Ni sama sekali.

Ha Ni kecewa melihat itu dan dia menatap barang yang di bawanya lalu berkata pelan dalam hati. "Seung Jo sudah lima hari tidak pulang ke rumah...."



Seorang perawat datang ke meja khusus para perawat dan dia berkata, "Dokter Baek Seung Jo sudah diamati selama 10 jam ditambah dengan adanya operasi kemarin dan dia berhasil melewatinya dengan sangat baik." Perawat lainnya berkomentar, "Ya terlihat seperti itu sepanjang hari. Sepertinya dia ini benar-benar khusus untuk melakukan operasi. Bahkan beberapa dokter senior mencoba untuk menjadikan dia sebagai muridnya." Ha Ni ikut mendengar pembicaraan itu dan tersenyum senang karena suaminya sedang di bicarakan hal yang baik.

Seorang perawat menatap Ha Ni dengan tatapan tidan suka dan dia mulai berkomentar, "Aku tidak tahu bagaimana mereka akan mengambil banyak waktu itu untuk melihat seseorang yang kehilangan suaminya di rumah sakit." Perawat lainnya berkomentar, "Lingkaran hitam matanya membuat dia terlihat seperti Panda, tapi bagaimana bisa dia tetap terlihat begitu tampan? Tapi tetap wajahnya terlihat tak bertenaga. Huh seseorang seharusnya merawat suaminya." Ha Ni jelas kesal merasa disindir oleh para perawat lainnya.

Seorang perawat bertanya pada Ha Ni, "Hey perawat Oh, sebagai istri dari Dokter Baek Seung Jo apakah kau tidak pernah merawat kesehatannya?" Ha Ni mengeluarkan tas khusus makanan untuk Seung Jo dan berkata, "Ini adalah ginseng dan kacang ginkgo. Ini nutrisi dan dipenuhi oleh ber-ton ton cinta. Makan siang khusus yang di buat olehku untuk Dokter Baek Seung Jo ku. Baiklah aku permisi sebentar." Para perawat yang lainnya hanya terdiam mendengar penjelasan Ha Ni.



Ha Ni membawa makan siang khusus Seung Jo itu dan mulai mencari Seung Jo ke ruang khusus. Ha Ni melihat ada dokter lainnya dan dia berkata, "Permisi dokter, apakah kalian melihat Dokter Baek?" Ternyata dokter itu tidka melihat Seung Jo. Ha Ni berjalan di lorong rumah sakit dan bertemu dengan seorang Dokter lalu dia kembali bertanya, "Apa kau melihat dokter Baek?" Lagi-lagi dokter itu mengatakan bahwa dia tidak melihat Seung Jo.

Ha Ni pergi ke taman dan berkata, "Jika dia tidak di rumah sakit lalu dimana keberadaannya di dunia ini?" Ha Ni melihat Seung Jo dan dia dengan terburu-buru menuruni tangga untuk menemui Seung Jo. Karena teruru-buru, Ha Ni kehilangan keseimbangannya dan akan terjatuh. Seung Jo panik melihat itu dan langsung menangkap Ha Ni sehingga mereka berdua terjatuh dan yang terluka adalah Seung Jo.

Ha Ni panik melihat Seung Jo yang tidak membuka matanya. Ha Ni berteriak-teriak histeris, "Hey Baek Seung Jo buka matamu! Buka matamu Baek Seung Jo"



Akhirnya Seung jo di bawa ke rumah sakit. Ha Ni sangat khawatir dan terus memegang tangan Seung Jo dan berkata, "Jangan mati! Kamu tidak boleh mati! Apa kau tau sebarapa besar aku mencintaimu? Kamu tidak boleh mati!"



Seung Jo di masukan kedalam kamar perawatan. Seung Jo maish belum sadar dan Ha Ni pun berdia pada Tuhan, "Tuhan... Kumohon aku benar-benar meminta padamu. Kumohon selamatkan Seung Jo ku."

Seorang dokter yang akan memeriksa keadaan Seung Jo datang dan Ha Ni dengan oanik langsung bertanya, "Dokter... Ini bukan hal yang berbahaya kan? Dia tetap belum bangun, apa yang harus kita lakukan? Apa yang terjadi? Kumohon jujurlah." Asisten dokter berkata dengan ketus, "Tidak pernah ada yang meninggal hanya karena keseleo pergelangan kaki." Ha Ni kaget mendengarnya dan bertanya, "Tapi mengapa dia belum bangun juga?" Dokter menjawab, "Dia terjatuh dan mengenai benda yang keras. Dan lagi dia hanya tertidur nyenyak karena dia selama ini kurang tidur dan nutrisi."

Ha Ni sangat berterima kasih pada dokter yang sudah memerika Seung Jo. Dokter itu lalu berpesan, "Dokter Baek akan istirahat beberapa hari. Mengapa kau tidak mencoba memberikan dia perhatian yang lebih ekstra?" Ha Ni langsung menjawab, "Tentu saja. Aku Perawat Oh Ha Ni akan membuatnya segera pulih."



Seung Jo terbangun dari tidurnya karena suara Oh Ha Ni yang berisik makanya dia berkata, "Sangat berisik. Bisakah kau biarkan aku tertidur tenang?" Ha Ni senang melihat Seung Jo sudah bangun dan dia langsung berteriak kencang, "SEUNG JOOOO!!"



Perawat mulai bergossip dan berkata, "Aku dengar Dokter Baek di rawat karena ada retak tulang. Dia tidak akan beraktifitas untuk 2 minggu." Tentu saja perawat yang lain langsung senang karena itu kesempatan mereka untuk merawat Seung Jo dan lebih dekat dengan Seung Jo. Ha Ni datang dan berkata, "Tidak perlu khawatir. Aku yang akan merawat Pasien Baek Seung Jo." Tentu perawat yang lain tidak senang dan berkata, "Perawat Oh Ha Ni, harusnya kau memisahkan urusan kerjamu dan urusan pribadimu." Ha Ni berkata, "Aku sudah meminta izin dari Perawat Soo. Jadi jangan ada yang mendekati kamar Pasien Baek Seung Jo."



Ha Ni masuk ke kamar Seung Jo dan bilang bahwa dia akan mengecheck suhu Seung Jo. Seung Jo diam saja saat Ha Ni memasukan alat pengukur suhu tubuh ke mulutnya.

Beberapa jam kemudian Ha Ni kembali masuk kedalam kamar Seung Jo dan berkata, "Hari ini akan ada 2 suntikan." Seung Jo bertanya, "Bagaimana dengan kondisiku? Apa kau melaporkannya dengan benar?" Ha Ni menjawab, "Berbaliklah. Ini hanya retak yang sederhana, lalu apa yang harus aku laporkan?" Seung Jo bertanya, "Hey apakah suntikanmu itu tetap sakit?" Ha Ni mengeluarkan suntikannya dan langsung menyuntikannya ke Seung Jo yang berteriak kesakitan.

Ha Ni kembali ke kamar Seung Jo dan Seung Jo bertanya, "Baru saja kau keluar dan kini kau sudah datang kembali?" Ha Ni dengan ceria berkata, "Kita perlu mengganti perbanmu."



Ha Ni kembali ke kamar Seung Jo dan lagi-lagi Seung Jo keheranan, "Apakah kau tidak bergilir mengunjungi pasien yang lain? Apakah kau tidak pulang ke rumah?" Ha Ni menunjukan bekal yang di pegangnya dan berkata, "Ayo makan bersama. Aku akan merawatmu 24 jam hingga kau sembuh. Tenang lah, aku akan menjadi tangan dan kakimu."

Ha Ni menawari untuk menyuapi Seung Jo dan Seung Jo langsung berkata, "Hey aku dapat makan sendiri. Kenapa kau seperti ini? Yang sakit itu kakiku." Ha Ni berkata, "Pasien harus mendengarkan apa yang di katakan oleh perawat. Makanlah." Seung Jo pun mulai makan dan di suapi oleh Ha Ni. Ha Ni benar-benar ceria dan berkata, "Bagus. Kau makan dengan sangat baik. Kau ingin makan dengan apa lagi?" Seung Jo berkata pelan, "Telur itu."



Ha Ni keluar dari ruangan kamar Seung Jo dan dia bertemu dengan seorang dokter yang membawa grafik pasiennya Seung Jo dan Seung Jo harus memeriksanya. Ha Ni langsung berkata, "Tidak! Dokter Baek sedang dalam masa perawatan jadi dia harus stabil keadaannya." Dokter itu berkata, "Dokter Baek hanya retak tulang kaki dan dia tentu saja bisa memeriksa semua ini." Mereka berdua berdebat lama dan akhirnya Ha Ni berkata, "Berikan grafik itu padaku dan aku akan memberikannya pada dokter Baek."



Sepanjang malam Ha Ni masih ada di rumah sakit dan dia sengaja memeriksa grafik milik pasiennya Seung Jo. Ha Ni mengomel saat melihat grafik itu, "Mengapa tulisan dokter itu seperti ayam? Sangat sulit di baca. Ah haruskah aku menayakan hal ini pada perawat Soo?"



Dokter yang membawa grafik itu tiba-tiba datang ke kamar Seung Jo dan membawa grafik pasien Seung Jo yang telah di periksa Ha Ni lalu dia berkata, "Apakah kau memberontak karena aku memintamu yang kini seorang pasien untuk melakukan pemeriksaan ini?" Seung Jo kebingungan dan bertanya, "Senior, apa maksudmu?" Dokter itu memperlihatkan grafik itu pada Seung Jo dan berkata, "Lihatlah ini. Ini benar-benar kacau. Satu-satunya yang benar itu hanya tanda tanganmu!" Seung Jo bertanya, "Kapan kau memberikan ini?" Dokter itu menjawab, "Aku menitipkannya pada Perawat Oh Ha Ni... Oh Tughn apakah ini Perawat Oh yang melakukannya?" Seung Jo terlihat tertawa mengetahui hal ini.

Dokter itu lalu berkata, "Saat kau pingsan, dia terus berkata bahwa dia tidak dapat hidup tanpamu. Dia benar-benar gila karena mengatakan akan ikut mati jika kau mati. Baiklah aku mengerti bahwa kau sekarang ini adalah pasien." Seung Jo tersenyum dan berkata, "Bagi Oh Ha Ni semua ini benar." Dokter itu lalu berkata, "Dokter Baek kau sepertinya membutuhkan pekerjaan yang berbeda dan kehidupan pribadimu." Seung Jo langsung memotong kata-kata dokter itu dan berkata, "Senior biarkan grafik ini aku akan memeriksanya kembali."



Ha Ni masuk ke ruangan Seung Jo dan kaget saat melihat Seung Jo sedang memeriksa grafik pasien. Ha Ni langsung melarang Seung Jo bekerja dan Seung Jo bertanya, "Ini semua kau yang lakukan bukan? Apa yang kau pikirkan hah? Untuk catatan pasien ini hanya aku yang dapat melakukannya! Sebagai perawat, Bagaimana mungkin kau bisa tidak bijaksana seperti ini?" Ha Ni menjawab, "Aku bertanya pada Perawat Soo dan aku berusaha memberikan yang terbaik. Sekarang semua orang mengandalkanmu dan kau bisa sakit kembali. Aku hanya ingin kau beristirahat sebentar. Aku hanya ingin kau merasa nyaman. Maafkan aku. Aku hanya mencobanya.... tapi ternyata aku membebanimu kembali."

Ha Ni mulai menangis dan Seung Jo bertanya, "Kenapa kau menangis?" Ha Ni menjawab, "Tidak peduli seberapa keras aku berusaha tapi aku tetap tidak memenuhi syarat untuk menjadi istrimu." Seung Jo menggenggam tangan Ha Ni dan berkata, "Baiklah aku minta maaf. Kalau begitu aku juga sama, aku tidak dapat melindungimu saat kau terjatuh itulah sebabnya aku berbaring disini. Aku juga tidak memenuhi syarat untuk menjadi suamimu, benar bukan? Terima kasih Oh Ha Ni."



Seung Jo berkata dalam hati, "Aku belajar hal baru setelah di rawat seperti ini, pelajaran yang aku dapat itu adalah perasaan sebagai pasien. Dan istriku tercinta ini menjadi perawat yang sesungguhnya."

Ha Ni berkata dalam hati, "Tidak peduli apa yang aku lihat, aku pikir Seung Jo menjadi sehat karena kekuatan cintaku."

Sinopsis Playfull Kiss Episode 4 Part 2



Ibu Seung Jo, Seung Jo, Ha Ni, dan Eun Jo sedang berkumpul di ruang tengah. Eun Jo tiba-tiba bertanya, "Ji Soo Noona akan kembali?" Seung Jo juga ikut bertanya, "Go Ji Soo? Apakah dia sudah kembali?" Ibu Seung Jo menjawab, "Ya. Dia sedang berlibur sehingga dia akan datang kemari. Dia mengatakan bahwa dia sedang di bandara beberapa saat yang lalu, dia akan sampai kemari secepatnya."

Ha Ni yang tidak mengetahi siapa itu Ji Soo pun bertanya, "Ji Soo? Siapa dia?" Eun Jo menjawab, "Seseorang. Jika dia tidak pindah ke luar negeri maka kaka iparku mungkin bukan Oh Ha Ni tapi Ji Soo Noona!" Ibu Seung Jo jelas langsung memarahi Eun Jo, "Apa yang kau katahui hah Baek Eun Jo? Kau bahkan masih menggunakan popok pada saat itu. Ji Soo itu dulu tinggal di daerah kami. Dia sudah seperti kaka adik dengan Seung Jo dan Eun Jo. Ji Soo akan terus mengikuti Seung Jo kemanapun dan Eun Jo akan mengikuti Ji Soo kemanapun. Mereka bertiga ini sangat lucu bersama. Dan seluruh tetangga sering membayangkan bagaimana jika Seung Jo dan Ji Soo menikah..." Ibu Seung Jo berhenti berbicara karena dia sadar bahwa dia salah berbicara dan dia mencoba mencairkan suasana dengan tertawa, "Hahaha tenang saja dia sudah lama tidak di Korea jadi dia tidak akan merebut Seung Jo."

Ibu Seung Jo lalu mengatakan bahwa Ji Soo ini satu tahun lebih muda dari Ha Ni jadi Ibu Seung Jo berharap Ha Ni akan baik dan akrab dengan Ji Soo. Ha Ni tersenyum senang dan berkata, "Aku sedikit gugup karena dia lebih muda dariku. Seujujurnya aku berharap memiliki adik perempuan dari pada adik laki-laki." Ibu Seung Jo terlihat senang mendengar hal itu. Suara bel berbunyi dan Eun Jo langsung berkata, "Itu pasti Ji Soo Noona."



Eun Jo membukakan pintu dan Ji Soo pun masuk kedalam rumah dan langsung memeluk Ibu Seung Jo. Ibu Seung Jo berkata, "Wow kau tumbuh tidak seperti yang ku bayangkan." Ji Soo tersenyum dan bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Seung Jo berdiri dan menyapa Ji Soo. Ji Soo sangat senang melihat Seung Jo dan langsung memeluk Seung Jo, "Oppa aku sangat merindukanmu." Ha Ni kaget melihat Ji Soo yang tiba-tiba memeluk Seung Jo apalagi Ji Soo juga tiba-tiba mencium pipi Seung Jo.

Ibu Seung Jo memisahkan Ji Soo dan Seung Jo lalu berkata, "Ji Soo, ini adalah istri Seung Jo, Oh Ha Ni." Ji Soo memberi salam dan berkata pada Ha Ni, "Unnie aku ingin sekali bertemu denganmu. Bagaimana caramu merayu Oppa Baek Seung Jo ku ini? Aku benar-benar ingin tau. Jadi kau harus menceritakannya padaku, baik?"

Ji Soo memeluk Seung Jo dan berkata, "Oppa setiap hari aku memimpikanmu, Apa kau tau itu? Dimana kamarmu Oppa? Ayo kesana." Ha Ni benar-benar kesal melihat sikap Ji Soo yang selalu menempel dengan Seung Jo.



Saatnya makan bersama. Ji Soo datang dan meminta maaf karena tidak membantu Ha Ni menyiapkan makanan. Ha Ni berkomentar, "Tidak apa-apa. Bagaimanapun juga kau tamu disini." Ha Ni menarik kursi hendak duduk di samping Seung Jo namun Jo Soo sudah lebih dulu duduk di kursi Ha Ni tersebut. Ha Ni jelas kesal dan terlihat bahwa Ibu Seung Jo dan Seung Jo juga kaget melihat Ji Soo yang duduk di tempat Ha Ni. Akhirnya Ha Ni pun duduk di kursi samping Eun Jo.

Saat Seung Jo akan makan, Ji Soo memberikan daging pada sendok Seung Jo dan meminta Seung Jo untuk memakan itu. Seung Jo tidak enak untuk menolak hingga akhirnya dia mencobanya. Ha Ni yang melihat itu jelas sangat-sangat kesal. Ji Soo tiba-tiba berkata, "Aku tau sekarang Unnie. Kau duluan yang mendekati Oppa Seung Jo ku ini kan?" Eun Jo yang menjawab, "Tentu saja dia yang mengejar Hyung." Ji Soo memeluk lengan Seung Jo dan berkata, "Jika aku tau hal itu maka aku tidak akan melepaskan Oppa Seung Jo ku ini semudah itu. Aku harusnya membuat dia menjadi milikku sebelum aku pergi keluar negeri."

Ha Ni kesal mendengar hal itu dan berkata dalam hati, "Apa yang dia katakan hah? Bagaimanapun juga Seung Jo kini suamiku. Huh dia terus memanggil 'Seung Jo Oppa ku, Seung Jo Oppa ku.' Bukankah dia ini cukup berbahaya?"



Ibu Seung Jo mendekati Ha Ni dan berkata, "Ha Ni jangan khawatir. Dia selalu begitu, terlalu ramah pada orang lain." Ha Ni berusaha tersenyum dan menjawab, "Ah tidak apa-apa Ibu."



Ha Ni duduk di atas tempat tidur dan Seung Jo masuk ke kamar lalu bertanya, "Bukankah dia lucu?" Ha Ni menjawab, "Huh? Ah ya dia cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Dan dia terlihat sangat percaya diri sekali di depanmu Seung Jo." Seung Jo berkomentar, "Dia sudah lama sekali di daerah ini dan dia terlihat seperti perempaun sekarang ini. Jangan sampai kau menganggapnya sebagai sainganmu atau apapun. Jangan membandingkan dirimu dengan dia atau nanti kau akan bingung." Ha Ni jelas sangat kesal mendengar Seung Jo yang terlihat membela Ji Soo.

Seung Jo kembali berkata, "Berbuat baiklah selama dia ada disini, mengerti?" Ha Ni langsung berbaring dan bberkata dalam hati, "Benar. Dia itu hanya seperti adik perempuan. Tapi bagaimanapun juga kenapa aku merasa aneh dan cemas?" Ha Ni bingung sendiri dan langsung menutup dirinya menggunakan selimut dan tentu itu membuat Seung Jo bingung juga.



Ha Ni menunggu di luar kampus untuk menunggu kelasnya Seung Jo berakhir namun Seung Jo belum keluar juga sehingga dia meninggalkan pesan suara, "Seung Jo sepertinya kelasmu berakhir telat. Ayo kita makan di Restaurant Papah. Dia menyiapkan menu baru. Dia bilang bahwa ini sangat populer sehingga aku harus mencicipinya bersamamu. Aku ada di depan perpustakaan saat ini. Aku akan menunggumu."

Pada akhirnya Ha Ni pulang sendiri karena Ji Soo meninggalkan pesan, "Bisakah kau meminjamkan Seung Jo Oppa untuk hari ini saja?" Lalu Seung Jo juga meninggalkan pesan, "Kita dapat memakan mie nanti. Tapi jika kau benar-benar penasaran dengan menu baru itu maka kau pergi saja ke Restaurant Papah. Sampaikan pada Papah penyesalanku"

Ha Ni terus berjalan sendirian dan berkata, "Seung Jo itu bukan sebuah barang, lalu mengapa aku harus meminjamkannya? Seung Jo adalah suamiku dan aku istrinya. Tunggu... Apakah aku cemburu sekarang ini? Apa yang salah denganku? Dia hanya pergi keluar bersama perempuan yang lebih muda yang sudah seperti adik. Ya ya itu tidak benar. Bahkan kami sudah berjanji cinta kita di depan banyak orang. Oh ini benar-benar sangat lucu."



Saat Ha Ni sedang melipat pakaian, Ji Soo datang menghampirinya dan tiba-tiba berkata, "Dibadingkan dengan laki-laki lain, Oppa Seung Jo ku ini baik dalam berciuman, benar bukan?" Ha Ni kaget mendengar hal itu dan menjawab, "Hmm Seung Jo adalah satu-satunya jadi aku tidak memiliki perbandingan." Ji Soo berkomentar, "Kau naif! Aku sudah mencobanya beberapa kali saat di luar negeri dan aku pikir tidak ada yang sebaik Seung Jo Oppaku ini. Ciuman pertama ku itu dengan Seung Jo Oppa. dan aku yakin itu juga ciuman pertama bagi Seng Jo Oppa. Kau sungguh beruntung Unnie dapat bersama dengan Seung Jo Oppa yang pinter berciuman. Sudah aku pergi tidur duluan. Selamat malam." Ji Soo pergi dan itu membuat Ha Ni kesal sekali.



Saat malam, Ha Ni membuat kegaduhan di tempat tidur dan itu membuat Seung Jo kesal dan bertanya, "Apakah kita bisa tidur?" Ha Ni ingin bertanya sesuatu namun dia tidak jadi bertanya. Seung Jo yang bertanya, "Apa?" Ha Ni pun memberanikan diri bertanya, "Kamu... Ciuman pertamamu..." Seung Jo mendengar kata ciuman itu seperti kata "Chucky" sehingga dia bertanya, "Chucky? Film Horror itu?" Ha Ni kebingungan dan menjawab, "Ya film itu menyeramkan." Seung Jo bertanya, "Apa kau bermimpi itu?" Ha Ni tidak mendengarkan pertanyaan Seung Jo dan memilih tertidur.



Pagi-pagi Ha Ni turun ke dapur dan melihat Ji Soo yang sedang memasak sarapan untuk Seung Jo. Ji Soo berkata, "Selamat pagi unnie. Kau harusnya tidur lah sebentar lagi, aku akan memasak sarapan untuk Seung Jo Oppa ku . Oppa sangat menyukai Ommelet jadi aku membuatnya." Ha Ni tiba-tiba merebut piring Ji Soo dan berkjata, "Ini pekerjaanku." Ha Ni dan Ji Soo saling berebut piring dan itu membuat omelete itu jatuh ke kepalanya Eun Jo. Ha Ni dan Ji Soo pun kaget melihat hal itu dan Eun Jo tentu merasa kesal.



Saat Ha Ni berjalan ke kamarnya, dia kaget mendengar ada suara seseorang di dalam kamarnya. Ha Ni masuk ke kamar dan kaget saat melihat ada Ji Soo yang sedang berbaring di kasurnya sambil melihat album foto. Ha Ni bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Ji Soo menjawab dengan santai, "Seung Jo Oppa ku sedang ada di kamar mandi." Ha Ni benar-benar kesal dan berkata, "Aku tanya sedang apa kau disini? Ini kamar kami! Aku mengerti bahwa kalian berdua dekat tapi ini sudah salah! Kumohon keluarlah."

Ji Soo berkata, "Unnie kau ini adalah istri Seung Jo Oppa lalu kenapa kamu harus gugup begitu?" Seung Jo datang ke kamar dan bertanya, "Ada apa ini?" Ji Soo menjawab, "Aku hanya penasaran dengan kamar pengantin kalian. Maafkan aku Unnie, aku tidak tahu jika kau tidak suka." Ji Soo langsung pergi dari kamar itu.



Ha Ni mencoba menjelaskan namun Seung Jo sudah kesal duluan, "Apa lagi salah paham yang terjadi sekarang ini? Apa kau cemburu pada adik perempuan seperti dia? Kau ini benar-benar..." Seung Jo pergi meninggalkan Ha Ni yang kecewa.



Seung Jo menghampiri Ji Soo di taman rumah dan meminta maaf namun Ji Soo berkata, "Tidak apa-apa. Ini bukanlah salahmu Oppa Seung Jo." Ji Soo bertanya, "Oppa, aku benar-benar tidak mengerti mengapa kau bisa menyukai Oh Ha Ni. Walaupun aku pergi keluar negeri tapi yang selalu aku pikirkan itu kau Oppa. Dan saat aku mendengar berita bahwa kau menikah, apa kau tau seberapa besar aku terkejut? Apa kau benar-benar menyukai Unnie? Apa ini bukan hanya rasa kasihan?"

Ha Ni mendengar pembicaraan Seung Jo dan Ji Soo tadi. Ha Ni berkata, "Jika kau begitu menyukainya maka seharusnya kau tidak pergi ke luar negeri! Bagaimana mungkin kau bisa berpisah dengan orang yang kau suka untuk waktu yang lama?Jika itu aku maka aku tidak akan pernah pergi ke luar negeri. Tidak akan pernah! Kemana aku akan pergi jika tanpa Seung Jo? Bagaimana mungkin aku pergi? Aku bahkan tidak pernah membayangkannya! Jika aku tidak melihat Seung Jo untuk sehari saja aku merasa akan mati. Aku benci sabtu, minggu, dan liburan karena aku tidak dapat melihat Seung Jo. Kamu... Apa mungkin kamu dapat merasakan perasaan itu?"

Ji Soo berkata, "Itu yang kau rasakan Unnie. Aku bertanya apa yang di rasakan oleh Oppa Seung Jo." Ha Ni kebingungan dan menatap Seung Jo yang hanya diam. Ha Ni merasa malu karena dia sendiri tidak tahu apa yang Seung Jo rasakan dan Ha Ni pun langsung berlari pergi.

Seung Jo berkata, "Itu benar. Aku tertarik padanya. Kekuatannya saat dia tidak dapat berbuat apa-apa dan menjadi cemburu, aku suka kekuatan milik Ha Ni itu." Seung Jo pergi meninggalkan Ji Soo yang kebingungan.



Ha Ni duduk termenung di tangga jalan. Seung Jo datang dan menyelimuti Ha Ni dengan sweethernya. Seung Jo mendekati Ha Ni dan berkata lembut, "Baby Oh Ha Ni, apa yang kau lakukan disini?" Ha Ni menjawab, "Aku hanya takut kehilanganmu. Apa aku ini terlihat menyedihkan?" Seung Jo berkata, "Hey kau gadis yang menyedihkan ayo pergi."

Ha Ni berdiri dari duduknya dan Seung Jo berkata, "Aku memilihmu. Baek Seung Jo memilih Oh Ha Ni. Kau adalah satu-satunya untukku."

Sinopsis Playfull Kiss Episode 3 Part 2

Seung Jo sedang duduk di sebuah bangku dan Ha Ni tiduran di pangkuannya. Seung Jo berkata, "Ha Ni, bangunlah. Ada sesuatu yang ingin aku berikan." Ha Ni masih memejamkan matanya dan berkata, "Aku masih terlalu mengantuk untuk bangun." Seung Jo tersenyum dan berkata, "Tidak. Kau harus bangun." Seung Jo meletakan buah peach di bibir Ha Ni dan berkata, "Ha Ni makanlah. Ini hadiah dariku." Ha Ni masih terpejam dan tersenyum lalu berkata, "Tapi peach ini berbulu." Saat Ha Ni akan menggiggit peach itu tiba-tiba suara Seung Jo berubah menjadi kasar, "Jika kau lapar berhentilah makan kaki boneka itu!"



Ha Ni terbangun dari mimpinya dan ternyata dia sedang menggiggit kaki boneka teddy bear yang di berikan oleh Min Ah. Ha Ni melihat Seung Jo yang sedang bersiap-siap pergi dan Ha Ni pun berkata, "Peach. Aku baru saja makan peach." Seung Jo berkomentar, "Berhentilah membicarakan buah peach! Kenapa kau tidak cepat bangun untuk segera pergi ke kampus? Bukankah kau malas hanya karena kau memiliki kelas di sore hari ini?" Ha Ni berkata, "Aku merasa tidak enak badan hari ini. Aku merasa mual." Seung Jo bertanya, "Apa yang kau makan kemarin?" Ha Ni menjawab, "Kemarin? Hmm kemarin Min Ah ulang tahun jadi...." Seung Jo memotong pembicaraan dan berkata, "Mintalah pada Ibu obat. Dia sudah membuatkan sarapan dan menunggumu di bawah."

Ha Ni kebingungan dna berkata, "Bukankah ini Jumat? Dia mengatakan akan pergi ke pertemuan pada pagi hari." Seung Jo berkata, "Hari ini hari Kamis! Sudahlah aku pergi."



Pagi-pagi Ibu Seung Jo dan Ha Ni sedang sarapan bersama. Ibu Seung Jo memakan jeruk dan berkomentar, "Ouch ini sangat asam. Ah Ha Ni kau bilang kau mimpi buah peach?" Ha Ni menjawab, "Ya. Aku bermimpi Seung Jo memberikan buah peach padaku." Ha Ni sudah selesai makan dan mengambil jeruk. Ibu Seung Jo terus menatap Ha Ni dan bertanya, "Kenapa? Ha Ni apakah kau kurang enak badan hari ini?" Ha Ni menjawab, "Ya. Aku sedikit mual. Tenanglah aku hanya akan memakan jeruk ini saja."

Ibu Seung Jo semakin curiga dan berkata, "Kau merasa mual? Dan kau ingin makan jeruk yang asam ini?" Ha Ni tersenyum dan terus memakan jeruknya. Ibu Seung Jo berkata, "Mungkinkah.... Apakah kau memiliki sebuah ide kenapa itu terjadi? Dengan Seung Jo?" Ha Ni tertawa dan berkata, "Ah tidak mungkin Ibu Mertua." Ibu Seung Jo langsung memeluk Ha Ni dengan yakin berkata, "Sebagai wanita yang sudah memiliki 2 anak, aku yakin akan hal ini! Luar biasa... Kau akhirnya melakukannya. Ah tunggu aku tidak bisa tinggal diam." Ha Ni masih kebingungan namun dia tersenyum dan terus memakan jeruk yang asam.



Ibu Seung Jo menelfon Min Ah berkata, "Min Ah kau harus datang untuk bertemu dengan Ha Ni ku ini." Min Ah kaget dan bertanya, "Benarkah Ha Ni?" Ibu Seung Jo tertawa dan menjawab, "Aku tidak menduga akan secepat ini."



Min Ah lalu menelfon Joo Ri dan Joo Ri tentu sangat kaget, "Apakah yang kau katakan ini benar?" Min Ah menjawab, "Tentu. Ibu Seung Jo yang menelfonku dan aku pun terkejut saat mendengarnya." Joo Ri ikut senang dan berkata, "Wow Oh Ha Ni. Aku tau bahwa dia akan menjaga banyak hal yang penting."



Ibu Seung Jo menelfon ke Parang University dan memberikan kabar bahwa Ha Ni akan segera menjadi seorang Ibu. Jelas saja berita ini langsung tersebar cepat di kalangan para mahasiswa. Dan berita ini pun sampai ke telinga Seung Jo yang kebingungan.



Ha Ni sedang duduk di kamarnya dan berkata, "Apa yang akan Seung Jo katakan? Ekspresi seperti apa yang akan dia tunjukan?Jika aku tiba-tiba memanggil dia Papah, bukankah dia akan sangat terkejut? Aku seorang Ibu.... "



Min Ah dan Joo Ri mampir ke rumah dan Ha Ni berkata, "Tapi setalah mendengar apa yang Ibu katakan padaku, aku merasakan sesuatu yang menggeliat di perutku." Min Ah dan Joo Ri sama-sama tertawa. Ha Ni terus meyakinkan mereka berdua, "Hey aku serius dapat merasakannya. Keajaiban seperti Seung Jo itu jarang ada." Min Ah berkomentar, "Aku membayangkan seperti apa nantinya. Mereka bilang keajaiban dan idiot itu adalah bagian dari kertas." Joo Ri juga berkomentar, "Benar. Ini spekulasi yang berbahaya."

Ha Ni berkata, "Aku berharap dia akan menuruni otak Seung Jo." Min Ah bertanya, "Lalu wajah?" Ha Ni menjawab, "Tentu saja wajahku." Joo Ri berkomentar, "Apa maksudmu? Wajahnya harus mengikuti Papahnya, Seung Jo." Ha Ni kesal dan bertanya, "Kenapa memangnya dengan wajahku?" Joo Ri berkomentar, "Kau? Huh tidak akan pernah. Itu akan menjadi masalah. Wajahnya harus 100% mirip dengan Seung Jo." Ha Ni jelas langsung cemberut.



Seung Jo pulang ke rumah dan di kejutkan oleh Min Ah dan Joo Ri yang memberikan selamat padanya. Seung Jo kebingungan dan bertanya, "Ada apa?" Joo Ri dan Min Ah menarik Seung Jo ke ruang tamu dimana seluruh keluarga sudah berkumpul untuk merayakan hal ini. Ha Ni tersenyum malu-malu.



Seung Jo bertanya, "Ada apa ini?" Bapa Seung Jo berkata, "Duduklah terlebih dahulu." Seung Jo duduk di kursi dan kembali bertanya, "Ada apa ini?" Ibu Seung Jo memperlihatkan sebuah baju bayi dan bertanya, "Seung Jo yah, bukankah ini cantik? Oh baju-baju ini luar biasa manis sekali." Bapa Seung Jo berkomentar, "Sayang, mengapa baju ini semuanya berwarna pink? Ah Seung Jo bukankah hiasan ini lucu? Lihatlah ada pesawat dan mobil. Dan ini ada mobil-mobilan yang dulu kau pernah pakai." Ibu Seung Jo berkomentar, "Sayang, barang-barang itu sepertinya itu anak laki-laki." Bapa Seung Jo berkata, "Ini adalah cucu pertama kita, harusnya laki-laki." Ibu Seung Jo tetap ingin cucu perempuan dan akhirnya mereka berdua jadi bertengkar.

Eun Jo berkomentar, "Jika itu bayi perempuan maka akan seperti kaka ipar Oh Ha Ni, aku menolaknya! Orang-orang menyukai Oh Ha Ni menurutku sudah cukup." Ibu Seung Jo kesal dan berkata, "Baek Eun Jo!"

Seung Jo berkata, "Tunggu sebentar. Jadi maksud kalian ini Ha Ni hamil?" Ha Ni tersenyum dan menjawab, "Aku pikir begitu." Seung Jo bertanya, "Apakah kau sudah melakukan pemeriksaan?" Ha Ni menjawab, "Aku sudah membicarakannya dengan Ibu dan aku pikir iya." Ha Ni berbisik pada Seung Jo dan berkata, "Kau ingat malam itu kan. Malam saat hujan." Seung Jo berkomentar, "Hal bodoh apa yang kau maksudkan?Kau tidak yakin akan satu hal dan kau langsung merasakan bahwa kau hamil?" Joo Ri dan Min Ah sama-sama terdiam mendengar kata-kata itu.



Ha Ni dan Seung Jo pergi bersama dengan mobi. Ha Ni berkata, "Haruskah kita membeli perlengkapan bayi? Dan aku pikir mobil ini terlihat terlalu kecil untuk anak-anak." Seung Jo berkata, "Diamlah." Ha Ni kesal dan bertanya, "Sepertinya kau tidak senang kita memiliki anak, benar bukan? Bayi yang ada di perutku ini dapat mendengar semua yang kita katakan. Kau benar-benar Papah yang buruk!" Seung Jo hanya berkomentar, "Sudah kubilang diamlah." Ha Ni benar-benar kesal dan berkata, "Kau sebaiknya berhati-hati. Kau akan menjadi dokter seharusnya kau tau bahwa tiga bulan pertama adalah saat yang berbahaya. Hey kata-katamu yang tidak bijaksana itu .... aku tidak ingin mengatakannya tapi keguguran itu mungkin saja terjadi."

Seung Jo berkata, "Hey Oh Ha Ni!" Oh Ha Ni sudah sangat kesal sehingga dia berkata, "Lupakan itu. Aku tidak ingin mendengar apa yang kau katakan lagi. Aku ingin kedamaian!"



Ha Ni shock saat di beritahu oleh dokter bahwa dirinya sebenarnya tidak hamil. Ha Ni bertanya, "Tapi mengapa aku merasa ada sesuatu yang bergerak di perutku ? Bahkan aku merasa mual dan tidak enak badan?" Dokter menjawab, "Perutmu terlalu terpenuhi makanan sehingga kau merasa seperti itu." Seung Jo yang mendengar jawaban dokter langsung tersenyum dan bertanya, "Apa yang kau makan hah?" Dokter berkata, "Jangan kecewa, kau masih tetap muda."



Ha Ni dan Seung Jo pulang ke rumah dan mereka berbicara di teras atas. Ha Ni berkata, "Pada Ibumu, Bapamu dan Papahku aku merasa sungguh minta maaf." Seung Jo berkomentar, "Ini bukan salahmu. Ibulah yang terlalu berlebihan."



Bapa Seung Jo dan Ibu Seung Jo menatap belanjaan bayi yang mereka sudah siapkan dan ya mereka merasa sedikit kecewa. Eun Jo juga ternyata kecewa karena dia bahkan sudah mencari informasi mengenai bayi dan dia mencari video cara mengasuh bayi.



Seung Jo bertanya, "Apa kau kecewa?" Ha Ni menjawab, "Aku terlalu gembira karena aku pikir akan memiliki bayi yang mirip denganmu Seung Jo." Seung Jo berkomentar, "Tidak apa-apa jika Bayi itu juga mirip denganmu." Ha Ni bertanya, "Benarkah? Ah kau mengatakan hal seperti ini pasti untuk menggodaku, benar bukan?"



Seung Jo menyentuh jidat Ha Ni dan berkata, "Jidat yang datar ini, mata yang terlihat seperti tertidur ini... tidak buruk." Seung Jo memukul pelan jidat Ha Ni dan Ha Ni bertanya, "Kenapa kau memukulku hah?" Seung Jo mengalihkan pembicaraan dan berkata, "Tapi aku benar-benar berharap mereka tidak akan mewarisi otakmu." Ha Ni tersenyum kesal. Seung Jo kembali berkata "Menjadi Papah dari anak yang seperti Oh Ha Ni, terdengar menyenangkan." Ha Ni berkata, "Huh kau mencoba menghiburku karena ini tidak jadi. Apa kau pikir aku tidak dapat menyadarinya hah?" Seung Jo bertanya, "Kau tidak percaya dengan kata-kata yang dikatakan oleh suamimu ini? Baiklah Oh Ha Ni aku akan menunjukan seperti apa diriku."



Seung Jo langsung menggendong Ha Ni dan berkata, "Hari ini akan menjadi malam yang special." Ha Ni memukul Seung Jo dan berkata, "Hey apa yang kau lakukan hah?"

Sinopsis Playfull Kiss Episode 2 Part 2




Ha Ni sedang belajar untuk menusukan jarum suntik pada tangan pasien. Dia mencoba menusukan jarum suntik pada tangan salah seorang temannya di kelas namun dia gemetaran bahkan dia mulai berkeringat karena ketakutan ini. Ha Ni terus mengumpulkan keberaniannya dan mencoba menyuntikan suntikan itu pada tangan temannya namun pada akhirnya Ha Ni menjatuhkan suntikan itu karena dia ketakutan.



Ha Ni tertunduk lemas di dalam kelas. Seung Jo datang dan menempelkan minuman dingin di leher Ha Ni sehingga Ha Ni langsung kaget. Seung Jo sadar bahwa Ha Ni terlihat lesu sehingga dia bertanya, "Ada apa?" Ha Ni membuka minuman dari Seung Jo dan menjawab, "Aku terlalu ketakutan hingga tidak bisa melakukannya. Aku tidak mau melakukannya. Aku membenci suntikan." Seung Jo berkomentar, "Ada seseorang yang harus kau suntik. Apa yang kau takutkan hah? Maksudku memberikan suntikan adalah hal dasar untuk seorang perawat. Kau tidak akan di suntik. Apa yang akan kau lakukan jika orang yang akan di suntik itu terlalu takut untuk melakukannya?"

Ha Ni benar-benar lesu dan bertanya, "Tapi apa yang dapat kulakukan jika aku mulai gemetaran saat mengeluarkan jarum suntik?" Seung Jo menjawab, "Jika kau ketakutan, kau tidak boleh menyerah. Jangan jadi beban bagi orang lain. Kau menjadi suster karena aku mengatakan akan menjadi dokter." Ha Ni jelas langsung berkomentar, "Tidak! Tidak seperti itu! Hey bagaimana mungkin suamiku sendiri mengatakan hal seperti itu?" Seung Jo berkata, "Kau lah orang yang pertama mengatakan akan menyerah terlebih dahulu." Ha Ni berkata, "Tapi tetap saja, jika kau tidak membantu...." Seung Jo kembali berkata, "Maka carilah seseorang untuk berlatih. Aku tidak ingin bekerja sama dengan suster yang bahkan tidak bisa menyuntik."

Seung Jo langsung pergi meninggalkan Ha Ni yang semakin kesal karena kata-kata Seung Jo.



Ha Ni pulang ke rumah dan mencari di internet apakah ada seseorang yang mau menjadi seorang relawan untuk dijadikan kelinci percobaan di suntik olehnya. Ha Ni terus mencari dan tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide. Ha Ni pun langsung mengeluarkan HPnya.



Joo Ri menghampiri Ha Ni dan bertanya, "Ada apa pagi-pagi memanggilku datang ke tempat ini?" Ha Ni meminta Joo Ri untuk duduk di sampingnya. Joo Ri melihat ada kue dan berkata, "Wow semua kue ini adalah kue yang aku sukai. Apakah ada sesuatu yang special hari ini? Kau datang cepat hanya untuk memberikan semua kue ini padaku?" Ha Ni berkata, "Apa maksudmu? Ya karena aku terlalu sibuk dengan beberapa pelajaran aku sangat merindukan temanku tercinta ini." Joo Ri mulai curiga dan berkata, "Benarkah?"

Ha Ni tersenyum dan berkata, "Joo Ri, kita ini teman baik bukan?" Joo Ri menjawab, "Tentu saja! Oh Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah adalah sahabat baik!" Ha Ni langsung memeluk Joo Ri dan berkata, "Benar. Makanlah lebih banyak Joo Ri. Makanlah."



Ha Ni diam-diam mulai mengeluarkan alat-alat suntikan dari dalam tasnya. Ha Ni bertanya, "Joo Ri apa kau mau vitamin nutrisi? Ini adalah vitamin nutrisi yang sangat mahal." Joo Ri ketakutan dan berkata, "Ha Ni... Aku ketakutan jika dengan suntikan." Ha Ni membuka suntikan dan berkata, "Tenang aku tidak akan menyakitimu." Joo Ri semakin ketakutan dan berkata, "Ha Ni apa yang kau lakukan hah?" Joo Ri langsung kabur dan berlari pergi.



Ha Ni memeluk boneka teddy bear super besar dan mengingat kejadian tadi saat dia bertemu dengan Min Ah.

Ha Ni bertemu dengan Min Ah dan dia berkata, "Temanku yang aku cintai. Aku punya sesuatu permintaan." Min AH tertawa dan berkata, "Kau meninginkan lenganku bukan?" Ha Ni sangat senang dan mengira Min Ah sudah mengerti, "Ini lah mengapa kau temanku." Min Ah membawa sebuah boneka teddy bear besar dan berkata, "Tentu saja kita ini teman baik. Aku sudah mendengarnya dari Joo Ri, ini aku bawakan hadiah." Ha Ni bertanya, "Apa yang kau dengar dari Joo Ri?" Min Ah menjawab, "Ha Ni didunia ini dimana ada orang yang akan memberikan tangannya untuk di suntik secara sukarela? Berlatihlah dengan boneka ini. Lakukanlah yang terbaik. Oh Ha Ni bersemangatlah!" Ha Ni menatap boneka beruang itu dan merasa sedikit kecewa.



Ha Ni sedang ada di dalam kamarnya dan berlatih menyuntik dengan boneka beruang. Seung Jo diam-diam melihat hal itu dari pintu. Ha Ni berhasil menyuntikan jarum pada lengan boneka itu dan dia snagat senang. Seung Jo yang melihat itu ikut tertawa.



Di kelas kembali diadakan latihan menyuntik. Ha Ni bilang pada temannya, "Tidak perlu khawatir. Ini akan baik-baik aja." Teman Ha Ni berkata, "Mana mungkin aku tidak khawatir? Kau akan menyuntikku dengan jatum! Bagaimana mungkin aku tidak ketakutan hah?" Ha Ni berkomentar, "Tenang saja aku akan melakukannya lebih baik. Aku sudah sering berlatih."

Ha Ni melepaskan jarum dan temannya dengan panik berkata, "Hey turniket! ikatkan dulu turniket di tanganku!" Ha Ni melupakan hal itu dan langsung memasangkan turniket(sejenis selang kecil) di lengan temannya itu. Temannya panik dan meminta Ha Ni melakukannya dengan benar. Ha Ni mengerti dan mulai bersiap-siap menusukan jarum itu ke tangan temannya. Ha Ni langsung menyuntikan jarum ke lengan temannya dan temannya berteriak.



Ha Ni duduk di tempat tidurnya dan memandang boneka teddy bear. Seung Jo masuk ke kamar dan bertanya, "Apakah dengan duduk seperti itu akan menyelesaikan semua masalah?" Seung Jo melipat baju tangan panjangnya dan berkata, "Ini. Tangan untuk berlatih. Cepatlah sebelum aku berubah pikiran." Ha Ni pun langsung tersenyum senang.



Ha Ni mengikatkan turniket di lengan Seung Jo dan membuatnya seperti pita. Seung Jo berkomentar, "Hey Oh Ha Ni, siapa yang memintamu untuk mengikat turniket ini berbentuk pita?" Ha Ni mengerti dan langsung melepaskan kembali turniket itu. Seung Jo berkata, "Ingat kau harus mengikat turniket itu 8-10 cm dari suntikan. Jika kau mengikat terlalu tinggi maka pembuluh darah arteri akan terluka. Jadi berhati-hatilah."

Ha Ni mengerti dan mulai melakukan prosuder untuk menyuntik. Pertama Ha Ni meminta Seung Jo mengepalkan tangannya sesuai dengan jumlah usianya agar pembuluh darah dapat terlihat. Namun pembuluh darah belum terlihat hingga akhirnya Ha Ni memukul-mukul lengan Seung Jo. Seung Jo berkata, "Hey lihatlah ini ada 3 pembuluh darah. Jarum ini perlu disuntikan pada bagian yang benar jadi lihatlah pembuluh darah yang benar. Pembuluh darah itu akan mempermudah kau menyuntik nantinya. Lihatlah yang ini. Kau suntikan disini."

Ha Ni mulai tegang dan berkata, "Suntik disini?" Ha Ni mengambil suntikan dan Seung Jo kembali berkomentar, "Apa kau tidak akan membersihkan kumannya terlebih dulu?" Ha Ni baru ingat dan langsung membersihkan lengan Seung Jo yang akan di suntik. Setelah itu Ha Ni bersiap-siap mengeluarkan jarum suntik kembali. Seung Jo sendiri terlihat ketakutan. Ha Ni menusukan jarum itu ke tangan Seung Jo dan dia senang karena telah berhasil. Seung Jo bertanya, "Apakah darahnay keluar?" Ha Ni melihat jarum suntik yang ternyata tidak ada darah sama sekali. Ha Ni dan Seung Jo pun jadi panik.

Tangan Seung Jo sudah biru karena terus di pakai berlatih oleh Ha Ni. Seung Jo menganti tangannya menjadi tangan kanan untuk di pakai belatih oleh Ha Ni. Seung Jo memberikan beberapa informasi dan Ha Ni mulai mengerti. Ha Ni menusukan jarum ke tangan Seung Jo dan Seung Jo berteriak kesakitan. Tapi Ha Ni justru senang karena ada darah yang keluar dan itu artinya dia sukses melakukan suntikan itu.



Seung Jo pergi dari kamar dan menuju ruang tamu. Seung Jo bergumam, "Kenapa dia terus menyuntikku seperti ini? Aku benar-benar gila." Seung Jo terus menatap lengannya yang biru-biru akibat di suntik beberapa kali oleh Ha Ni. Ha Ni tiba-tiba muncul dan berkata, "Seung Jo yah, jika aku melakukannya sekali lagi aku yakin akan mengingat caranya." Seung Jo kaget dan bertanya, "Dimana lagi kau akan menyuntikku hah? Hey kenapa kau jadi seperti ini?" Ha Ni mendekati Seung Jo dan mengeluarkan suntikannya itu.

Seung Jo berlari dan Ha Ni terus mengejarnya. Ha Ni terus berkata, "Ayolah satu kali lagi. Ini demi masa depan kita!!!" Seung Jo tidak mau dan terus menghindar, "Jangan mendekat!"



Eun Jo pulang dan berkata, "Aku pulang." Ha Ni melihat Eun Jo dan tersenyum mendapatkan sebuah ide baru, "Ah adik ipar... Kau sudah pulang?" Seung Jo mengerti apa tujuan Ha Ni dan dia hanya bisa geleng-geleng kepala. Sementara Eun Jo hanya terdiam saja karena dia tidak mengerti apapun.

Sinopsis Playfull Kiss Episode 1 Part 2



Suara Ha Ni: "Aku menyadari hal ini lebih dari hari lainnya. Saat aku membuka mataku di pagi hari... aku sangat senang karena menyadari fakta bahwa Baek Seung Jo ada di sisiku. Walaupun ini sudah berjalan 1 tahun setelah kami menikah, tapi tetap saja ini sulit di percaya. Apakah Seung Jo menyadari hal ini juga? "



Ha Ni terbangun dari tidurnya dan langsung tersenyum menatap Seung Jo, "Selamat pagi. Apakah kau tidur nyenyak?" Seung Jo terbangun dan menjawab, "Tatapanmu menyilaukan, Bahkan melebihi cahaya matahari." Seung Jo memeluk Ha Ni lebih erat dan berkata, "Ini hari Minggu jadi sebaiknya tidur kembali." Ha Ni berkomentar, "Tapi aku harus bangun. Orang-orang di rumah sedang pergi berlibur jadi ini saatnya kita berdua saja. Aku akan membuat sarapan untuk Seung Jo." Seung Jo tersenyum dan bergumam, "Biarkan seperti ini 5 menit saja." Ha Ni ikut tersenyum dan berkata, "Baiklah hanya 5 menit saja." Ha Ni tersenyum senang dan memeluk Seung Jo.



Alarm berbunyi dan Ha Ni pun terbangun dari mimpinya. Seung Jo merasa terganggu dengan suara alarm itu sehingga dia langsung mematikan alarm itu dengan kasar. Ha Ni bertanya, "Apa kau tidur dengan nyenyak Seung Jo?" Seung Jo menatap kesal pada Ha Ni dan menjawab, "Matahari bahkan belum muncul, kenapa kau memasang alarm sangat pagi hah? Jangan menatapku dengan matamu yang sembab itu!"

Seung Jo kembali tertidur dan Ha Ni menatap Seung Jo dengan kesal. Seung Jo menarik selimut Ha Ni dan itu membuat Ha Ni semakin kesal sehingga dia pun langsung pergi dari kamarnya.



Ha Ni pergi ke supermarket dan berkata, "Semua orang pergi berlibur di hari minggu ini jadi hanya ada aku bersama Seung Jo. Menikmati sarapan pagi ala Inggris yang sempurna seperti di film, membersihkan rumah bersama Seung Jo hingga terlihat berkilau. Aku ingin menunjukan pandangan menantu yang sempurna. Ah aku juga merencanakan menonton film comedy romantis bersama Seung Jo. Aku sangat menantikan hari ini."

Ha Ni terus mendorong keranjang belanja dan mengambil beberapa makanan. Tiba-tiba ada seorang pegawai supermarket yang bertanya, "Kau sedang mencari apa pengantin baru? Hey pengantin baru!" Ha Ni balik bertanya, "Hmm apa kau bertanya padaku?" Pegawai itu menjawab, "Tentu saja. Siapa lagi penatin baru disini?" Ha Ni tersenyum senang dan berkomentar, "Benar. Aku adalah pengantin baru."

Pegawai itu memperlihatkan beberapa sayuran segar dan berkata, "Ini masih segar, bagaimana menurutmu? Jika kau merebusnya dan mengasinkannya pasti terasa enak. Suamimu pasti menyukainya." Ha Ni mengambil sayuran itu dan berkata, Aku akan mengambil sayuran itu, itu dan yang itu." Saat Ha Ni akan pergi, pegawai itu berkata, "Hey pangantin baru!" Ha Ni membalikan badannya dan tersenyum, "Ada apa?" Pegawai itu memberikan Ha Ni sebuah apel dan berkata, "Nikmatilah apel ini bersama suamimu." Ha Ni tersenyum senang dan pergi.



Ha Ni pulang ke rumah dengan beberapa kantong plastik belanjaan dan dia langsung menjatuhkan kantor plastik itu karna melihat Seung Jo akan sarapan roti. Ha Ni mencegah Seung Jo memakan roti dan itu membuat Seung Jo bertanya, "Apa yang kau lakukan?" Ha Ni berkata, "Apa yang kau makan ini? Apa kau tau seberapa penting sarapan pagi itu?" Seung Jo bertanya, "Lalu dari mana kau? " Ha Ni hanya tersenyum.



Ha Ni mengangkat belanjaannya dan Seung Jo pun bertanya, "Apa kau berniat membuat pesta besar untuk sarapan?" Ha Ni menjawab, "Biarkan aku saja yang membereskan semuanya. Apa kau tau bahwa Aku sudah menantikan hari dimana hanya ada kita berdua?" Seung Jo berkomentar, "Apa kau yakin dapat melakukannya sendiri? Kau tidak akan membuatku mati kelaparan kan?" Ha Ni berkomentar, "Tetap saja aku ini pengantin baru jadi tidak mungkin aku membuat suamiku mati kelaparan." Seung Jo tersenyum dan berkata, "Pengantin baru? Suami?" Ha Ni jadi malu dan langsung mendorong Seung Jo pergi lalu berkata, "Aku akan menyiapkan sarapan dan suami tolong lah beres-beres."

Seung Jo bertanya, "Apa kau sedang berperan seperti pengantin baru di drama-drama hah?" Ha Ni menjawab, "Kita memang pengantin baru. Berhentilah berleha-leha. Ayo cepat. Ah aku meletakan pakaian di mesin cuci jadi mulailah lakukan itu." Seung Jo berkomentar, "Ayo pergi makan di luar saja." Ha Ni tetap tidak mau dan berkata, "Kumohon ok?" Seung Jo mengerti dan langsung menaiki tangga.



Ha Ni mempersiapkan segalanya. Mulai dari memperispakan meja, bunga hiasan meja, dan yang lainnya. Sementara Ha Ni menyiapkan sarapan pagi, Seung Jo membereskan kamar mereka berdua. Seung Jo mengeluarkan celana panjangnya dari mesin cucu dan ternyata di saku celana panjang itu masih terdapat uang, dompet dan kunci mobil. Seung Jo pun berkomentar, "Benar-benar seperti kau Oh Ha Ni."



Seung Jo sudah menyelesaikan segalanya dan turun ke dapur untuk melihat sarapan pagi yang di buat oleh Ha Ni. Seung Jo menatap sarapan yang kacau itu dan berkomentar, "Sarapan ala inggris yang tidak dapat di kenali." Seung Jo mencoba memakan dan berkomentar kembali, "Semua masakannya terlalu masak hingga terlihat gila, dan kacang ini belum matang." Ha Ni berkata, "Aku sudah merebusnya cukup lama namun tetap seperti itu." Seung Jo berkata, "Kau seharusnya merebusnya beberapa jam sebelumnya. Huh jadi ini sarapan pagi ala pengantin baru Oh Ha Ni? Bagaimana dengan kopi?" Ha Ni bertanya, "Hah kopi? Ah tunggu."

Ha Ni memberikan secangkir kopi pada Seung Jo dan Seung Jo pun berkomentar, "Rasanya cukup enak." Ha Ni terseNyum senang namun dia tetap meminta maaf. Ha Ni lalu mengingat satu hal lagi dan berkata, "Ah ini dia apel. Pegawai di supermarket memintaku untuk memakan apel ini bersama suamiku." Seung Jo memakan apel itu dan berkomentar, "Rasanya enak. Cobalah." Seung Jo ingin menggiggit apel milik Seung Jo namun Seung Jo berkata, "Makanlah yang milikmu." Ha Ni cemberut lalu memakan apelnya sendiri dan berkata, "Mereka bilang memakan apel di pagi hari itu sangat baik. Ini sangat baik, benar bukan?" Seung Jo berkomentar, "Apel dan kopi di minggu pagi... tidak buruk." Ha Ni berkata, "Aku akan melakukan yang lebih baik lagi besok."



Seung Jo berkata, "Aku sudah membersihkan rumah sesuai yang kau rencanakan. Lalu rencana selanjutnya adalah Memilihkan pakaianku dan mencuci selimut. Ayo kita lakukan itu nanti malam." Ha Ni kaget dan bertanya, "Kau mengertahui semua hal itu?"

Ternyata semalam Seung Jo sudah mengetahui rencana yang akan di lakukan Ha Ni untuk malam ini dan Seung Jo tersenyum mendengar semua hal itu. Ha Ni berkata, "Ya sarapan ala inggris dan kopi. Ini sempurna. Dan aku akan pergi belanja pada pagi hari dan memilihkan produk yang masih segar. Aku akan pulang ke rumah dan membersihkan rumah bersama Seung Jo. Aku akan menjadi menantu perempuan yang dicintai. Lalu kita mencuci selimut dengan penuh busa. Jika sudah selesai lalu kita akan pergi menonton film dan yeah aku akan memilihkan pakaian untuk Seung Jo."



Seung Jo berkata, "Kau memikirkan semua hal itu dengan mulutmu. Aku tidak bisa menolaknya walaupun ingin kulakukan. Kita akan pergi menonton film dan kau akan memilihkan pakaianku kan?" Ha Ni sangat senang dan berkata, "Baiklah tunggu sebentar." Seung Jo diam-diam tersenyum.



Ha Ni dan Seung Jo berjalan kaki bersama dan ternyata Ha Ni memilihkan pakaian pasangan untuk mereka. Seung Jo bertanya, "Kenapa pakaianmu tidak ada bedanya dari pakaianku?" Ha Ni menjawab, "Kenapa? Ini cantik." Seung Jo berkomentar, "Apa cantiknya? Semua orang melihat kita." Ha Ni tersenyum senang dan terus berjalan. Seung Jo tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar." Ha Ni berhenti berjalan dan Seung Jo pun mengikatkan tali sepatu Ha Ni yang terlepas. Ha Ni benar-benar merasa senang melihat hal itu.



Saat Seung jo berjalan, Ha Ni langsung menggandeng tangan Seung Jo dan berkata, "Suamiku." Seung Jo ikut tersenyum dan berkata, "Apa istriku?" Ha Ni mencium pipi Seung Jo dan langsung berlari pergi.

Minggu, 10 Juli 2011

Sinopsis Dream High Eps 16 (Final)

Doo Shik bicara dengan para personil Dream High mengenai kemungkinan mereka tidak akan pernah bisa tampil di panggung.
"Jin Kuk, Baek Hee.. walaupun aku tahu kalian tidak berbuat salah, tapi untuk saat ini kalian tidak bisa tampil di panggung." ujar Doo Shik menyesal.
"Kenapa?" tanya Jason. "Sampai kapan kita harus menunggu?"
"Aku sudah bicara dengan mereka dan mereka berkata tidak mungkin." jawab Doo Shik.
"Kalau begitu, keluarkan saja kami." usul Baek Hee. "Semua ini terjadi karena aku. Keluarkan saja aku."
Jin Kuk sependapat dengan Baek Hee.
"Kita memulai ini bersama dan kita harus berdiri di panggung bersama. Bukan begitu?" tanya Sam Dong tidak setuju.
"Ya." ujar Hye Mi sependapat. "Kita harus berjalan bersama. Jika kalian mundur, aku juga tidak mau meneruskan ini."


"Tidak banyak waktu lagi menyangkut kesepakatanmu dengan ayahmu." ujar Jin Kuk pada Hye Mi. "Jangan terbawa perasaan kalian."
"Perasaan?" tanya Sam Dong. "Jika aku mengikuti perasaan, aku sudah lama meninggalkan grup ini. Jin Kuk, kau tipe orang yang bisa membuat keributan besar hanya karena seseorang mencuri celana dalammu. Dan Baek Hee adalah orang yang telah membuat Hye Mi menderita. Tapi aku memandang dari sudut yang berbeda."




"Aku punya alasan kenapa aku tidak bisa meninggalkan grup ini." Sam Dong meneruskan seraya memandang Hye Mi. "Kuharap kalian memiliki pendapat yang sama denganku."
Hye Mi terlihat terkejut dan menghindari bertemu mata dengan Sam Dong.
Jin Kuk memperhatikan gerak-geriknya.
"Apa kalian sudah selesai bicara?" tanya Jason. "Kalau tidak, aku akan pergi duluan."
"Ya." ujar Sam Dong. "Ayo kita lakukan semua ini dengan sempurna demi kita semua."
Doo Shik dan asistennya terpana melihat Sam Dong dan yang lainnya.
Sikap Sam Dong benar-benar berubah sejak perjalanan dari Jepang.


Hye Mi berjalan lemah keluar dari ruang bawah tanah.
Tidak lama kemudian, Sam Dong juga keluar. Ia melihat Hye Mi dan langsung menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Sam Dong, melihat ekspresi putus asa di wajah Hye Mi. "Apa kau cemas? Apa kau takut tidak bisa tampil di panggung pada waktu yang disepakati?"
"Bukan." jawab Hye Mi.


Sam Dong berdiri di samping Hye Mi. "Jangan cemas." katanya menenangkan. Ia mendekatkan kepalanya ke kepala Hye Mi. Sangat dekat. "Aku akan mengorbankan diriku untuk melindungi keputusan yang kau buat."
Kedekatannya dan Sam Dong membuat Hye Mi gugup. Ia bahkan tidak sanggup menatap mata Sam Dong.
"Jadi tersenyumlah." kata Sam Dong. "Mengerti?"


Sam Dong tersenyum. Hye Mi menunduk gugup.
"Baik." jawab Hye Mi.
Sam Dong tersenyum tipis dan berjalan pergi.


Hye Mi menggeletakkan kepalanya di meja. Pil Sook melakukan hal yang serupa di sampingnya.
"Ada apa?" tanya Pil Sook. "Apa yang kau cemaskan?"
"Cemas?" Hye Mi berpikir. "Banyak hal. Aku harus debut, tapi semuanya tidak berjalan lancar. Selain itu..."
"Selain itu?"


Hye Mi mendekati dan menatap Pil Sook tajam. "Apa kau sudah menemukan cara untuk mengetahui siapa orang yang kau sukai?"
"Bukankah aku sudah pernah bilang?" tanya Pil Sook. "Ketika kau senang dan sedih, dia adalah orang pertama yang kau pikirkan."
"Tapi bagaimana jika yang kau pikirkan adalah orang yang tidak kau sukai?" tanya Hye Mi.
"Memangnya ada yang seperti itu?" pikir Pil Sook. "Apa namanya?"

Mendadak Jason datang dengan mengagetkan. "Namanya dua waktu." serunya. "Memangnya ada apa denganmu, Go Hye Mi? Jangan bilang kau sedang bermain tarik ulur dengan dua lelaki?"
"Tidak!" seru Hye Mi kesal.
"Kau bilang tata kramaku itu buruk." protes Jason. "Yang kau lakukan lebih buruk! Kau harus menciptakan batas bagi dirimu sendiri!"
Hye Mi bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja. "Aku bukan orang seperti itu!" Lalu berjalan pergi.


Hye Mi memegangi kepalanya, pusing. "Baiklah!" tekadnya. "Tahan dirimu! Sam Dong hanya teman! Teman!"
Sambil berkata begitu, Hye Mi memukuli kepalanya sendiri.
"Jangan membuat dirimu sendiri bingung, Go Hye Mi." ujar Hye Mi pada dirinya sendiri. "Ini sangat menyakitkan."
Tanpa Hye Mi sadari, Jin Kuk memperhatikannya dari jauh.

Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee duduk di depan ruang latihan. Di dalam, ketiga anggota K yang tersisa sedang berlatih. Mereka akan segera tampil.
"Dengar, dengar." ujar Jin Man, menyuruh Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee menonton video yang disetelnya di notebook. "Saat itu aku sedang merancang koreografi, Diam-diam temanku menyebarkannya di internet dan menjadi sangat populer. Secara tiba-tiba, anak-anak, polisi dan orang-orang mulai menarikan tarianku. Jika kita menari seperti itu, kita tidak akan memerlukan Direktur Ma untuk melakukan publikasi. Kita bisa melakukan flash mob."
Sam Dong menatap video Jin Man dengan seksama.
"Jika ingin melakukan itu, bukankah kita perlu banyak orang?" tanya Baek Hee. "Bagaimana menemukannya?"
"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan." kata Sam Dong bersemangat.
"Itu mudah." ujar Hye Mi, tersenyum. Ia memikirkan sebuah ide.


Hye Mi, Baek Hee dan yang lainnya langsung mencari massa, walaupun dengan 'sedikit' trik licik yang mengancam.
Hye Mi mengancam orang yang dulu menyiram kepalanya dengan air.


Baek Hee mengancam Jeong Ah Jeong.


Sam Dong mengancam In Sung mengenai club malamnya.


Pil Sook mengancam Ri Ah yang telah mencuri suaranya untuk iklan ponsel.


Dengan cara seperti itu, Dream High mampu mengumpulkan massa. Walau massa yang mereka kumpulkan tampangnya terpaksa semua. Hahahaa...
Seorang wartawan yang diremehkan oleh Bum Soo tanpa sengaja menemukan mereka dan langsung memotret.
"Siapa dia?' tanya Sam Dong, tanpa sengaja melihat si wartawan. "Orang yang memotret itu?"
"Aku tidak tahu." jawab Baek Hee.


Sam Dong menarik Baek Hee dan Hye Mi ke sisinya. "Kita harus mendapat beberapa foto bagus." katanya.




Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee mulai berpose.


Saat Byung Jik sedang menelepon, Sam Dong sengaja bernyanyi keras-keras.
"Tidak bisakah kalian tenang?!" seru Byung Jik marah.


Malam itu ketika Jin Kuk sedang berlatih sendirian, Sam Dong datang.
"Kenapa kau menari disini sendirian?" tanya Sam Dong.
"Ayah Hye Mi tidak suka nyanyianku." jawab Jin Kuk.
"Dia juga tidak suka nyanyianku." ujar Sam Dong, tertawa.
Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan khusus. "Bagaimana hubunganmu dengan Hye Mi sekarang?" tanyanya ragu. "Bukankah kau ingin bertarung satu lawan satu?"
Sam Dong terdiam sejenak. "Aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaanku." katanya.
"Apa?" tanya Jin Kuk terkejut.


"Saat Hye Mi mengatakan bahwa ia ingin pergi, aku menyadari bahwa siapapun orang yang disukai Hye Mi tidaklah penting." kata Sam Dong menjelaskan. "Aku menyukainya. Tidak masalah bagiku jika ia menyukaimu ataupun membenciku. Selama aku bisa berada dekat dengannya, aku sudah senang."
Jin Kuk terdiam beberapa lama. "Ah, kau masih saja punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi ayam."


Di rumah, secara tidak sadar Byung Jik menyanyikan lagu Dream High.
Byung Jik memberitahu Oh Sun bahwa Oh Hyuk telah menjadikan rumahnya sebagai jaminan pembayaran hutang Hye Mi. Tentu saja Oh Sun terkejut setengah mati.
Oh Sun tidak tahan mendengar Byung Jik selalu menjelek-jelekkan Oh Hyuk. "Dengar ya!" serunya. "Istrimu itu adalah orang yang egois! Kalau dia sekarat dan ingin mati, mati saja sendirian! Kenapa harus mengganggu adikku yang baik?! Karena itu, adikku akan dicap sebagai penggoda istri orang lain seumur hidupnya!"
"Siapa yang sekarat?" tanya Byung Jik shock.
Oh Sun menceritakan segalanya pada Byung Jik.


Byung Jik menangis seorang diri di luar.
Beberapa lama kemudian, Oh Hyuk datang. Byung Jik buru-buru menghapus air matanya.
"Aku adalah orang yang jahat." kata Byung Jik pada Oh Hyuk. "Karena aku, istriku menyembunyikan penyakitnya. Karena aku juga, Hye Mi mengorbankan impiannya. Aku tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku sangat minta maaf karena kesalahpahaman selama ini. Saat aku kembali ke Amerika, aku akan berusaha mengembalikan uangmu secepat mungkin."
"Lalu bagaimana dengan Hye Mi dan Hye Sung?" tanya Oh Hyuk.
"Aku malu bertemu putri-putriku." ujar Byung Jik sedih. "Ayah macam apa aku ini?"
"Bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Oh Hyuk ragu.


Dream High melaksanakan flash mob. Tanpa sengaja, Byung Jik lewat tempat itu dan melihat mereka.





Pertunjukkan dimulai...
Rupanya kedatangan Byung Jik bukan kebetulan. Oh Hyuk-lah yang menyuruhnya datang ke tempat itu.
"Indah bukan?" tanya Oh Hyuk. "Kau lihat Hye Mi? Apakah itu wajah orang yang mengorbankan impiannya?"
Byung Jik menatap wajah putrinya yang ceria.
"Semua yang menari bersamanya itu adalah teman-teman Hye Mi." tambah Oh Hyuk. "Teman yang selama etahun belakangan ini menghabiskan waktu bersamanya. Karena itu, jangan salahkan dirimu karena tidak melindunginya."
"Jika kau menyesal, maka lindungi dia sekarang." ujar Oh Hyuk. "Lindungi impian Hye Mi yang sebenarnya."


Penampilan Dream High langsung tersebar di internet secepat kilat. Sutradara dan produser juga menonton dan tertarik pada kreativitas mereka.


Oh Hyuk turut berperan dalam publikasi di internet.
"Wow, yang menonton sangat banyak!" seru Kyung Jin kagum.
"Ya." kata Oh Hyuk seraya menoleh pada Kyung Jin.
Tanpa sengaja, bibir Kyung Jin tersentuh dengan bibir Oh Hyuk. Mereka berdua langsung salah tingkah.
Kyung Jin bangkit dari duduknya dengan gugup.
"Guru Kang, apakah kau sudah makan malam?" tanya Kyung Jin. Mendadak secara ajaib jepit bunga sudah menghiasi rambutnya. "Jika kau belum makan, maukah kau mau makan bersamaku?"
"Sebenarnya, aku sudah punya janji." jawab Oh Hyuk.
"Begitu." Kyung Jin tertawa pahit. Ia melepas jepitnya dan berjalan pergi dengan malu.


Diam-diam, Bum Soo mengintip mereka.
"Dasar brengsek." katanya kesal. "Diam menciumnya. Menciumnya! Tapi ketika putriku mengajaknya makan, dia menolak. Kang!"


Ketika sedang mempromosikan CD Dream High, Doo Shik kelihatan berusaha menahan buang air besar.
Oh Sun datang dengan wajah menyeramkan. Ia menanyakan perihal rumah yang dijadikan jaminan.
"Kau.. sudah tahu?" tanya Doo Shik.
"Aku sudah mengatakannya sebelumnya." kata Oh Sun marah. "Rumah itu memang atas nama Oh Hyuk. Tapi sebenarnya itu rumahku! Rumah itu adalah hasil kerja kerasku selama 10 tahun bekerja!"
Doo Shik meminta tolong Oh Sun memegangkan CD dan berjanji akan menyelesaikan masalah rumahnya.

Mendadak, PD Jang mendapat kabar bahwa grup yang akan tampil di acaranya batal hadir. Ia bingung dan marah-marah.
Sebuah CD melayang di depan wajahnya.
"Dream High bisa menjadi penggantinya." kata Doo Shik, masih menahan rasa ingin buang air besar.
"Kau bisa siap besok?" tanya PD Jang.
"Tentu saja." jawab Doo Shik yakin. "PD Jang, fighting!"




Sam Dong, Hye Mi dan Jin Kuk bersorak senang saat Oh Hyuk mengabarkan bahwa Dream High bisa tampil di panggung. Mereka bertiga langsung berpelukan dan meloncat-loncat gembira.
Hye Mi tiba-tiba sadar ia berpelukan dengan Sam Dong dan buru-buru mundur dengan gugup.
Sam Dong bingung karena Hye Mi mendorongnya menjauh.
Byung Jik datang.
"Ayah, sudah kukatakan aku bisa." ujar Hye Mi. "Aku tidak akan pergi ke Amerika."
Byung Jik tidak mengatakan apa-apa dan berbalik pergi.


Hye Mi dan Baek Hee menunggu giliran di ruang rias. Baek Hee menyuruh Hye Mi menyapa setiap orang yang ditemui.
Karena Baek Hee lebih dulu debut, ia menyuruh Hye Mi memanggilnya senior, tapi Hye Mi menolak.

Pil Sook sangat gugup dan Jason menenangkannya.
Di pintu masuk, Byung Jik dan Hye Sung membagi-bagikan yogurt dan selebaran.


Sam Dong terdiam dan menyendiri. Ia merasakan telinganya mulai bermasalah lagi.
"Apa kau sudah memeriksa micmu?" tanya Jin Kuk. "Sebentar lagi kita akan tampil."
"Aku sudah siap menyanyi." jawab Sam Dong, berpura-pura tetap mendengar padahal jawabannya salah.
Jin Kuk sadar telinga Sam Dong tidak bisa mendengar lagi. Ia memandang Sam Dong dengan cemas.
Sam Dong tahu kalau Jin Kuk tahu. "Aku tidak bisa mendengarmu." katanya. "Jangan cemas. Aku tidak akan merusak pitch selama kau memberi kode padaku. Tidak masalah aku bisa mendengar atau tidak, aku akan tetap melakukannya."

Beberapa saat kemudian Hye Mi datang mendekati mereka. Melihat kedatangan Hye Mi, Sam Dong buru-buru kabur.
Hye Mi berniat mengejar Sam Dong, tapi Jin Kuk melarang.
"Saat ini, Sam Dong tidak bisa mendengar, kan?" tanya Hye Mi cemas. "Kuharap kau tidak memberitahu yang lain. Jika ada orang lain tahu, ia akan marah."


Hye Mi berbalik hendak menemui Sam Dong.
"Hye Mi!" panggil Jin Kuk lagi. Kelihatannya ia menghalangi Hye Mi menemui Sam Dong. "Hari ini adalah hari pertama kali kau dan aku berada dalam satu panggung."
Hye Mi menghadap Jin Kuk lagi. "Ya, kau benar."






Pertunjukkan pertama Dream High di panggung.
Jin Kuk membantu Sam Dong dengan memberi aba-aba padanya.


"Di dunia ini, ada dua jenis kebahagiaan." ujar Jin Kuk. "Yang pertama adalah kebahagiaan yang kau sadari ketika telah berlalu. Kedua adalah kebahagiaan yang kau rasakan saat itu juga. Kebahagiaan yang terjadi pada saat dilakukan adalah sangat langka. Mereka berkata, kau bisa melihat sinar kemilau hanya dengan mengingatnya. Kurasa, kami akan terus mengingat saat ini. Hari ini. Kebahagiaan ini... akan kami ingat sepanjang sisa hidup kami. Saat-saat dimana kami bersinar."


Hye Mi membawa selimut menuruni tangga rumah.
"Biar kubantu kau." kata Sam Dong.
"Tidak usah." tolak Hye Mi, mengelak dari Sam Dong. Dompet Hye Mi terjatuh.
"Tidak apa-apa." kata Sam Dong memaksa.
"Tidak!" seru Hye Mi, berjalan menjauh.
"Hye Mi, apa yang terjadi?" tanya Sam Dong seraya merebut selimut dengan paksa. "Kenapa kau selalu menghindar dariku?"
Hye Mi berbalik membelakangi Sam Dong. "Aku tidak menghindarimu." jawabnya berbohong.


"Kalau kau tidak menjauhiku, kenapa kau tidak mau melihat mataku?" tuntut Sam Dong.
Jin Kuk melihat mereka. "Hye Mi." panggilnya. "Apa kau punya waktu luang? Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jangan bilang kau lupa."
"Benarkah?" tanya Hye Mi.
"Bagus sekali!" seru Sam Dong. "Ayo adakan pesta ulang tahun!"
"Lupakan saja!" kata Hye Mi sinis pada Sam Dong. Ia memutuskan ikut Jin Kuk pergi.


Ketika akan naik ke motor Jin Kuk, Hye Mi sadar dompetnya tertinggal.
"Jangan cemas, aku akan mentraktirmu." kata Jin Kuk.
"Tidak!" seru Hye Mi cepat dan kelihatan panik. Ia buru-buru lari ke dalam rumah untuk mengambilnya.


Di dalam rumah, Sam Dong menemukan dompet Hye Mi dan membukanya. Disana ada foto para personil Dream High.
Sam Dong tersenyum, dan mengambil foto itu. Ternyata dibalik foto Dream High, Hye Mi menyembunyikan foto Sam Dong.
Sam Dong terkejut. Belum sempat ia berpikir, pintu depan sudah terbuka dan Hye Mi masuk ke dalamnya.
Sam Dong buru-buru menutup dompet Hye Mi.




Hye Mi merebut dompetnya dari tangan Sam Dong dengan ekspresi waswas. "Kau tidak melihat isi dompetku, bukan?" tanyanya cemas.
"Apa?" gumam Sam Dong dengan wajah polos. "Tidak." jawabnya berbohong.
Hye Mi diam. Menatap Sam Dong dengan pandangan curiga.
Sam Dong berpikir sejenak. "Ah, kau pasti takut aku mencuri uangmu?"
Hye Mi menarik napas lega. "Ya." katanya. Ia berbalik dan melihat Jin Kuk memandang mereka.
Jin Kuk tersenyum. Senyum yang sangat pahit. "Ayo." ajaknya.


Jin Kuk mengajak Hye Mi ke danau yang dulu pernah mereka kunjungi. Hye Mi kelihatan murung dan tidak bersemangat.
"Lebih baik kita pulang saja dan merayakan ulang tahunmu di rumah." kata Jin Kuk.
"Tidak!" tolak Hye Mi, tersenyum. Ia mencoba terlihat ceria. "Kenapa tiba-tiba kau ingin pulang? Kemana lagi kita akan pergi?"


Jin Kuk tersenyum. "Jangan paksakan dirimu, Hye Mi." katanya.
"Ayo!" ajak Hye Mi. Keceriaan yang dibuat-buat. "Aku ingin pergi."
"Hye Mi..." ujar Jin Kuk pelan. "Aku tahu kau sedang memaksakan diri. Dimana hatimu saat ini?"
Hye Mi terdiam.
"Walaupun aku sudah tahu jawabannya, aku tetap tidak ingin melepasmu." kata Jin Kuk. "Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan."
"Maafkan aku." ujar Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Aku pasti sangat menjengkelkan."


Hye menangis.
Jin Kuk tersenyum kemudian memasangkan helm ke kepala Hye Mi.
"Mulai saat ini, bagaimana kalau kita menjadi teman baik?" kata Jin Kuk. "Seperti dulu saat kita bermain bersama."
Hye Mi mengangguk.

Bum Soo memanggil Oh Hyuk ke ruangannya. Ia menyerahkan berkas siswa yang lulus babak pertama audisi EMG.
Oh Hyuk sangat senang.
Bum Soo marah melihat kesenangan di wajah Oh Hyuk sementara ia merasakan kesedihan pada diri Kyung Jin, putrinya.
"Kau tidak memedulikan perasaan putriku!" seru Bum Soo.
Oh Hyuk bingung. "Kyung Jin menyukaiku?!" serunya kaget. Ck ck ck... Benar-benar ga sensitif ni orang.
"Tepat!" teriak Bum Soo galak.
Oh Hyuk terkejut.
"Kau tidak tahu?" tanya Bum Soo lagi.
"Ya, aku benar-benar tidak tahu." jawab Oh Hyuk polos.
Bum Soo menyesal sudah mengatakan hal itu pada Oh Hyuk.


Oh Hyuk mengumumkan siapa saja yang lolos babak pertama audisi EMG.
Mereka sangat gugup.
"Tidak peduli siapa yang lolos, kita harus tetap memberi selamat padanya." kata Jason, memegangi tangannya nervous.
"Sudah buka saja." kata Hye Mi tanpa ekspresi. "Kami juga tidak mengharapkan apa-apa."


Perlahan, Oh Hyuk dan Jin Man membuka berkas itu. Nama yang tercantum adalah...
"Go Hye Mi, kau lolos!" seru Oh Hyuk.
Hye Mi berteriak dan melompat senang. Tapi tiba-tiba ia sok cool lagi dan duduk tenang. "Aku tahu aku akan lolos." katanya sombong.
"Selamat!" seru Sam Dong senang.
Semua orang mengucapkan selamat kecuali Jason. Jason kelihatan tidak ikhlas.
Pil Sook menyikut Jason dan Jason mengucapkan selamat dengan terpaksa.


"Ada lagi yang lolos." kata Oh Hyuk. Mereka berpikir hanya Hye Mi yang lolos, rupanya masih ada lagi. Oh Hyuk melihat nama itu satu per satu dan tertawa senang. "Kalian semua terpilih!"
Semua murid menghela napas.
"Jangan bercanda, Guru." kata Sam Dong.
Oh Hyuk menunjukkan kertas itu pada anak-anak. Mereka semua langsung bersorak senang.
"Tunggu dulu." kata Baek Hee. "Semua peserta yang mendaftar, pasti terpilih?"
Semua langsung diam dan berpikir.
Mungkin semua persyaratan yang diajukan EMG hanya formalitas untuk mengetahui mental para peserta. Apakah mereka cukup berani mencoba meraih sesuatu yang tidak mungkin atau tidak. Justru ujian yang sebenarnya baru akan dimulai.

Anak-anak melakukan suit untuk menentukan siapa yang lebih dulu menggunakan ruang latihan. Kini mereka akan saling bersaing masing-masing.
Mereka akhirnya malah berebut.


Oh Hyuk dan Kyung Jin melihat anak-anak dengan senang.
"Apakah kau sudah makan malam?" tanya Oh Hyuk.
"Ini sudah larut." kata Kyung Jin. Ia terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Belum."
"Bagaimana kalau kita keluar makan malam?" ajak Oh Hyuk.
"Tentu saja." kata Kyung Jin. Ia langsung memakailagi jepitnya dan bercermin.




Keenam personil Dream High datang ke audisi EMG. Disana, mereka bertemu dengan wartawan yang sebelumnya memotret mereka. Rupanya ia adalah salah satu kru EMG yang diam-diam menilai para peserta.
Wartawan itu berpidato di panggung. Ia mengatakan bahwa calon pemenang yang diinginkan EMG adalah orang yang memiliki semangat juang tinggi.
Ujian babak kedua akan segera dimulai.
Pemenang EMG akan pergi ke Amerika dan membuat album di sana. Ia akan mendapat kesempatan menjadi penyanyi terbaik dunia. Itulah impian semua orang.


"Bagaimana kalau kita menolak pergi jika menang?" tanya Jin Kuk saat berbincang dengan teman-temannya.
"Tentu saja kau harus pergi." kata Pil Sook. "Itu impian kita."
"Bagaimana rasanya menjadi nomor satu?" tanya Sam Dong.
"Tentu saja itu hebat!" jawab Baek Hee. "Pasti perasaanku akan sangat luar biasa!"
"Aku tidak sependapat." ujar Sam Dong. "Menjadi nomor satu pasti akan merasa kesepian."
"Benar." ujar Jason.
"Kalau begitu, kau tidak ingin menjadi nomor satu?" tanya Jin Kuk.
"Tidak." jawab Sam Dong. "Walaupun begitu, aku tetap ingin menjadi nomor satu."




Anak-anak menjalani ujian selanjutnya sesuai dengan bakat mereka.

Tahun 2018.
Diruangan itu banyak sekali foto dan piala milik Pil Sook.
Kini Pil Sook mendapatkan kembali berat badannya.
Dengan suara yang indah, ia menyanyikan lagu untuk anak-anak kecil di playgroup.
Jason datang dan mengajak Pil Sook menonton konser seseorang.
Pil Sook sangat senang karena ia dan teman-temannya akan berkumpul kembali.


Baek Hee menjadi guru di Kirin. Ia menerapkan cara mengajar yang sama dengan Kyung Jin. Ia, Kyung Jin dan Oh Hyuk juga akan datang ke konser seseorang.
Kyung Jin dan Oh Hyuk sudah menikah dan memiliki seorang anak.


Jin Kuk menjadi seorang bintang terkenal dibawah asuhan Doo Shik dari Perusahaan Entertainment White.
Begitu Jin Kuk keluar, para wartawan langsung mengerubunginya.
"Di wawarcaranya yang terakhir, K mengatakan kalau Tuan Hyun Shi Hyuk adalah gurunya." kata seorang wartawan. "Apa kau sudah mendengar hal itu?"
Jin Kuk hanya tersenyum.
Doo Shik telah menikah dengan Oh Sun dan memiliki seorang anak.
Ayah Jin Kuk mencalonkan diri lagi menjadi walikota dan jadi kandidat terkuat.


Di hari yang sama pula, dunia sedang dihebohkan oleh ajang penganugerahan terbesar, yakni Grammy Awards.
Album kedua K yang berjudul Dream High menjadi album terlaris dan terbaik tahun itu. Album tersebut sudah terjual sebanyak 20 juta copy ke seluruh dunia dan mendapat banyak pujian.
K meletakkan foto keenam murid Kirin di meja. Di meja tersebut juga tergeletak medali dan garpu tala.
K mengenakan medali di lehernya.
K adalah Sam Dong...


Flashback.
Sam Dong memenangkan kompetisi EMG.
"Aku tidak akan pergi ke Amerika!" seru Sam Dong.
"Kau harus pergi." ujar Hye Mi. "Buat album disana dan berdiri di panggung terbesar! Bukankah kau mau menjadi nomor satu?
"Aku sudah pernah mengatakannya padamu." kata Sam Dong bersikeras. "Aku tidak ingin pergi ke Amerika. Aku hanya ingin membuktikan diri padamu. Jika kau sudah melihatku mampu menang, aku akan melepaskannya. Ayo kita pulang."


Sam Dong berbalik dan hendak berjalan pulang, tapi Hye Mi menarik lengannya.
"Sam Dong!" seru Hye Mi.
"Kubilang aku tidak akan pergi!" teriak Sam Dong. "Sejak awal aku memulai semua ini.. bagiku kaulah musikku. Musik adalah kau. Karena itulah aku ada disini sekarang. Jika tidak ada kau, maka tidak akan ada musik."
"Tidakkah kau ingat apa yang kau katakan padaku?" tanya Hye Mi. "Kau tidak ingin membuatku mencemaskanmu. Tapi, aku masih mencemaskanmu saat ini. Jika semua berakhir disini, maka aku akan selalu mencemaskanmu. Karena itulah, kau harus membuktikan dirimu. Kau harus lebih mandiri. Kumohon... Jangan membuatku mencemaskanmu lagi."

Sam Dong menangis.
"Jika kau ingin membuatku terpikat padamu, kau harus menjadi yang terbaik." Hye Mi berkata tanpa menatap mata Sam Dong. "Jika saat itu tiba, maka aku tidak perlu mencemaskanmu lagi."
Hye Mi tersenyum namun matanya berkaca-kaca. "Aku akan mengatakan padamu, apa arti dirimu bagiku."
"Kau bohong." tangis Sam Dong. "Kau ingin menahanku. Kau tidak ingin melepasku. Aku lebih mengerti kau ketimbang dirimu sendiri. Aku benar, bukan?"
"Tidak, kau salah." jawab Hye Mi, menatap Sam Dong. "Jika sekarang satu tahun yang lalu, aku pasti akan marah karena kau yang terpilih. Tapi saat ini, aku ingin mengantarmu pergi. Hatiku sangat senang. Benar-benar senang."


"Jangan bohong." kata Sam Dong, menatap Hye Mi lebih dekat. "Itukah ekspresi seseorang yang senang?"
"Ya." jawab Hye Mi, menangis semakin keras. "Inilah ekspresiku jika senang."
"Jangan bicara omong kosong." kata Sam Dong. "Kau gadis jahat."
"Sam Dong, pergilah." kata Hye Mi. "Pergi kesana dan tunjukkan padaku."
Sam Dong menyerahkan gantungan hp pada Hye Mi, kemudian naik ke bus.


Dan saat itulah waktunya Sam Dong membuktikan pada Hye Mi kalau ia mampu menjadi nomor satu dan yang terbaik. Dengan memenangkan Grammy Awards.



Sam Dong naik ke panggung. Sebelumnya, ia memberikan alat bantu pendengarannya pada salah seorang kru.
"Apa kau yakin?" tanya kru itu dalam bahasa Inggris. "Apa kau sudah siap?"
Sam Dong tersenyum. "Aku selalu siap." jawabnya.
Sam Dong berdiri di panggung dan terbang tinggi bagai burung.


Konser Hye Mi yang ke 100. Hye Mi mengucapkan terima kasih pada guru dan teman-temannya yang saat itu hadir karena telah membantunya berkembang.
"Hari ini, ada seorang teman lagi yang tidak bisa hadir." kata Hye Mi. "Jalan yang sedang dilaluinya mungkin jalan yang paling terang, namun juga yang paling sunyi. Aku mempersembahkan lagu ini untuknya."
Hye Mi menyanyikan lagu Only Hope khusus untuk Sam Dong.

Jin Kuk datang menonton Hye Mi. Mendadak seorang gadis datang dan mengecup pipinya.
Mulanya Jin Kuk bingung. Siapa gadis yang asal sosor ini?
Rupanya ia adalah Hye Sung, adik Hye Mi.
Hye Sung kini sudah remaja dan bersekolah juga di Kirin.


Hye Mi teringat kenangan-kenangannya bersama Sam Dong. Ketika pertama kali ia menyanyikan lagu itu untuk Sam Dong di toilet, lalu saat Sam Dong mengejar busnya dan Hye Mi berbohong dengan mengatakan kalau ia menyukai Sam Dong.


Flashback.
Hye Mi menatap gantungan hp dari Sam Dong. Tangisnya makin menjadi.
Sam Dong naik ke dalam bus dan perlahan bus itu pun menjauh.


Hye Mi berbalik dan berlari mengejar bus Sam Dong. Ia berhasil mengejar ketika bus itu sampai di halte selanjutnya.


Hye Mi mengetuk jendela. Sam Dong terkejut dan membuka jendelanya.
Tanpa mengatakan apapun, Hye Mi mengalungkan medali ke leher Sam Dong.
Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Hye Mi ataupun Sam Dong.

Sam Dong meraih Hye Mi dan mengecup bibirnya.
 
Copyright © 2010 Arielzhyo Indah | Design : Noyod.Com | Images : Red_Priest_Usada, flashouille