Rabu, 12 Oktober 2011

city hunter eps 15


Young joo pun terbangun setelah mencium bau asap didalam mobilnya sehingga membuat Young Joo terbatuk-batuk. Young Joo berusaha membuka pintu mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon Sung mencari mobil Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil dan tangannya menekan klakson mobil.

Yoon Sung langsung berlari kearah bunyi klakson mobil dan melihat Young joo yang sudah lemas didalam mobil. Yoon Joo berusaha membuka pintu mobil dam berteriak memanggil Young Joo tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak mendengar teriakan Yoon Sung.
Yoon Sung pun langsung memecahkan kaca mobil denagan tangannya dan berhasil mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon Sung langsung memerikasa nafas Young Joo.
Begitu yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung lansung pergi tetapi tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo. Dan samar-samar melihat wajah Yoon sung ketika Yoon Sung menoleh sedikit. Tetapi tak berapa lama Young Joo pun tak sadarkan diri. Yoon Sung pun langsung menelpon rumah sakit untuk meminta pertolongan dan langsung meninggalkan Young Joo.
Sekretaris Jae Man melapor bahawa ada penyusup yang masuk dan para penjaga pingsan semua. Jae man terkejut mendengarnya tetapi melarang sekretarisny melapor ke polisi. Jae Man memyuruh sekretarisnya untuk memutar ulang CCTV dan mengecek siape penyusup tersebut.

Setelah sekretarisnya keluar, Jae Man sadar bahwa City Hunter ada di kantornya dan mengatakan kalau City Hunter sedikit terlambat karena Jae Man sudah membakar buku Yang berisi file tentang kejadian 28 tahun yang lalu.
Tetapi ternyata file tersebut tidah hanya berada ditangan Jae Man melainkan ada di tangan Jin Pyo juga karena orang yang memberikan Jae Man file tersebut juga memberikan kepada Jin Pyo juga.
Jin Pyo memberitahu Yoon Sung bahwa Young Joo telah tahu tentang misi penyapuan bersih 28 tahun yang lalu dan telah mengetahui identitas asli Jin Pyo dan menyuruh Yoon Sung untuk menemuinya. Karena sudah Young Joo sudah mengetahui latar belakang Jin Pyo maka Jin Pyo mengingatkan Yoon Sung untuk lebih berhati-hati. Tapi Yoon Sung menolak dan mengatakan akan melindungi semua yang dimilikinya.

Jin Pyo menertawakan dan meremehkan kata-kata Yoon Sung, tetapi Yoon Sung mengatakan akan bertahan dan harus bertahan jadi Yoon Sung bias melindungi apa yang jadi miliknya.

Setelah menutup telpon, Jin Pyo mengatakan bahwa bagi Jin Pyo dan Yoon Sung hidup yang biasa dan bahagia adalah hal yang tidak mungkin bagi mereka berdua.
Yoon Sung memeriksa CCTV ketika kejadian Young Joo din parkiran mobil. Setelah memeriksa Yoon Sung melihat seorang laki-laki mendekati mobil Young Joo dan mengenali laki-laki tersebut sebagai anak buah Jae Man.
Na Na masuk keruangan kerja Yoon sung dan bermaksud ingin membantu tetapi Yoon Sung tidak mau dan menyuruh Na Na untuk pergi dan akan membereskan masalah Jae Man sendirian karena Yoon Sung tidak ingin menyeret Na Na dalam bahaya dan Yoon Sung tidak akan merubah fikirannya.

Karena waktu kunjungan sudah tiba, Na Na mengajak Yoon Sung untuk pergi menjenguk Ibu Yoon Sung dan menjemput Shik jong dulu di rumah sakit. Na Na pun keluar dengan wajah yang sedih dan diikuti oleh Yoon Sung.
Tetapi ketika akan keluar, Shik Jong sudah tiba dirumah. Yoon Sung sangat gembira melihat Shik Jong sudah pulang dan menyuruh Shik Jong untuk istirahat sementara itu Yoon Sung dan Na Na akan membesuk Ibu Yoon Sung kerumah sakit.
Sampai dirumah sakit, Na Na melihat anak kecil yang bernama Yoon Shik sedang mencari koin di bawah sofa. Na Na pun langsung mengangkat sofa tersebut dengan mudah. Akhirnya koin itu dapat ditemukan. Ternyata ibu Yoon Shik juga sedang dirawat dirumah sakit tersebut.
Perwat datang dan mempersilahkan Yoon Sung dan Na Na untuuk masuk. Na Na menanyakan keadaan ibu Yoon Sung. Yoon Sung juga mengatakan bahwa karena kemotrapi maka ibu Yoon Sung kemungkinan akan hilang selera makannya dan menanyakan apakah ibunya makan dengan baik.

Na Na pun menggoda Yoon Sung dengan mengatakan apakah Yoon Sung pasti sudah mencari informasi tentang penyakit ibunya. Yoon Sung menyuruh Na Na diam. Melihat Yoon Sung dan Na Na, Ibu Yoon Sung pun tertawa dan mengatakan bahwa Ibu Yoon Sung makan dengan baik dan akan menerima setiap perawatan dengan baik.
Na Na pun keluar dan membiarkan Yoon Sung dan ibunya untuk berbicara berdua. Setelah Na Na keluar, ibu Yoon sung mengatakan kalau Na Na anak yang cantik dan telah memperhatikan Na Na sudah lama. Yoon Sung membantah kata-kata ibunya dan mengatakan Na Na tidak cantik dan telah menolong seorang anak kecil denga mengankat sebuah sofa.
Ibu Yoon Sung pun menceritakan anak kecil atau yoon Shik yang juga menderita leukemia seperti dirinya. Ibu Yoon Shik bekerja di Hae won chemical.
Ibu Yoon Sung memberikan sebuah cincin kepada Yoon Sung dan mengatakan kalau cincin tersebut pemberian dari ayah Yoon Sung dan menyuruh Yoon sung untuk memberikannya kepada Na Na karena ibu Yoon sung tahu kalau Yoon sung menyukai Na Na dan menginginkan Yoon Sung untuk hidup bahagia.
Ketika keluar dari ruangan ibunya, Yoon Sung melihat Na Na yang sedang tertidur di kursi lalu mendekati Na Na dan memandanginya. Yoon Sung akan memberikan cincin yang dikasi ibunya tetapi ketika Na Na bangun Yoon Sung langsung menyembunyukan cincin tersebut. yoon sung heran melihat Na Na yang bisa tidur dimana saja.
Na Na akhirnya ,mengatakan kepada Yoon Sung bahwa Na Na memutuskan tidak akan menvampuri urusan Yoon Sung lagi dan menyuruh Yoon Sung untuk menjaga kesehatan dan harus sangat berhati-hati dan Na Na akan siap jika Yoon Sung membutuhkan bantuan kapan saja dan dengan bercanda Na Na mengatakan Yoon Sung pasti tidak bisa menemukan partner yang lebih baik dari Na Na. yoon Sung Cuma tersenyum tipis dan mengajak Na Na pulang.
Young Joo akhirnya sadar dan anak buahnya megira Young Joo mencoba bunuh diri dan mengatakan bahwa bagaiman orang yang kuat serti Young Joo bisa bunuh diri. Young Joo menjelaskan bahwa aank buahnya salah faham tetapi anak buahny terus berbicara dan menuduh Young Joo mencoba bunuh diri.

Young Joo menyuruh anak buahnya untuk merahasiakan kejadian yang baru di alami Young Joo. Anak buahnya mengatkan akan merahasiakannya karena tidak mau Young Joo menjadi bahan tertawaan karena mencoba bunuh diri.
Yoon Joo memerintahkan anak buahnya untuk megawasi Jae Man. Anak buah Young Joo memberitahu Young Joo bahwa teleponnya terus bordering dari tadi dan Young Joo memeriksa teleponnya dan sangat terkejut karena isinya ternyata video tentang percobaan pembunuhan terhadap Young Joo dan akhirnya young Joo tahu siapa dibalik yang ingin membunuhnya yaitu Jae Man.
Young Joo memerintahkan anak buahnya melakukan denan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun dan Young Joo pun meninggalkan rumah sakit walaupun kesehatannya masih kurang baik. Young Joo juga menanyakan siapa yang menghubungui 119 sambil mengingat-ngingat muka yang menolongnya yaitu Yoon Sung.
Ketika pulang dari rumah sakit, Young Sung melihat ada orang Thailand yang datang kerumah sakit tersebut. Karena perawat disana tidak mengerti apa yang dikatakan orang Thailand tersebut maka Yoon Sung langsung membantu mengakan apa yang dikatakan orang Thailand tersebut.
Young Joo melihat Yoon Sung dengan orang Thailand itu dan merasa curiga. Kemudian anak buah Young Joo berkata kalau pada saat Young Joo mengambil darah sampel darah Yoon Sung di rumah sakit, Na Na juga ada disana dan karna itulah alasan anak buah Young Joo kehilangan jejak Yoon Sung.
Di kantornya, Yoon Sung memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa Yoon Sung dan keluarga Jhon Lee (nama amerika Yoon Sung) di Amerika. Anah buah Young Sung terkejut mendengarnya dan bertanya apakah alasan Young Joo hampir mati adalah City Hunter.

Jika Young Sung kemungkinan bias menangkap City Hunter maka korupsi yang dilakukan Jae Man akan terungkap dengan sendirinya dan membuktikan kalau Yoon Sung adalah putra dari Lee Kyung Hee dan Park Moo Yeol dan memulai investigasi dari orang tua Jhon Lee dulu.
Anak buah Young Joo bertanya apakan Young Joo terobsesi terhadap City Hunter semua karena ayah Young Joo. Young Joo mengatakan bahwa akan bohong bila mengatakan tidak dan selain itu karena City Hunter. Young Joo pun bertekad akan menyelidiki kejadian tahun 1983 sampai tuntas.
Presiden menjenguk Kim Jong shik dan mengatakan semua seharusnya tidak terjadi jika dulu semua diungkapkan semua maka semu tidak akan terjadi seperti ini. Presiden pun tak habis karena Kim Jon Shik korupsi sebesar 200 milyar. Begitu membuka pintu, Young Joo terkejut melihat kedatangan presiden yang menjenguk ayahnya. Presiden dan Young Joo akhirnya minum di pojangmacha.
Presiden mengatakan kalau apa yang menimpa ayah Young Joo adalah suatu kemalangan. Young joo pun mengatakan kalau seharusnya mencegah apa yang dilakukan ayahnya tetapi young Joo tidak mampu membujuk ayahnya dan tidak bisa menangkap City Hunter dan semua ini sangat menyiksa Young Joo.

Presiden memperhatikan setiap kat-kata Young Joo dengan seksama. Young Joo juga mengatakan jika ayahnya mengembalikan semua uang kuliah yang dikorupsinya maka keadaannya tidak akan seperti.
Presiden pun mengatakan bahwa perlu banyak keberanian untuk mengakui sebuah kesahan dan presiden pun menceritakan tentang masa lalunya yang hanya orang miskin dan pernah mencuri makanan temannya. Dan ketika guru mengetahui kemudian menyuruh semua murid untuk menutup matanya dan yang angkat tangan akan dimaafkan tetapi presiden tidak mengangkat tangannya sehingga presiden merasa bersalah kepada kawannya itu.
Seperti itulah mungkin yang dirasakan oleh ayah Young Joo. Mengakui kesalahan memang sangat sulit dan itulah persamaan ayah Young Joo dan presiden. Young Joo hanya diam mendengarkan kata-kata presiden.
Young Joo pulang ke apartemennya dan mendapati Soo Hee sudah di apartemennya dan membawa makanan untuk Young Joo. Soo Hee bisa merasakan kesendirian Young Joo dan Young Joo merasakan seperti di sebuah pulau. Soo Hee pun menyemangati Young Joo dengan mengatakan kalau pulau tidaklah cocok dengan Young Joo dan jembatanlah yang cocok, jembatan di antara orang-orang dan Young Joo merasa terhibur dan kuat dengan kedatangan Soo Hee.
Shik Jong menyuruh Yoon Sung untuk memakan makanan yang banyak karena akan menjalani operasi pencangkokan tulang sunsum, Shik Jong juga menyuruh Na Na.
“Yoon Sung, apa kau harus membalas dendam?” Tanya Shik Jong tiba-tiba.
Yoon Sung heran kenapa pamannya bertanya demikian.
“Karena aku selamat dari kematian, dan aku berfikir apakah kita perlu melakukan ini?”
Shik Jong pun meminta Yoon Sung untuk pergi saja bersembunyi dari Jin PYo, bersama dirinya, ibu Yoon Sung dan Na Na. Na Na terhenti makannya.
Tak disangka Yoon Sung menolaknya. “Jika ini tidak berakhir, aku tidak bisa hidup seeprti orang normal!”. Namun Yoon Sung tetap berencana untuk mengirim ibunya ke luar negeri.
Yoon Sung undur diri dan masuk keruangannya.
Yoon Sung sendirian, hanya memandang cincin pemberian ibunya yang seharusnya diberikan kepada Na Na atas permintaan ibu Yoon Sung.
“Jika semuanya berakhir, dan aku masih hidup..” Yoon tidak melanjutkan ucapannya saat Na Na masuk membawakan minuman untuk Yoon Sung.

Na Na mencdemaskan Yoon Sung yang akan operasi transpalasi, hanya tinggal menunggu hasil dari pihak dokter. Na Na memandang Yoon Sung,
“Aku harap semuanya akan baik-baik saja, apapun yang kau lakukan aku percaya kau akan sukses!”.
Yoon Sung mendongak memandang Na Na, dan Na Na pun tersenyum, “Kau tahu aku sangat menyukaimu!”.
Yoon Sung tertawa, “Bagaimana bisa seorang gadis bisa mengatakan suka kepada seseorang begitu mudah?”
“Menyukai seseorang itu hal yang bagus! Tidak ada alasannya untuk menyembunyikannya” balas Na Na.

Young Joo mendengarkan kembali isi rekaman antara ayahnya dengan City Hunter. Laut Nampo, Lee Yoon Sung, Young Joo berfikir siapa sosok Yoon Sung sebenarnya.
Keesoka harinya, tim pengawal dan keamanan duduk bersama dan saling adu argument apakah City Hunter sosok penjahat dan pengkhianat Negara seperti tuduhan Cheon Jae Man atau bukan. Na Na tersedak yang sedang meminum kopi.
Ki Joon dan kepala pengawal setuju bahwa City Hunter bukan penjahat karena berhasil membuka pejabat yang korup dan mengirimnya kepenjara.
Eun Ah malah sebaliknya, dan perdebatan pun berlangsung. Na Na langsung menyanggahnya, “Aku tidak percaya apa yang dikatakan Cheon Jae Man!”. Semua terheran-heran.
Da Ye menunjukan foto-foto Lee Yoon Sung yang dambilnya secara diam-diam. Eun Ah dan Na Na terbelalak melihatnya. Eun Ah mendapati foto Na Na berdua dengan Yoon Sung, terlihat serasi. Da Ye pun memberikan kepada Na Na agar dia bisa menyimpannya. Na Na tersenyum gembira.
Na Na mengintip ruang kerja Yoon Sung dan terkejut saat bertemu dengan Ki Joo. Na Na tahu darina bahwa Yoon Sung sedang pergi.
Rupanya Yoon Sung sedang mengawasi Cheon Jae Man bersama anak buahnya, namun Yoon Sung tertarik mecari tahu sosok anak buah Cheon Jae Man. Seseorang bekas triad serta ahli tinju, seseorang yang mempu melakukan pekerjaan kotor.

Yoon Sung melihat pesan di teleponnya, sebuah tagihan (lagi!) kartu kredit, Yoon Sung kesal dengan pamannya yang penggila belanja online. Lebih kesal karenanya dia kehilangan Cheon Jae Man yang sedari awal Yoon Sung berniat menguntitnya.
Cheon Jae Man dan anak buahnya mendatangi seorang wanita yang terkena leukemia, rupanya Yoon Sung dapat mengejarnya dan mendengarkan pembicaraan Jae Mang dengan wanita itu. Wanita itu menderita kanker karena bekerja di perusahaan kimia Jae Man.
Wanita itu meminta kompensasi kepada Cheon Jae Man, namun Jae Man mengelaknya dengan beralasan itu bukan kesalahan perusahaan namun malah mnyelahkan para pekerjaa yang terkontaminasi karena tidak hati-hati. Cheon Jae Man pun mengimingi si wanita tersebut untuk menandatangi surat pernyataan bahwa penyakit dia tidak ada hubungan dengan perusahaan dengan imbalan anaknya akan dijamin masa depannya.
Namun jika tidak mau menandatangi kontak maka dia akan diusir dari rumah sakit! Ancam Cheon jae Man.
Sementara itu, di luar ruangan Yoon Sung memata-matai Cheon Jae Man dan anak buahnya. Sekrestaris Jae Man menghampiri mereka dan memberikan daftar bahan-bahan kimia. Melihatnya Jae Man mendelik dan langsung menghardik sekretarisnya bahwa bahan tersbeut tidak boleh bocor ke pihak lain, dan semua bukti harus dihancurkan.
Serta merta Jae Man merobek-robek kertas dan membuangnya ke sampah. Tanpa disadarinya, Yoon Sung melihat semua.
Anak wanita pendertia leukemia yang tidak jauh dari Jae Man dan asik mencari koin di dekat mesin minuman, dia meminta Jae Man untuk mengangkat kakinya karena koin yang ditemukannya di bawah kakinya, Jae Man malah menghina baik si ibu dan anak sama-sama pengemis! Jae Man langsung pergi dengan pongahnya.
Yoon Sung menghampiri anak kecil tersebut dan menyerahkan koin yang terjatuh tadi.
“Untuk apa kau memunguti koin-koin itu?”
“Aku ingin membelikan hadiah untuk ibuku” isak anak itu.
Yoon Sung tersenyum mendengarnya, lalu mengambil kertas-kerta tadi dari tong sampah.
Shik Jong sedang bersantai sambil melihat acara shopping online. Yoon Sung datang dan langsung meneyerahkan potongan kertar tadi ke Shik Jong. Semula Shik Jong enggan.
“Paman, kau menghabiskan waktumu di depan shopping tv, lakukan sesuatu yang serius, ok?” pinta Yoon Sung.
Shik Jong memberitahu Yoon Sung bahwa Na Na datang dan sedang berada di ruangan Yoon Sung.. Yoon Sung terbelalak kaget.
Na Na tersenyum saat meletakan foto dirinya dan Yoon Sung yang sudah terbingkai rapi. Yoon Sung mengahampirinya dengan muka masam, Na Na langsung menunjukan fotonya mereka. Tak disangka Yoon Sung meminta Na na untuk membuangnya.
Na Na tidak menghiraukan Yoon Sung dan meletakan kembali foto mereka. Yoon Sung langsung membuka data mengenai kasus industru kimia Hae Won milik Cheon Jae Man.
Na Na ikut melihat dan langsung tahu kasus mereka terkait dengan ibu anak kecil yang dirumah sakit. Na Na kesal karena tahu perusahaan mengajukan surat pernyataan tidak ada kaitannya pernyakit mereka dengan perusahaan Jae Man.
Yoon Sung terdiam, “Aku sudah katakana, jangan ikut campur!”
Yoon Sung mendorong pergi Na Na dan tidak sengaja foto mereka terjatuh dan retak.
“Kau benar-benar aneh! Kau tidak suka bekerja sama dengan ku! Tidak suka dengan fotonya! APa kau begitu menyukai sendirian?” sergah Na Na kesal dan pergi.
Yoon Sung mengela nafas, lalu mengeluarkan cincin pemberian ibunya. Lalu teringat perkataan Jin Pyo. Setiap hari, melindungi nyawa orang lain yang harus dijaga. Berbicara tentang cinta, menjaga rasa cinta? Apa kauberharap memiliki itu semua?
Yoon Sung langsung menyimpan kembali cincinnya.
Na Na sedang serius membantu Shik Jong menyusun potongan kertas saat Yoon Sung mengajaknya pulang. Na Na baru saja menemukan beberapa kata-kata yang berkaitan dengan bahan kimia, Yoon Sung sudah menggeretnya.
Mereka berdua berjalan bersama, Yoon Sung meminta maaf karena kejadian foto tadi. Na Na pun memaafkan dan meminta kembali foto mereka, Yoon Sung rupanya mengaku sudah membuangnya.
Na Na sempat memungut benda yang bisa dijadikan cincin, Na Na tersenyum memandang jarinya, membayangkan memakai cincin sungguhan. Yoon Sung terdiam.

Sebuah panggilan datang dari rumah sakit dan mengabarkan bahwa Yoon Sung dapat mendonorkan sumsum tulang belakangnya ke ibunya. Na Na yang mendengarnya ikut bahag.
Yoon Sung mendapat informasi mengenai orang tua Jhon Lee, yang di sangka Young Joo orang tua Yoon Sung, setahu Young Joo, Yoon Sung memiliki nama amerika Jhon Lee.
“Apa kau yakin orang tua Jhon Lee hidup sulit disana?” Young Joo seakan ingin memastikan.
“ya, bahkan mereka hidup di apartemen yang disewa” jawab anak buak Young Joo.
Ini tidak mungkin! Pikir Young Joo. Dan semakin tidak mungkin karena data Jhon Lee yang didapat dia termasuk peringkat bawah dalam hal pelajaran, bagaimana bisa Yoon Sung bisa lulus dari MIT?

“Aku mencurigai bahwa Yoon Sung bukanlah Jhon Lee, ada sesuatu yang aneh” lanjut anak buah Young Joo, dan Young Joo pun meminta penyelidikan lebih lanjut.

Belum sempat melangkah jauh, Young Joo melihat iringan orang-orang yang ditangkap karena menjual narkoba, mereka dari Thailand. Insting Young Joo bekerja, Thailand?

Young Joo pun menanyakan kepada anak buahnya mengenai keberadaan Lee Kyung Hee.
“Aku tidak tahu keberadaan dia sebenarnya, dia beberapa waktu terakhir ini menerima perawatan leukemia, namun dia tidak termasuk dalam daftar pasien” jawab anak buah Young Joo.
Di rumah sakit, seorang suster meletakan pemutar lagu. Terdengar lagu lama, ibu Yoon Sung terbangun. Di luar, suster tadi menemui Jin Pyo dan mengatakan sudah melakukan permintaan Jin Pyo.
Jin PYo pun tak lupa menanyakan kondisi ibu Yoon Sung. Ternyata jauh di lubuk hatinya, Jin Pyo tetap memendam perasaan kepada ibu Yoon Sung, karena masih peduli.
Na Ne mengunjungi ibu Yoon Sung dan memintanya untuk beritirahat cukup untuk menjalani operasi. Ibu Yoon Sung mengela nafas. “Aku bertemu dengan anakku setelah 28 tahun, tapi aku tidak melakukan apapun untuknya. Untuk menyelamatkanku, dia harus menderita”.
“Anda tidak boleh berkata demikian, Lee Yoon Sung-ssi, dia memiliki tangan seperti baja dan dia juga berhati kuat” cetus Na Na riang.

Ibu Yoon Sung melihat jari-jari Na Na yang kosong, “Apa Yoon Sung tidak memberikanmu cincin?”
“Cincin?” Tanya balik Na Na tidak mengerti.
Ibu Yoon Sung mengira Yoon Sung terlalu malu untuk memberikan langsung kepada Na Na.
Na Na gantian melihat Yoon Sung yang sudah dirumah sakit dan berganti pakaian layaknya pasien. Yoon Sung langsung mengeluh karena bajunya tidak sesuai style nya. Na Na hanya tersenyum.
‘Ah, aku punya sebuah hadiah! Aku sudah meminta suster untuk memperbolehkanmu satu ruangan ICU bersama ibumu. Bagaimana Apa kau suka?
Yoon Sung tertegun akan perhatian Na Na, “terimakasih, Kim Na na’’
Dan untuk pertama kali,Yoon Sung dapat tidur bersama ibunya sambil berhadapan. Ibu Yoon Sung mengajak Yoon Sung untuk pergi bersama saat festival musim semi jika mereka sudah keluar dari rumah sakit.
“Aku hanya tidak ingin melihatmu kesakitan dan bahagia” ucap yoon Sung tulus.
“Aku sudah bahagaia, karena mu aku bisa sembuh. Ibu sangat bahagia karena melihatmu”
Lantas ibu Yoon Sung menyanyikan lagu yang dulu sering dinyanyikan ayah Yoon Sung.
Esok paginya, Young Joo menemui seseorang yang dulu satu sekolah dengan Jhon Lee. Dan dia membawa foto album kelulusanan. Pria itu member tahukan bahwa Jhon Lee dulu drop out dari sekolah menengah.
“Kau bilang keluar dari sekolah? Kenapa?” cerca Young Joo.
“Karena kecelakaan. Dia ditabrak sebuah truk yang supirnya mabuk dan tewas ditempat”
Young Joo langsung melihat foto di album, dan tampak bukan foto Yoon Sung.

Di kantor, Young Joo mencoba menganalisa temuannya. Semua data antara Yoon Sung dan Jhon Lee sama, namun orang yang berbeda. Jelas Young Joo tahu Yoon Sung menggunakan identias Jhon Lee.
Young Joo menghubungi orang tua Jhon Lee secara langsung, dan semakin menguatkan dugaannya karena ibu Jhon Lee menjelaskan semuannya.
Ada sorang laki-laki Korea Selatan dari Gloden Triangle (Thailand), dia memberika kami sejumlah uang dengan imbalan mereka meminjamkan identitas anak mereka.
Yong Joo langsung mendobrak masuk ke ruang investigasi dimana orang-orang Bandar narkoba dari Thailand berada. Young Joo memaksa untuk bertama mengenai Bandar narkoba sebenarnya yang berasal dari Thailand, yang dimaksud Young Joo sebenarnya Jin Pyo.
Jauh dari kejaksaan, Yoon Sung mulai menjalani proses transpalasi tulang sumsum, ditemani Na Na.
“Apa kau melakukan apa yang aku minta” Tanya Yoon Sung.
Na Na menyerahkan beberapa berkas kepada Yoon Sung yang ternyata informasi mengenai perusahaan Hae Won milik Cheon Jae Man.
Sebuah artikel yang berkaiatan dengan aksi protes akan tidak ada hubungannya dengan sakitnya karyawan dengan perusahaan.
Perusahaan Hae Wom juga menghindari tuduhan akan pencemaraan lingkungan karena membuang limbah bahan kimia. Kim Na Na puas dengan akan informasi yang diperolehnya. Tetapi Yoon Sung malah mengejeknya dengan ayam Na Na.
Da Yee memutuskan bekerja di kedai kopi demi mengumpulkan uang untuk membeli hadiah untuk ayahnya. Namun Da Yee kesulitan karena orang-orang mengenalinya sebagai anak presiden sejak kasus video perkelahiannya.
Tak disangka, Jong Shik mendatangi Eun Ah dengan wajah sumringah. Eun Ah merasa tidak enak. Shik Jong memesan sebuah minuman kopi, dan menawari Eun Ah.
Sila bagi Shik Jong, saat akan mebayar Da Yee mengatakan semau kartu kredit Shik Jong sudang diblokir. Eun Ah terpaksa mengeluarkan kartunya.
Mendadak muncul Ki Joon dengan langkah pengahnya dengan tertawa lebar. Membayar semua tagihan Shik Jong dan Eun Ah. MUka Shik Jong sudah memerah menahan malu.
Shik Jong dengan langkah marah menemui Yoon Sung, dan Yoon Sung yang melihat Shik Jong serta merta menyuruh untuk mengambil peta pabrik Hae Won.
“Aku tidak akan pergi! Pergi saja sendiri! Orang yang butuh bisa saja mengambilnya sendiri!” teriak Shik Jong akibat kejadian radi.
Yoon Sung heran dengan sikap Shik Jong dan melah bertanya apa yang terjadi?
“Apa kau menanyaiku karena benar-benar tidak tahu?” lalu Shik Jong melempakan dompetnya. Shik Jong mareh akrena Yoon Sung menin aktifkan semua kartu kreditnya.

Akhirnya mereka beradu mulut, Yoon Sung memblokirnya karena kesal melihat tagihan Shik Jong yang kerap membeli barang, dan Shik Jong beralasan membelinya untuk Na Na. Yoon Sung meminta pamannya untuk membuat daftar pengeluaran setiap minggu.
Shik Jong yang sudah kesal dan emosi pergi meninggalkan Yoon Sung. Dan kabur ke rumah Na Na beserta barang-barangnya.
Yoon Sung mendapat telefon dari Na Na yang mengabarkan bahwa Shik Jong datang kerumahnya, kabur kerumah Na Na.
“Apa? Paman benar-benar!” kaget Yoon Sung dan sontak pergi ke rumah Na Na.
Sedang di rumah Na Na, shik Jong mulai curhat kepada Na Na perihal sikap Yoon Sung sekarang yang beda saat di Golden Triangle. Shik Jong menanggis sesegukan.
“Ahjusi! Apa yang kau lakukan?!” sembur Yoon Sung yang baru datang. Yoon Sung langsung berusaha menggeret Shik Jong pulang tapi ditolaknya.
Sedang Na Na hanya menyaksikan pertengkaran keduanya. Keduanya beradu mulut lagi masalah pemblokiran kartu kredit. Shik Jong pun mengancam akan kembali ke Golden triangle, mendengarnya Yoon Sung semakin kesal.
“Pergi kemana? Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpa mu!” teriak Yoon Sung.
“Apa maksudmu? Tidak bisa hidup tanpaku?” Shik Jong masih sesegukan.
Yoon Sung melunak dan membujuk Shik Jong untuk pulang. Yoon Sung berjanji akan memberikan kembali kartu kreditnya.

“Ya, kenapa kalian berdua, seperti suami istri dan kenapa tidak bertengkar saja dirumah?” celetuk Kim Na Na. Yoon Sung langsung memukul Shik Jong, betapa memalukakan sikap mereka. Haha.
Na Na kembali kerumah sakit dan melihat Yoon Sung hanya rebahan di sofa. Apa kau baik-baik saja? Tanya Kim Na Na.
“Tidak, aku merasa ada yang salah!”
Na Na langsung menyentuh dahi Yoon Sung, demam kata Na Na. Yoon Sung menarik Kim Na Na untuk duduk di dekatnya. Kepala Yoon Sung menyandar di bahu Kim Na Na.

Na Na untuk meredam rasa gugupnya bertanya tentang teman Yoon Sung selain gajah di Thailand, dan mengucapkan kata-kata yang semakin tidak penting.
Na Na kemudian memandang wajah Yoon Sung lekat-lekat.
“Ya! Apa kau memandangku dengan begitu?”
Na Na langsung menolakan muka. Malu.
“kau benar-benar tidak mau kehilangan kesempatan ya? Apa aku terlalu tampan?”
Na Na mendesah, ‘Ya, aku memang menyukaimu! Ok?”
Yoon Sung tertawa,”Tipe gadis seperti apa dirimu? Mengaku begitu mudahnya”
Kedua benar-benar dekat.
‘Tapi, Yoon Sung-ssi, kenapa kau tidak mengatakannya bahwa kau menyukaiku?” ucap Na Na malu-malu. Yoon Sung mendesah panjang.
“Bagiku, mengatakan menyukaimu..aku tidak bisa. Jangan berharap apapun” ucap Yoon Sung datang.
Na Na tertawa pahit.
“Aku juga wanita yang punya harga diri, tapi maukah kau berjanji padaku satu hal? Aku pergi dahulu” ujar Na Na tanpa member tahukan apa itu.

Sebenarnya, betapa Yoon Sung ingin mengatakan kata-kata itu kepada Kim Na Na, namun dia beruapa untuk menahannya.

Baiklah Kim Na Na, kau bukannya tidak tahu. Jangan sakit hati! Gumam Na Na menguatkan diri sendiri.
Aku harus hidup seperti ini, bagaimana bisa aku mengatakannya kepadamu bahwa aku menyukaimu? Ucap Yoon Sung penuh nada getir kepada diri sendiri saat dia bersiap-siap untuk memulai aksinya.
Yoon Sung menyelinap masuk ke pabrik Hae Won yang di depan tampak orang-orang bergerombol unjuk rasa. Yoon Sung melihat gallon besar berisi bahan kimia, dia pun mengambil sampel beberapa barang tersebut.
Sedang di ruang control, pihak keamanan merasa ada yang aneh saat melihat kamera tidak ada siapapun, seharusnya ada beberapa penjaga yang inspeksi. Mereka pun bergegas ke gudang penyimpanan dimana Yoon Sung berada.
Yoon Sung buru-buru mengambil sample dan berniat pergi, namun terlambat. Para penjaga membuka gas beracun. Yoon Sung yang tidak bermasker menghirupnya.
Dengan sekali sentakan Yoon Sung merebut masker dari penjaga tersebut dan lari.

Yoon Sung berhenti di pinggir jalan, dia terengah-engah dan batuk-batuk akibat menghirup gas beracun. Pandangan Yoon Sung semakin kabur, dia terduduk tak berdaya. Kim Na Na menghubunginya.
“Yoon Sung-ssi, kau tidak tertidur bukan? Aku sudah memikirkannya, di hari akhir tahun kita akan mendengarkan bersama bell Bongsingak dan kita akan berdoa untuk kesembuhan bibi, apa kau setuju?” ucap Na Na jauh disana.
Sedang Yoon Sung tidak berucap apapun, menahan sakit.
“Lee Yoon Sung, apa kau mendengarkanku?” ucap Na Na mulai cemas.
Yoon Sung tidak mendengarkan Na Na lagi, tanganya tergeletak semakin lemah.
Yoon Sung menguatkan diri dan berjalan kembali ke rumah sakit, dan di tangga Kim Young Joo menghampirinya.Yoon Sung berbalik dan bersikap sewajarnya.
“Lebih baik kau menghubungiku dulu dan membuat janji bertemu, katakana apa maumu” Yoon Sung sudah kesal melihat Young Joo.

Young Joo datang karena city hunter mengirim video rekaman orang yang berniat mencelakakan dirinya, karena itu dia ingin berterimakasih. Tentunya tetap dengan sikap sinis ala Young Joo.
“Kurasa aku harus berterimakasih kepadanya, karena mencemaskan orang yang ingin menangkapnya”.
Yoon Sung tersenyum lalu berbalik.

“kau terlihat sangat letih, selamat tidur..Poo Chai!”
Sontak langkah Yoon Sung terhenti.

city hunter eps 14

“Ayah!!” teriak Young Joo saat melihat ayahnya bergelantungan di atas jembatan penyeberangan.
Kim Jong Shik terkejut mendengar young Joo memanggilnya, dan dia akhirnya memutuskan untuk melepaskan pegangannya.
Yoon Sung berbalik dan na’as dia telat saat ingin mengkat tangan Kim Jong Shik! Dia sudah terjun bebas ke bawah langsung di tabrak sebuah mobil. Young Joo syok, dia memandang sosok City Hunter lalu berlari ke arahnya.
Young Joo menanggis sesehukan melihat tubuh ayahnya yang bersimbah darah tak sadarkan diri.
Yoon Sung benar-benar tidak percaya apa yang telah dilakukannya.Nafas Yoon Sung memburu, dia marah kepada dirinya sendiri. Sebuah panggilan dari jin Pyo.
“Berniat untuk membalas dendam, tapi berbalik untuk menolong musuhmu yang ternyata menjadi tidak berarti!” cecar suara Jin Pyo dari kejauhan.
Yoon Sung langsung menghampiri Jin Pyo yang bersikap santai.
“Apa ayah berniat untuk mengontrol aku?! Dengan menabrak Shik Jong ahjusi dengan mobil Kim Jong Shik?!” teriak Yoon Sung penuh kemarahan.
“Bukan, hanya menyamarkan dengan mobilnya” ujar Jin Pyo santai.
Yoon Sung terbelalak tak percaya, jadi Jin Pyo lah yang menabrak Shik Jong!

“Bukankah sangat efektif? AKu ingin dalam keadaan saat ini” Jin Pyo menginginkan amarah Yoon Sung keluar dan perasaan di penuhi oleh dendam kesumat akan musuhnya.
“Apa ayah kehilangan akal! Shik Jong ahjusi hampir keilangan nyawanya!” desis Yoon Sung. “Haruskah kau sperti itu untuk meminta aku membunuh orang?!”
Jin PYo sudah tidak peduli dengan perasaan Yoon Sung lagi, menyatakan untuk langsung menembak musuhnya langsung, dengan tangan Yoon Sung sendiri.
“Ini cara untuk melindungi orang yang berharga bagimu. Semakin kau tunda semakin sengsara orang yang disekitarmu!”
Emosi Yoon Sung sudah tidak tertahankan lagi, kini yang ada hanya perasaan benci kepada Jin Pyo.
“Kin aku berfikir, siapa orang yang paling berharga dalam hidupmu! Hanya ada satu orang!”
Tak disangka, Yoon Sung menyingkarkan semua barang yang di meja dan langsung menancapkan sebuah benda tajam langsung ke punggung tangannya, menembus tangan Yoon Sung bahkan meja! Jin Pyo tersentak kaget.
“Itu aku! Yang paling berharga bagimu. Apa sekarang kau sakit?’ ucap Yoon Sung menahan sakit yang luar biasa.
Jin Pyo diam tak bergerak, benar-benar tidak menyangka perbuatan Yoon Sung.
“Tidak peduli berapa banyak yang kau inginkan, aku tidak akan membunuh orang! Sekarang aku benar-benar mengerti bahwa dendam ayah dan aku sangatlah berbeda!” dengan pandangan tajam Yoon Sung melanjutkan, “Itu hanya akan mengotori hatimu, dan membuat melebihi perbuatan kotor!”
Yoon Sung mencabut benda itu dari tangannya dan pergi.
Na Na menuju kerumah sakit dan dilihatnya Kim Jong Shik yang buru-buru dibawa ke unit gawat darurat. Young Joo terlihat pucat pasi, masih tidak mampu berfikir sangking syoknya. Ayahnya dalam keadaan kritis, Na Na terkejut melihatnya. Beberapa petugas lewat dan membicarakan tindakan Kim Jong Shik yang disangka ingin melakukan bunuh diri dengan melompat, namun ada juga yang mengatakan dia bermaksud menangkap berkas.
Na Na tidak berani untuk menemui Young Joo, lebih memilih menyingkir. Young Joo digeret keluar karena tidak bisa mengendalikan emosinya. Di luar di duduk terpekur dan teringat akan alat perekam di saku ayahnya.
Asisten Young Joo datang dan menyerahkan kunci mobilnya. Dia mengabarkan bahwa ayahnya terlihat oleh beberapa saksi berusaha memungut berkas, sehingga terjatuh dan di belakangnya terlihat seorang pria yang bertopeng.
Young Joo membuka pesan yang masuk ke teleponnya, sebuah pesan dari ayahnya sebelum terjadi insiden. =Maafkan ayah, target selanjutnya Cheon Jae Man=
Yoon Sung duduk disamping Shik Jong dengan tatapan nanar dan sedih. Na Na masuk, dan terkejut melihat tangan Yoon Sung yang terluka. Yoon Sung tidak memperdulikan lukanya.
“Kau bekgitu kehilangan banyak darah bagaimana bisa tidak serius?” cemas Na Na.
“kau seharusnya pergi dari sisiku!” teriak Yoon Sung tajam, “Sebelum kau berakhir seperti Shik Jong ahjusi kau harus pergi! Tinggalkan aku!”
“Lee Yoon Sung” panggil Na Na lirih.

Yoon Sung menjelaskan dengan suara lirih bahwa ayahnyalah yang menabrak Shik Jong demi mengontrol Yoon Sung untuk balas dendam kepada Kim Jong Shik.
“Bagi ayahku, aku bukanlah anaknya, bahkan bukan manusi. tapi hanya sebuah boneka yang bekerja untuknya” Remuk redam hati Yoon Sung.
“Biarkan aku berada di sisimu” Na Na berkaca-kaca.
Yoon Sung menolaknya, dia tidak ingin menyakiti siapapun, demi dia semau orang menderita cukup Yoon Sung saja. Yoon Sung benar-benar menyalahkan dirinya atas kondisi Shik Jong yang kritis. Na Na langsung memeluk Yoon Sung dari belakang.

“Aku tahu perasaanmu, Kim Jong Shik yang mengambil nyawa orangtuaku, aku juga ingin membunuh dia. Aku juga membalaskan dendam. Saat aku sendirian, aku bahkan ingin melakukannya. Kau bukan satu-satunya yang melakukannya. Aku juga. Jika bukan kau yang melakukan, maka aku yang akan” Air mata keduanya tidak terbendung lagi.
Di luar, Young Joo mendengarkan rekaman tersebut.
=Jika rekaman ini dikirim ke kejaksaan, cepat atau lambat anakmu akan melepaskan seragam jaksa!=
=Apakah dendam ini terjadi karena peristiwa ’83?=
=Jadi kau masih ingat?=
=Mereka mengorbankan hidup mereka demi Negara, namun kau membiarkan mereka terkubur di laut Nampo! Hidup enak, membeli makanan dan pakaian dengan dana pelajar bahkan menutupi pembunuhan. Aku akan membuat kau dipenjara oleh anakmu sendiri!=
=Anakku..lepaskan dia.=

Young Joo mematikan dan langsung terduduk lemah saat mendengar suara ayahnya, Young Joo berteriak untuk mengeluarkan amarahnya. Tangis Young Joo pecah.
Yoon Sung diam-diam melihat kondisi Kim Jong Shik yang koma, saat berbalik sudah ada Young Joo dengan tatapan kebencian kepada Yoon Sun dan langsung menyerang Yoon Sung.
“Kau..jangan biarkan orang lain yang menangkap dirimu! Akulah yang akan menangkap dirimu! Aku akan selalu berada dibelakangmu, mengawasimu. Ingat itu” Ancam Young Joo.
Yoon Sung menyingkirkan tangan Young Joo dan berlalu pergi.

“Kau bukanlah pahlawan, tapi seorang pembunuh!” ucap Young Joo yang kini dilipti dendam. Yoon Sung yang mendengarnya mungkin benar-benar mencelos. Bukan sebuah kata yang ingin Yoon Sung dengar, seorang pembunuh. (Dan aku juga benci dengan adegan ini!)
Di kamar kecil, Yoon Sung memandang dirinya di kaca, benarkah dia seorang pembunuh? Tidak, bukan menjadi pembunuh yang dia inginkan!
Keesokan harinya, atasa Young Joo salut kepada Young Joo yang tetap bekerja seperti biasa walau dengan kejadian yang menimpa dirinya. Namun Atasan Young Joo tetap tidak akan memberikan kasus City Hunter kepada dirinya.
“Aku akan meninggalkan kasus City Hunter, bagaimanapun aku akan mengambil alih tanggung jawab kasus suap Cheon Jae Man”
Atasan Young Joo keheranan. Young Joo berujar dia mendapat informasi bahwa Cheon Jae Man menggunakan dana pemilihan.
Atasan Young Joo mengancam jika Young Joo membuat kacau kasus Cheon Jae Man karena masalah dirinya yang kini menghadapi ayahnya yang seorang criminal dan dirinya saksi. Young Joo menjawab jika itu terjadi maka dia akan melepas seragam seorang jaksa.
Rupanya setelah kejadian kemarin, Kim Na Na memberanikan diri untuk menemui Jin Pyo. Dan Jin Pyo benar-benar tidak menyangkanya.
“Apa alasannya kau kesini?” Tanya Jin Pyo.
“Aku mohon lepaskan Lee Yoon Sung!” tegas Kim Na Na, “Biarkan Lee Yoon Sung menjalani kehidupan yang normal dan bahagia. Mengancam diriku dan menabrak Ahujsi hanya untuk memanipulasi Yoon Sung bukan?”
“Sepertinya kau tahu terlalu banyak” jawab Jin Pyo dengan tertawa sinis, “Apa yang akan aku lakukan? Walaupun kau datang dengan mudah, tidak berarti kau bisa pergi dengan mudah!”
“Jika aku menciut karena ancaman seperti itu maka aku hanya menjadi pengecut!”
Kim Na Na heran seharunya Jin Pyo menyayangi Yoon Sung sebagai ayahnya. Bagiaman bisa dia berbuat sekejam itu?!
“Harus seberapa banyak Lee Yoon Sung menderita agar kau bisa berhenti?!” teriak Na Na.
Jin Pyo langsung menodongkan senjata api kearah Na Na. Tanpa takut Na Na menghadapinya.
“Aku bisa membunuhmu sekarang Kim Na Na-ssi”
“Tidak apa-apa! Aku pernah menahan sebuah peluru!”
Jin Pyo menurunkan senjatanya, akan sia-sia membunuh Na Na yang memiliki pendirian teguh. Na Na pun mengancam tidak akan tinggal diam jika Jin Pyo tetap menyulitkan Yoon Sung. Hanya itu yang ingin diucapkan Na Na.
Cheon Jae Man mendapatkan kabar jika Kim Jong Shik dalam keadaan koma, yang sebenarnya Cheon Jae Man berharap Kim Jong Shik mati.
“Tetap memonitori keadaan kim Jong Shik, jika ada tanda dia akan bangun, urus dia!” perintah Cheon Jae Man.
DI rumah sakit saat melihat Na Na, Yoon Sung langsung marah-marah karena dia pergi sendiri dan mematikan telefon genggamnnya. Rupanya Yoon Sung mengkhawatirkan Na Na yang telah mengetahui Kim Youg Joo adalah anak Kim Jong Shik.
“Kau tahu dari awal bukan, makanya kau tidak mengijinkan aku mendengaran rekaman atau melihat rekaman video.” Ucap Na Na.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Kenyataan tidak bisa diubah” balas Na Na.

Keduanya dikejutkan dengan pernyataan di hadapan para wartawan. Cheon Jae Man menyatakan bahwa kalung militer yang dikalungkan di Lee Kyung Hwa dan Seo Yong Hak adalah prajurit yang hilang tahun 1983.
“Ketika mereka mencuri rahasia militer dan melarikan diri. Di tengah laut mereka tewas karena serangan kami” jelas Cheon Jae Man.
Tentunya Yoon Sung terbelalak tidak percaya tindakan Cheo Jae Man yang berani mengkambing hitamkan ayahnya yang juga tewas. Cheon Jae Man melanjutkan dia merahasiakan dengan alasan peristiwa Aung San yang membuat keadaan krisi sehingga menutup kasus tersebut sebagau kejahatan criminal.

“Apakah City Hunter kemungkinan ada kaitannya dengan orang-orang itu?” Tanya salah satu reporter.
“Benar sekali! Apaun yang berkaitan dengan tindakan City Hunter selama ini hanya untuk membalas dendam kejadian itu!” jawab Cheon Jae Man dan menyuruh masyarakat untuk tidak menganggap City Hunter seorang pahlawan.
Jin Pyo pun menyaksikan wawancara tersebut dikediamannya. Dengan pernyataan tersebut Jin Pyo tentu saja tahu dialah satu dari kelima orang itu, sedang anak buah Jin Pyo tersulut kemarahannya karena orang yang rela berkorban demi negaranya dianggap dan dituduh criminal.
Jin Pyo menahannya, “Sejak Cheon Jae Man memberikan lampu pertarungan, ini sungguh menarik”.
Jin Pyo merasa saatnya dia harus menggunakan kekayaannya dari uang kotor yang dihasilkanya itu, untuk mendekati Cheon Jae Man sebagai pengusaha.

“Siapa yang disebut criminal?!” geram Yoon Sung, “Kau telah keluar dengan sendiri Cheon Jae Man!”
Kim Na Na mengataka bahwa rumah sakit itu di bawah Hye-Won group milik Cheon Jae Man.
Tiba-tiba seorang suster memanggil Yoon Sung dan mengabarkan kondisi Bae Shik Jong. Keduanya berlari ke kamar Shik Jong.
Terlihat Shik Jong telah sadar, Yoon Sung sungguh gembira melihatnya. Shik Jong masih kebinggungan bagaimana bisa dirinya di rumah sakit? Yoon Sung berterima kasih karena Shik Jong tidak mati.
“Yoon Sung, aku telah menemukan ibumu” lirih Shik Jong, “Dia di kuil Putou”
Yoo Sung bergegas ke kuil Putou, dan langsung menemui ibunya. Terlihat ibu Yoon Sung terbaring lemah karena penyakitnya. Yoon Sung nanar melihat kondisi ibunya, dia mendekati ibunya perlahan. Ibu Yoon Sung membuka mata, keheranan melihat Yoon Sung dihadapannya. Kemudian,
“Anakku” ucap ibunya lirih tak terbendung air matanya, “Aku tidak pernah melupakanmu. Maafkan aku tidak mengenalimu saat pertama kali.Betapa kesalnya dirimu pasti. Anakku”.

Yoon Sung masih gugup antara ingin mengungkapkannya atau tidak. Tidak percaya ibunya mengenalinya tanda dia katakana. Ibu Yoon Sung menanggis dipelukan Yoon Sung.
“Ibu” panggil Yoon Sung untuk pertama kalinya.
Yoon Sung langsung membawa ibunya kerumah sakit, dokterya menyuruhnya untuk membawa ibunya ke ruang steril untuk mendapatkan perawatan kanker. Yoon Sung diminta untuk menjaga kesehatannya sampai hasil DNA keluar apakah sumsum tulang belakang mereka cocok.
Yoon Sung hanya meminta satu hal kepada sang dokter. Sembunyikan identitasnya sebagai pendonor. Dokter mengerti, Yoon Sung hanya berjaga-jaga seandainya pihak lain tahu hubungan dia dengan ibunya terungkap.
Yoon Sung menggenggam tangan ibunya yang langsung tersadar.
“Mari kita ke ruang steril, ok?” pinta Yoon Sung yang dijawab anggukan kepala oleh ibunya.
“Aku bersedia karena kini aku punya alasan untuk hidup” pungkas ibu Yoon Sung, dan memaksa Yoon Sung untuk membawanya keluar hari itu juga, sebelum dirinya menjalani perawatan dirinya ingin memasakan sesuatu untuk Yoon Sungs. Merupakan keinginan terbesar ibu Yoon Sung sebelum pergi selamanya.
Mereka akhirnya tiba di rumah ibu Yoon Sung, ditahannya tangan ibunya saat hendak pergi menyiapkan makanan untuk Yoon Sung.
“Aku minta maaf, aku pikir kau meninggalkan aku dan aku membencimu. Aku hanya ingin melihat ibu setelah meninggalkan aku namun kau kini sakit terlihat sangat menyedihkan itu membuat aku marah, kenapa?” jelas Yoon Sung.
Ibu Yoon Sung terlihat sedih.
“Tidak, ibu yang harus meminta maaf yang tidak bisa melindungimu dan tidak bisa mengenalimu saat pertama kali juga membiarkanmu melewati rasa penderitaan. Ibu pasti akan hidup”
Yoon Sung menatap ibunya yang bersuka cita,
“Yoon Sung! Mari untuk selanjutnya hidup bahagia untuk waktu yang lama”
Yoon Sung menghapus air mata ibunya dan mereka berpelukan. Yoon Sung mengiyakan permintaan ibunya.
Di luar anak buah Jin Pyo tersentuh dengan adegan pertemuan antara Yoon Sung dan ibunya. Dia mengurungkan niat untuk memberi tahu Jin Pyo bahwa ibu Yoon Sung di temukan. Saat berbalik, rupanya Jin Pyo telah tiba.
Jin Pyo marah karena anak buahnya berani membantah tugasnya hanya karena merasa tersentuh apa yang diilihatnya. Anak buahnya pergi, Jin Pyo melihat diam-diam ke arah keduanya.
“Apakah kalian berdua akan mengerti aku?” gumam Jin Pyo lirih.
Yoon Sung dan ibunya untuk pertama kalinya makan bersama berdua, Yoon Sung sempat menyingkirkan kacang kedelai dari nasinya. Ibu Yoon Sung mengungkapkan dia sama seperti ayahnya.
“Apakah Jin Pyo yang membesarkanmu?”
“Ya, dia benar-benar memiliki harapan besar akan diriku” jawan Yoon Sung yang tentunya harapan yang lain bukan seperti bayangan ibunya.
Yoon Sung pun menceritakan bahwa kaki Jin Pyo seperti itu karena mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Yoon Sung.
Ibunya benar-benar tidak menyangkanya,”Apa dia membuat dirimu dalam bahaya?”
Yoon Sung terlonjak dalam lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan tentang ayah kandungnya.

“Kehilangan orang yang paling penting sangat sedih bukan? Berpisah dari orang yang berharga bagi ibu membuat banyak penderitaan, orang-orang itu pasti akan dihukum” ujar Yoon Sung yang tidak di mengerti oleh ibunya.
“Apa sesuatu telah terjadi? Katakan kepada ibu, Yoon Sung”
Yoon Sung mengelak dan mengatakan tidak ada apa-apa. Yoon Sung memakan kembali makanannya.
Kim Na Na muncul, dan tersenyum saat melihat kebersamaan Yoon Sung dan ibunya. Lalu memfotonya diam-diam. Sedang jauh dari mereka yang berbahagia, di kediamannya, Jin Pyo membuka kembali foto lama ibu Yoon Sung. Dengan muram.
Cheon Jae Man saat mendiskusikan masalah perusahaannya, sekretarisnya mengabarkan ada seorang investor dari Amerika yang ingin bertemu dengan Cheon Jae Man.
Rupanya dia adalah Lee Jin Pyo. Sekretarinya sudah memastikan identitas, perusahaan, asset, dan uang cash yang dimiliki Jin Pyo memang benar.
Akhirnya Jin Pyo bertemu dengan Cheon Jae Mae, Jin Pyo menggunakan nama Steve Lee.
Shik Jong telah sadar dan berangsur-angsur telah membaik. Yoon Sung yang baru tiba begitu melihat Shik Jong langsung menggenggam tangan pamannya itu, dan menyesalinya dirinya seharusnya berada di sisi Shik Jong.
“Bagaiamana dengan ibumu?”
“Aku membayarnya rumah sakit dengan tunai, namun bagaimanapun hanya masalah waktu kita akan ditemukan!”
Dan Yoon Sung berencana untuk memindahkan ibunya di Amerika untuk tindakan hati-hatinya. Dan saat semua perawatan sudah selesai dia benar-benar akan membawanya ke Amerika. Mendengar Yoon Sung akan pergi jauh, Na Na tertegun.
Na Na menyodorkan minuman saat Yoon Sung berjalan di lobi rumah sakit.
“Apa kau pikir kau akan bahagia dengan berada di sisiku?” Tanya Yoon Sung, “Apa kau tidak takut? Apa kau tidak merinding?”
“Bukankah ahujsi tersadar sangat cepat? Jadi jangan terlalu merasa bersalah” ujar Na Na optimis.
“Dalam masa depan aku, penuh ketidak pastian. Bersama dengan aku akan banyak bahaya!” Yoon Sung menatap tajam Na Na.

Na Na hanya menjawab ringan bahwa perasaan yang sudah diutarakannya kepada Yoon Sung adalah miliki dia sendiri dan tidak membiarkan Yoon Sung bertanggung jawab akan dirinya.
Seketika Na Na dibuat terkejut saat melihat sosok Jin Pyo bersama Cheon Jae Man. Yoon Sung menarik Na Na untuk bersembunyi. Yoon Sung menyuruh Na Na untuk kembali mobil sedang Yoon Sung mengikuti keduanya untuk mengintai.

Terlihat Cheon Jae sedang memperlihatkan rumah sakit kepada Jin Pyo, dan Jin Pyo pura-pura terkesan dengan interiornya. Yoon Sung memperhatikan mereka, Jin Pyo melihat Yoon Sung. Sekretarisnya yang juga melihat tersipu malu saat Yoon Sung sengaja tersenyum kepadanya. Ada maksud lain tentunya.
Jin Pyo meminta ijin untuk ke kamar kecil, Yoon Sung mendatanginya.
“Jangan katakana ayah ingin berinvestasi untuk rumah sakit ini” sergah Yoon Sung.
“Untuk yang tertarik kepada uang kita harus menggunakannya sebagai kail” jawab Jin Pyo.
Yoon Sung tidak yakin, dan malah berujuar bisa jadi malah akan menjebak Jin Pyo sendiri, Chen Jae Man jelas bukan target yang mudah.
Jin Pyo meminta Yoon sung untuk tidak mencemaskan dirinya.
“Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku hanya ingin bilang jangan menghalangi jalanku!”
Jin Pyo kesal karena Yoon Sung semakin berani.
“Dendam haruslah tetap terlihat seperti balas dendam” ucap Jin Pyo.

Yoon Sung kembali ke mobilnya yang sudah Na Na. Yoon Sung mengabarkan bahwa ayahnya sudah mulai menjalankan rencananya. Akan tetapi Yoon Sung tidak akan memindahkan ibunya ke rumah sakit lain hanya karena rumah sakit itu milik Cheon Jae Man. Tempat yang paling aman adalah yang bahaya.
Kim Na Na mengajak Yoon Sung untuk kerumahnya, dia berniat kembali kerumahnya karena dirasa keadaan sudah aman. Na Na pun berencana untuk kembali bekerja di Blue House, Na Na tidak ingin di pecat kembali. Yoon Sung tidak menduganya.
“Walaupun aku sudah kembali kerumah, kau harus tetap menyertakan aku dalam perlawananmu, ok? Benar-benar sulit mencari partner sebaik aku kau tahu” jelas Na Na.
Yoon Sung terdiam. Na Na menyangkanya Yoon Sung marah karena sudah memindahkan barangnya kerumahnya.
“Lupakan saja, hidup denganmu hanya menghabiskan persedian makanan di kulkas!”
Setibanya di rumah Na Na, Yoon Sung langsung merebahkan dirinya di sofa.
“Apa kau benar-benar bisa tinggal sendirian? Itu bisa saja bahaya” jelas Yoon Sung yang dalam hatinya pasti mengkhawatirkan Na Na.
“Pendapatku, bahaya yang paling besar adalah kau” Na Na berniat untuk menarik Yoon Sung untuk bangun, alih-alih Yoon Sung menarik Na Na sehingga posisi mereka menjadi sunggung menakjubkan. Sungguh dekat.
Yoon Sung tersenyum, Na Na terbelalak kaget dan menjadi sakah tinggah. Na Na berusaha melepaskan diri dari Yoon Sung.
“aku sedang berfikir, seberapa banyak simpanan aku di bank (hah?)” Yoon Sung menatap lekat Na Na, “Sejak kau begitu mahal”.
Na Na langsung memukul bahu Yoon Sung dan bangkit. Yoon Sung terlonjak dan meminta 100 ribu won Karena Na Na menyentuh pundaknya.
Na Ne membuat secangkir kopi untuk menggantinya. Dia mengatakan jika ingin mengingat Yoon Sung cukup membuat kopi sambil tersenyum riang.

Melihat itu senyum Yoon Sung lenyap. Yoon Sung menolak untuk meminum kopi buatan Na Na. Yoon Sung berniat pergi dan meminta Na Na untuk berjaga-jaga, jikan terjadi sesuatu harus menelepon dia. Na Na heran dengan sikap Yoon Sung.

Di luar, Yoon Sung mendesah, Hanya dengan melihat kopi membuat kau memikirkan aku? Ini tidak akan terjadi! Gumam Yoon Sung.
Di kafetaria, Young Joo bersiap menyantap makan siangnya. Dia dia duduk, staff lain menghindari dan menjauhi Young Joo. Terlihat Young Joo hanya terdiam sedang orang-orang berlalu lalang tanpa menghiraukan Young Joo.
Anak buah buah Young Joo melapor kalau Cheon Jae Man dan Jin Pyo telah bertemu dan kelihatan sangat mencurigakan dan kemungkinan mengarah ke City Hunter. Dan tiba-tiba Cheon Jae Man berbicara tentang kejadian tahun 1983 dan juga terlihat mencurigakan lalu anak buah Young Joo memberikan artikel lama yang diminta yang berisi tentan kepulangan presiden yang tiba-tiba karena sebuah tragedy dan penagawal presiden adalah Park Mu Yeol atau ayah Yoon Sung dan Lee Jin Pyo.

Yeong Joo mengatakan bahwa Park Mu Yeol adalah suami dari Lee Kyung Heed dan bagaimana bisa seseorang yang tidak ada dalam catatan pengawal presiden bisa berada dalam Koran. Youg Joo merasa ada yang mmencurigakan yang terjadi dan langsung pergi ke kantor pengawal di Blue house.
Jae Hee tergesa berlari menuju ke suatu tempat dan tidak memperdulikan Na Na yang memberitahu kalau Na Na sudah kembali bekerja. Ternyata Dae Yee menemui Yoon Sung yang juga kembali bekerja di Blue House.
Dae Yee mengajak Yoon Sung kepantai karena Dae Hee karena Yoon Sung mengatakan senang melihat cewek berbikini jadi Dae Yee akan memakai bikini dipantai tetapi pengawal Shin mengatakan jangan kepantai karena akan sulit menjaga Dae Yee di pantai lebih baik ke kolam renang saja dan akan memakai bikini juga disana. Mendengar pengawal Shin mengatakan itu, Ki Joon pun tiba-tiba berteriak.
Setelah semua meninggalkan Yoon Sung, Yoon Sung mengirim sms kepada Na Na dan meminta uang 100.000 won. Na Na tersenyum dan memberitahu kalau Yoon Sung ingin melihat ayahnya maka dapat melihat foto ayahnya di album pengawal presiden.
Yoon Sung langsung pergi melihat Album foto tersebut. Ketika mencari album di tahun 1983 ternyata tidak ada dan kemudian datang Young Joo memberikan album 1983 keda Yoon Su. Yoon Sung pun bertanya apa yang dilakukan Young joo sebagai jaksa dengan mencari sesuatu hal seperti ini. Young Joo mengataka kalau Young Joo ingin tahu tentan kejadian di tahun 1983. Sepeninggal Young Joo, Yoon Sung langsung membuka album tersebut dan menemukan foto ayahnya.
Young Joo menemui Jin Pyo dirumah Jin Pyo dan memanggil Jin Pyo dengan nama Lee Jin Pyo karena selama ini Young Joo mengenal Jin Pyo sebagai Steve Lee. Young Joo mengatakan kalu Jin Pyo adalah pengawal presiden dulu dan selamat dari serangan teroris dan bukan hanya keberuntungan yang terjadi waktu itu.

Young Joo bertanya kenapa Jin Pyo menyembunyikannya kebenaran waktu itu. Jin Pyo pun mengatakan apabila mengatkan dari dulu maka orang-orang akan datang dengan berbagai alasan. Young Joo mengancam Jin Pyo untuk jangan sekali-kali mendekati Preseiden Wan karena Jin Pyo akan menangggung akibatnya.
Na Na mengajak Yoon Sung belanja untuk mengganti uang Yoon Sung. Tapi karena harganya terlalu mahal maka Na Na hanya bisa membelikan Yoon Sung sebuah dasi. Karena sudah membelikan Yoon Sung dasi maka Na Na pun meminta Yoon Sung untuk terus mengikutsertakannya. Akhirnya Yoon Sung setuju setelah sedikit member ceramah kepada Na Na.
Na Na mengikuti Yoon Sung ke hotel dan melihat Yoon Sung dengan seorang wanita Sedang cek In. Na Na terkejut melihatnya. Ternyata wanita yang bersama Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae man dan Yoon Sung sedang berusaha mencari informasi. Setelah itu sekretaris itupun tertidur karena Yoon Sung sudah memberikan obat tidur didalam minuman sekretaris itu. Yoon Sung pun pergi dan mengambil kartu identitas sekretaris itu.
Young Sung bertemu dengan Na Na di Hotel. Nana langsung mengatakan bahwa wanita yang dibawa Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae Man dan bagaimana bisa membawa seorang wanita yang baru bertemu pertama kali kehotel. Dengan kesal Na Na pun meminta kunci mobil Yoon Sung dan akan menyupiri Yoon Sung karena Yoon Sung terlihat lelah.
Cheon Jae Man menjenguk Kim Jong Sik dan berharap Kim Jonk Sik bisa cepat sadar dari koma dan mengtakan jangan kuatir karena akan menangkap City Hunter. Setelah Cheon Jae Man pergi ternyata tangan Kim Jong Sik bergerak sedikit.
Diluar Cheon Jae Man bertemu dengan Yoon Sung dan mengatakan kalau mendengar kalau Young Joo sedang menginvestigasinya dan bahkan dikantor jaksa, Cheon Jae Man punya manyak mata dan telinga. Young Joo pun mangatakan sangat berterimakasih atas wawancara yang dilakukan Cheon Jae Man waktu itu tentang kejadian tahun 1983 dan akan memanggil Cheon Jae Man dalam investigasi nantinya.

Setelah Young Joo pergi, Cheon Jae Man mengatakan walaupun Young Joo adalah anak dari temannya, Cheon Jae Man memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Young Joo.

Dikantornya, Young Joo menerima telepon dari seseorang yang mengatakan kalau ada kebocoran gas di rumah Young Joo. Young joo pun langsung pergi kerumahnya dan lupa membawa hanphonenya.

Sementara itu Yoon Sung mulai beraksi. Ketika akan masuk ke ruangan Cheon Jae Man, pengawal mangatakan tidak boleh dan Yoon Sung pun langsung menghajar pengawa-pengawal tersebut sampai pingsan. Setalah para pengawal itu pingsan, Yoon Sung mendudukkan para pengawal itu seperti posisi sedang bekerja.
Setelah membereskan pengawal, Yoon Sung dengan leluasa masuk kemudian menelpon sekretaris Cheon Jae Man. Yoon Sung mengatakan bahwa sebenarnya mau mengunjungi Sekretaris tapi tertahan sehingga tidak bisa masuk dan menyuruh sekretaris untuk menemuinya di luar. Sekreatris tidak bisa dan tentu saja Yoon Sung mengatakan akan pergi dan dengan segera sekretaris Jae Man mengatakan akan minta ijin kemudian menemui Yoon Sung. Yoon Sung pun tersenyum karena taktiknya berhasil.
Setelah sekretaris Jae Man keluar, Yoon Sung pun masuk keruanagan Jae Man dengan memakai id card sekretaris Jae Man. Yoon Sung melihat sekeliling dan dan dengan hati-hati menempelkan mini camera di balik pintu kantor Jae Man.
Yoon Sung pun keluar dan membuka handphonenya dan melihat hasih rekaman. Di dalam rekaman tersebut terlihat seseorang memberikan sebuah buku yang berisi dokumen rahasia kepada Jae Man yang juga yang sedang di cari oleh Young Joo, Buku Rahasian 2030. Begitu Orang yang memberikan buku kepada Jae Man pergi, Jae Man langsung membakar buku tersebut agar tidak ada orang yang akan mengetahui apa isi dokumen yang ada di buku tersebut.
Sebelum buku itu sempat terbakar, Jae Man menerima telepon dari suruhannya dan memerintahkan untuk membunuh Young Joo seolah-olah kematian Young Joo adalah bunuh diri.
Young Sung terkejut mendengarnya dan langsung menghubungi Young joo tetapi yang mengangkat adalah bawahan Young Joo dan mengatakan kalau Young Joo pulang karena ada kebocoran gas dirumahnya. Mendengar itu, Yoon Sung langsung pergi kerumah Young Joo.
Sementara Young Joo dirumahnya tidak menemukan gas yang bocor kemudian menghubungi penjaga dan mengatakan kalau tidak ada gas yang bocor dirumahnya. Penjagapun mengatakan kalau dia tidak pernah menghubungi Young Joo. Young Joo sedikit terkejut mendengarnya kemudian kembali kemobil.
Ketika sudah masuk ke mobilnya, Young Joo langsung dibekap dari belakang dan dibius. Young Joo melawan tetapi karena sudah dibius maka Young Joo pun langsung tak sadarkan diri. Penjahat itupun keluar dan kemudian membuka sesuatu didalam mobil sehingga mengeluarkan gas dan mengunci otomatis pintu mobil Young Joo.
Young Yoo pun terbangun setelah mencium bau asap didalam mobilnya. Young Joo berusaha membuka pintu mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon Sung mencari mobil Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil dan tangannya menekan klakson mobil.
Yoon Sung langsung berlari kearah bunyi klakson mobil dan melihat Young joo yang sudah lemas didalam mobil. Yoon Joo berusaha membuka pin tu mobil dam berteriak memanggil Young Joo tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak mendengar teriakan Yoon Sung.
Yoon Sung pun langsung memecahkan kaca mobil denagan tangannya dan berhasil mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon Sung langsung memerikasa nafas Young Joo. Begitu yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung lansung pergi tetapi tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo.

Selasa, 11 Oktober 2011

Cara Menginstall Windows XP

  1. Sebelumnya kamu membutuhkan CD master Windows XP terlebih dahulu kemudian masukan di CDROM/DVDROM kamu. Lalu restart komputer kamu, kemudian nampak tampilan seperti gambar lalu tekan tombol Delete pada keybord agar kamu dapat masuk di BIOS(Basic Input Output System) komputer. Pada beberapa jenis Mainboard harus menekan tombol F2 pada keyboard. Kamu dapat melihatnya pada perintah Press DEL to run Setup.
  2. Lalu kamu akan berada dalam BIOS kemudian pilih Boot pada menu dan pilih item Boot Device Priority seperti pada gambar.
  3. Setelah itu Kamu merubah [CDROM] pada posisi 1st Boot Device untuk boot melalui CDROM dengan menggunakan tombol +- di keyboard.Lalu tekan F10 untuk menyimpan konfigurasi kamu.
  4. Restart komputer tunggu hingga muncul tulisan seperti pada gambar lalu tekan sembarang tombol dengan cepat.
  5. Setelah pada tampilan berikut tekan Enter untuk lanjut pada proses instal atau R untuk melakukan reparasi Windows di Recovery Consule atau F3 untuk mengakhiri proses instal.
  6. Lanjut pada Lisencing Agreement tekan F8 untuk lanjut dan ESC untuk batalkan proses.
  7. Pada gambar posisi partisi belum terisi oleh sistem windows.Tekan C untuk membuat partisi baru pada harddisk dan Enter untuk menginstal.
  8. Lalu masukan berapa besar kapasitas partisi yang ingin kamu buat dalam satuan megabytes(MB) dan tekan Enter untuk membuat partisinya seperti terlihat pada gambar.
  9. Kemudian tekan Enter untuk melakukan proses instal atau Delete untuk menghapus partisi.
  10. Dan pilih NTFS file system (Quick) atau FAT file system (Quick) lalu tekan Enter.
  11. Bila proses instalasi langkah 1 → 10 benar maka akan tampil seperti gambar.
  12. Setelah itu kamu sampai pada layar berikut Click Next.
  13. Lalu isikan dengan Nama dan Organisasi Kamu kemudian tekan Next.

14. Disini Kamu akan mengisikan Produk Key atau Serial Number dari type windows Kamu tekan Next lagi.
  1. Isikan nama komputer dan password untuk mengaksesnya lalu tekan Next.
  2. Set Time Zone pada posisi (GMT+80:00) klik Next.
  3. Typical settings: Pada option ini settingan jaringan akan dibuat default windows dan Custom settings: Untuk mensetting jaringan kamu secara manual lalu klik Next.
  4. Bila Kamu terhubung kejaringan local dengan domain pilih option Yes, lalu isi dengan nama DOMAIN yang sama dengan DOMAIN jaringan Kamu dan sebaliknya jika tidak terhubung kejaringan atau terhubung tapi tanpa DOMAIN pilih option No, sekali lagi tekan Next.
  5. Selanjutnya Kamutinggal mengklik Ok,Next,Skip dan Finish juga diminta mengisikan nama kamu. hingga Kamu berada pada tampilan Dekstop Windows seperti ini. Sekarang Kamu tinggal menginstal driver hardware CPU Kamu.

Pict Super Show 4 Super Junior










Credit: Gmarket Ticketing
shared by : renee (@sup3rjunior)
reup by : -shin-@chokyuhyunblog

city hunter ep 13



Na Na yang sedang berada di luar parkiran sendirian melihat ada sebuah motor yang akan menabraknya. Yoon Sung yang mengetahui bahwa itu adalah ayahnya, segera memecahkan kaca pintu dan keluar melindungi Na Na. Jin Pyo berhenti dan mengeluarkan pistol untuk membunuh Kim Na Na, tapi Yoon Sung melindungi Kim Na Na. Jin Pyo akhirnya pergi dan tidak jadi membunuh Kim Na Na.
"Apakah kau baik-baik saja?"tanya Yoon Sung terlihat khawatir.
"Bukankah itu ayahmu?"tanya Kim Na Na.
Yoon Sung tidak menjawabnya dan segera menarik Na Na untuk pulang.
Di mobil Yoon Sung dan Na Na sedang dalam perjalanan pulang.
"Dia sangat marah tentang apa yang aku lakukan terhadap uang milik Kim Jong Shik. Aku berlawana dengan ayahku, aku akan menyelesaikannya dengan caraku. Untuk melindungi orang yang ada di sekelilingku. Paman Shik Joong, Ibuku dan.....Kau."ujar Yoon Sung
"Berjanjilah padaku satu hal, Jika sesuatu yang berbahaya terjadi padaku lagi Jangan datang dan menolongku. Kita beruntung masih hidup hari ini tapi kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi besok. Aku tidak mau kau dalam bahaya karenaku."ujar Na Na
"Hentikan jangan bicara apapun."bentak Yoon Sung
"Lee Yoon Sung ssi, Kau bisa mati karena aku."ujar Na Na
"Jangan bicarakan itu lagi."bentak Yoon Sung lagi.

Mereka sampai di rumah Yoon Sung. Yoon Sung marah pada Kim Na Na dan membawa semua belanjaan mereka dan masuk ke dalam rumah duluan.
Shik Joong menyambut mereka, dan terheran-heran melihat Yoon Sung yang meletakkan elanjaan begitu saja dan meninggalkan Kim Na Na sendirian. Shik Joong bertanya pada Na Na apa yang terjadi. Kim Na Na menceritakan apa yang telah terjadi pada mereka pada saat di SuperMarket. Shik Joong terkejut melihatnya.
Di Rumah Jin Pyo yang sedang membersihkan pistol miliknya. Asisten Jin Pyo bertanya pa yang akan dilakukan Jin Pyo terhadap Yoon Sung sekarang. Jin Pyo mengatakan kalau waktu di Golden Triangle, Yoon Sung sangat marah ketika ada orang yang membunuh ibunya yang telah membesarkannya. Aku akan membuatnya seperti itu lagi.
Kim Na Na menghampiri Yoon Sung yang sedang berada di kamar.
"Ayo bicara."ujar Kim Na Na
"Apakah kau hanya berfikir tentang dirimu sendiri?"tanya Yoon Sung
"Selama kau tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja? Kau dalam bahaya, mana mungkin aku bisa pura-pura tidak mengetahuinya?"lanjut Yoon Sung
"Yoon Sung, kau adalah orang-orang yang berada dalam perang setiap hari, dan merasakan kesakitan. Aku mengetahui itu lebih dari pada kau. Bagaimana kau bisa mengaitkanmu? Bagaiman bisa aku menyuruhmu untuk melindungiku?"ujar Na nA
"Aku ingin menjadi orang yang bisa kau andalakan dan aku akan menjadi kuat, Aku pasti akan melindungimu."gumam Na Na
"Apa yang sebenarnya kau makan hingga kau bisa jadi berani seperti ini?"ujar Yoon Sung mencairkan suasana.
"Kau pasti sedang berfikir kalu akau keren sekarang. Iya kan?"ujar Na Na
"Apa?"tanya Yoon Sung
Na Na mencandai Yoon Sung dengan berkata kalau Yoon Sung saat ini sedang berfikir kalau dia memiliki selera yang perempuan yang bagus. Yoon Sung yang mendengar itu menjadi salah tingkah dan menyuruh na na untuk keluar dari kamarnya.
Kim Jong Shik mengadakan pres confres, dia mengatakan kalau kejadian tersebut adalah perampokan. Kim Jong Shik mengatakan kalau City Hunter sengaja mengambil uang tersebut dan membagikannya kepada siswa untuk menaikkan popularitasnya. Kim Jong Shik menambahkan kalau dia tidak pernah menggunakan uang tersebut secara pribadi dan karena tidak percaya pada bank dan akhirnya menyimpannya di rumah.
Yoon Sung sedang memasang kamera yang akan digunakan untuk memata-matai Kim Jong Shik. Na Na datang dan melihatnya. Na Na bertanya kapan Yoon Sung akan menaruhnya di Ruangan Kim Jong Shik. Yoon Sung berkata kalau Na Na tidak perlu tahu, dan menambahkan kalau Na nA ingin melindunginya, maka jagalah rumahku ujar Yoon Sung.
Ketika Yoon Sung akn pergi dan memasuki mobilnya. Na Na muncul dari kursi belakan dan pindah ke depan. Na Na menyuruh Yoon Sung untuk segera berangkat kalau tidak mereka akan terlambat. Yoon Sung melihat Na Na terkejut.
"Aku tdak tertarik untuk melindungi rumahmu."ujar Na Na
Kim Jong Shik bicara pada anak buahnya, Mark, untuk segera menemukan Kim Na Na dan Bi Man Deok dan segera membunuh mereka. Kim Jong Shik yakin kalau mereka mengetahui City Hunter. Mark berkata kalau susah untuk mencarai Na Na dan Bi Mae Deok karena mereka menghilang tanpa jejak. Kim Jong Shik berkata kalau kita membunuh mereka, City Hunter pasti akan datang untuk balas dendam.
Shik Joong berusaha untuk mencari Lee Kyung Hee, Ibu Yoon Sung. Dengan bertanya pada orang-orang yang mengenal Lee Kyung Hee. Tapi orang tersebut berkata kalau mereka tidak bertemu sudah lama.
Dua orang yang biasanya meneliti ruangan Kim Jong Shik kesal, karena mobil mereka mogok. Yoon Sung mengamati mereka dan segera menelpon mereka kalau dia adalah karyawan dari Myong Mun universitas dan berkata pada dua orang tersebut untuk tidak datang hari ini karena Kim Jong Shik memiliki banyak tamu. Na Na yang melihat Yoon Sung tersenyum.
"oh, Lee Yoon Sung ssi, kau sangat pandai berakting."ujar Na Na
"Gunakan ini, kita akan menyelesaikan ini selama dua jam karena Kim Jong Shik sedang pergi."ujar Yoon Sung sambil menyuruh Na Na menggunakan topi dan jaket.
Jaksa Young Joo sedang melihat berita ayahnya. Dia terlihat sedih dan marah. Asisten Young Joo yang wanita berkata pada Young Jo kalau Kim Na Na menghilang dan mebuatnya khawatir. Young Jo yang menengarnya terkejut.
Jang Pil Jae tiba-tiba datang dan memberitahu kalau kasus City Hunter diambil alih oleh Jaksa lain. Young Joo mendengarnya terkejut dan segera mennemui atasannya untuk menanyakan alasannya. Atasan Young Joo mengatakan kalau dia sudah tahu kalau Young Joo adalah putra dari Kim jong Shik. jadi, karena itu dia memberikan kasus ini pada jaksa lain. Atasan Young Joo mengatakan kalau dia heran karena anaknya sendiri tidak tahu kalau ayahnya meyimpan uang sebanyak 200 miliyar won di dalam rumah.
Na Na dan Yoon Sung menyamar sebagai orang yang akan meneliti ruangan Kim jong Shik. Mereka berdua segera melakukan aksinya, Na Na mencoba mengalihkan perhatian dari asisten Kim Jong Shik dengan mengajaknya mengobrol. Yoon Sung langsung menukar buku yang ada di kantor Kim Jong Shik dengan buku yang sudah terisi kamera. setellah selesai, Na Na meminta ijin pada asisten Kim Jong Shik untuk membeli kopi di bawah, karena dia haus. Ketika Na Na sedang meminum Kopinya, dia terkejut melihat kedatangan jaksa Young Jo.
Jaksa Young Joo masuk ke ruangan Kim Jong Shik. Asisten Kim Jong Shik berkata kalau Kim Jong Shik sedang pergi. Young Joo membalas kalu dia akan menunggunya. Yoon Sung yang berada di dalam mendengarnya. Young Joo melihat Yoon Sung yang sedang menyamar sebagai orang yang sedang meneliti ruanga Kim Jong Shik. Young Joo mengataka kalau alat yang digunakan sangat canggih dan tidak bisa terdeteksi. Young Joo mendekat sambil berusaha melihat Yoon Sung. Tiba-tiba telpon Young Joo bunyi dan itu dalah telpon dari Na Na.

Na Na menelpon Young Joo dan berkata kalau dia hanya ingin menitip pesan pada Young Joo untuk memberitahu asisten Young Jo kalau dia baik-baik saja dan sedang berada di rumah pamannya. Na Na berpura-pura kalau suara Yoon Sung putus-putus, Young Joo akhirnya eprgi ke luar dan bicar pada Na Na. Ketika Na Na selesai menelpon Young Joo dia berbali dan melihat kedatangan Kim Jong Shik, Na Na berusaha menjauh dan seseorang menariknya, tidak lain dan tidak bukan adalah Yoon Sung. Yoon Sung memarahi Na Na karena menyalakan Handphonenya. Yoon Sung khawatir kalau orang Kim Jong Shik dapat melacak Kim Na Na.
Young Jo bicara pada ayahnya. Kim Jong Shik masih saja berbohong dengan mentakan kalau dia dia tidak mengetahui apa-apa. Young Jo mendengar tu memjadi marah. Kim Jong Shik berkata kalau ini adalah universitasnya yang dia bangun, lalu mengapa dia tida boleh menggunakan uangnya sendiri. Kim Yeong Jo mengatakan tentang insiden yang terjadi pada orang tua Na nA yang menyebabkan ibu Na Na meninggal dan ayahnya sudah koma selama 10 tahun. Kim Jong Shik berkata kalau dia sudah melupakan semuanya tentang itu. Young Jo menanyakan pada Kim Jong Shik tentang yang terjadi pada Oktober 1983. Kim Jong Shik tidak mejawabnya. Young Bekata pada yahnya kalau di benci menjadi anak dari ayahnya, dan berkata kalau dia tidak bisa melindungi ayahnya lagi.
Na Na menghampiri Yoon Sung yang sedang melihat rekaman antara Kim Jong Shik dan Young Joo. Yoon Sung langsung mematikan lapotopnya. Yoon Sung melihat Na Na dan segera menyuruhnya keluar.
"Aku hanya ingin melihat Jaksa Young Joo melakukan kesepakatan dengan Kim Jong Shik. Apakah dia terlihat keren ketika dia menghajar Kim Jong Shik?"ungkap Na Na
"Apa kau pikir Jaksa itu pegulat?"ujar Yoon Sung menyuruh Na Na keluar.
Jaksa Young Joo kembali ke kantornya dan menyuruh Jang Pil Jae untuk segera mencari keberadaan Lee Kyung hee. Jang Pil Jae mengingatkan Young Jo kalau kasus City Hunter bukan kasus mereka lagi. Tapi Young Joo berkeras kalau dia akan tetap menyelidikinya sendiri.
Jaksa Young Joo menemui tetangga Lee kyung Hee dan menanyakan keberadaanya. Kedua Ibu-ibu tersebut berkata kalau mereka tidak tahu keberadaannya. Mereka juga mengtakan kalau selama ini Lee Kyung Hee hidup sendiri dan dia pernah kehilangan anaknya yang berumur satu bulan pada tahun 1983. Ibu-ibu tersebut menanyakan siapa Young Joo karea baru saja ada seorang yang juga menanyakan keberadaan dari Lee Kyung Hee.

Lee Yoon Sung berjalan menuju warung snak milik ibunya dan tidak menemukan apapun. Di bawah Jaksa Young Joo melihat Yoon Sung.
"Lee Yoon Sung dan Lee Kyung Hee sebelumnya pernah melakukan tes darah. Apakah mungkin Lee Yoon Sung tidak mengetahui keberadaan Lee Kyung Hee juga? Lee Kyung Kwan dan Seo Yong Hak menggunakan video sebelumnya untuk mengungkapakan kejahatan mereka."gumam Young Joo mengingat tentang seorang yang diutus untuk meneliti ruangan Kim Jong Shik.
Jaksa Young Joo menemui ayahnya dan berkata kalau investigasi akan dilakukan, jadi Jaksa Young Jo berharap kalau ayahnya akan bersika kooperatif dan tidak beralasa sakit seperti yang lainnya. Tiba-tiba Jang Pil Jae menelpon Young Joo dan memberitahu tentang keberadaan Lee Kyung Hee. Young Jo berkata kalau dia akan segera ke sana.
"Kau terlihat kurs sekarang, ayo kita makan malam bersama."ujar Kim Jong Shik
"Aku sibuk."balas Young Jo dan meninggalkan ruangan Kim Jong Shik.
Lee Yoon Sung yang mendengar percakapan Young Joo dan Jang Pil Jae segera menuju tempat tersebut.
Young Joo menemui seorang biarawati dan meminta tolong pada suster tersebut jika ada seorang laki-laki datang dan bertanya tentang Lee Kyung Hee bawa dia di gereja. Yoon Sung datang dan menanyakan keberadaan Lee Kyung Hee, biarawati tersebut segera mengantar Yoon Sung ke gereja. Young Joo bersembunyi di dalam gereja. Yoon Sung merasa ada yang aneh dengan kelakuan birawati tersebut dan akhirnya dia pergi dan menyuruh Yoon Sung untuk memberitahu orang yang berada di dalam rumah.
Suster tersebut membuka kan pintu ke dimana Young Joo berada. Insting Yoon Sung merasakan ada yang aneh.
“Pasien Lee Kyung Hee mempunyai kaki yang sangat lemah, apa dia bisa beradaptasi dengan baik di sini?” Tanya Yoon Sung kepada suster itu.
Dengan gugup, suster itu mengiyakan dan menambahkan sekarang sudah pulih. Yoon Sung langsung tahu ada sesuatu yang mencurigakan.
Di dalam Young Joo menunggu kedatangan Yoon Sung, alih-alih Yoon Sung yang datang, suster tersebut mendatangi Young Joo. Seketika Young Joo tahu Yoon Sung telah pergi. Dia berlari mengejar Yoon Sung, namun sudah lenyap.
Yoon Sung tiba di kediamannya, sebelum masuk Young Joo yang telah mengejarnya menghampiri Yoon Sung. Yoon Sung terlihat sangat kesal,
“Apa ada yang salah?” ujar Yoon Sung tanpa basa basi.
“Dari maka kau pergi?”
“Yang aku lihat kau begitu penasaran dengan khidupanku! Tapi aku sudah katakana jika kau ingin menanyai aku, datang setelah ada bukti!”
“Ah, sejak kau ingin aku membawa surat penggeledahan, sepertinya kau telah melakukan kesalahan!”
Yoon Sung berkilah jika orang dalam tinju terkena pukulan telak satu kali, maka seharunya berhenti. Berbeda dengan Young Joo yang sudah ketiga kalinya mengusik Yoon Sung, tak lelah untuk berhenti. Yoon Sung berniat pergi, dan berbalik dari Yoon Sung.
“Baju terkena lumpur” ujar Young Joo tidak mau menyerah begitu saja. “Hari ini, anak-anak Huishin bermain bola”. Young Joo jelas ingin mencari bukti Yoon Sung tadi pergi ke tempat Young Joo berada.
Yoon Sung benar-benar kesal, dan pura-pura tidak mengerti apa yang diucapkan Young Joo, dan Young Joo tak mau mundur walau dia tahu semua bukti keberadaan Yoon Sung di rumah sakit telah dihapus, Young Joo tetap menginginkan Yoon Sung.

Sepeninggal Yoon Sung, Young Joo mengirimkan pesan singkat kepada ayahnya untuk menyerahkan diri. Young Joo tetap mencemaskan ayahnya karean kasus semakin serius.
Shik Jong mendatangi kediaman ibu Yoon Sung namun kosong. Dilihatnya kotak suratnya telah penuh. Shik Jong mengambilnya dan melihat diantara surat terdapat surat dari sebuah kuil.
Kuil Putou, Shik Jong langsung pergi kesana dan yakin ibu Yoon Sung berada disana. Shik Jong sedikit kelelahan, disaat meminum air dari kuil dan mencuci muka, telepon genggam Shik Jong terjatuh ke air dan mati. Shik Jong pun kesal.
Saat dilihatnya seorang penjaga kuil, Shik Jong menghampirinya dan memperlihatkan foto ibu Yoon Sung. Sang penjaga kuil ragu untuk berkata.
“Aku buka orang yang jahat, tentu saja buka!” Shik Jong pun menjelaskan bahwa dia sedang sakit dan tiba-tiba menghilang dari rumah sakit.
“Aku cemas dia menghilang saat merasa hidup dia sudah tidak berharga, namun sebenarnya anaknya sedang mencarinya!”
“Lee Kyung Hee tidak mempunyai anak” ucap sang penjaga dan berniat pergi.
Shik Jong menghentikannya dan menyakinkan bahwa anaknya, Yoon Sung masih hidup! Shik Jong benar-benar memohon.
Shik Jong masuk ke kamar ibu Yoon Sung namun kosong, yang terlihat hanya telepon yang tergeletak. Shik Jong mendesah, tahu tidak bisa menghubungi ibu Shik Jong.
Shik Jong pun menghampiri penjaga kuil.
“Kau bilang dia tidka akan kembali lagi? Besoknya lagi, besoknya lagi dan besoknya lagi?” Tanya Shik Jong kecewa.
Sang penjaga membenarkan bahwa dia tidak tahu kapan ibu Yoon Sung akan kembali. Shik Jong makin kecewa. Dan dia pun meninggalkan nomor telepon Yoon Sung dan meminta sang penjaga untuk menghunginya setelah ibu Yoon Sung kembali.

Sebelum pulang, Shik Jong membeli beberapa teh hijau untuk oleh-oleh.
Sedang Joung Joo seibuk memberesi berkas-berkas yang berkaitan dengan City Hunter untuk dilimpahkan ke jaksa lain. Saat memberesi, Young Joo tidak sengaja menemukan mp3 kecil di lacinya. Hadiah dari ayah Young Joo.
Young Joo menyalakannya dan terdengar suara rekaman ayahnya. Seorang Jaksa yang kau inginkan harus seperti bamboo yang kokoh, penjaga keadilan, kebenaran, hak-hak manusia, orang yang jujur. Saat semuanya runtuh, kata-kata ini hanya akan tertulis di ensilopedia atau kosa kata di kamus. Young Joo, aku harap kau bisa menjadi penjaga keadalin bangsa Korea Selatan! Itu seorang Jaksa.

Young Joo berkaca-kaca mendengarkan kata-kata ayahnya dulu saat diriny lulus dari sarjana. Tragis, seorang yang mengajarkan kata-kata bijak, namun yang mengingkarinya. Young Joo benar-benar kasihan.
Keesokan harinya, Young Joo seakan tidak ingin melepas setiap langkah Yoon Sung. Pagi itu Young Joo menemui Yoon Sung yang sedang di gym. Yoon Sung tersenyum kecut melihat Young Joo.
“kau kesini tidak sedang untuk investigasi bukan?”
"Tempat ini hanya untuk anggota yang kaya, jadi jika aku berkata ini hanya kebetulan kau tidak akan mempercayainya bukn?" ucap Young Joo sinis.
"sepertinya kau anak orang kaya, ayahmu menti Kim Jong Shik bukan?"
Young Joo menatap tajam.

Young Joo mengalihkan pembicaraan ke Kim Na Na yang sudah mengetahui bahwa dirinya adalah long legs ahjusi.
"Apakah kau akan mengatakan bahwa kau adalah anak Kim Jong Shik?" ucap Yoon Sung menohok Young joo.
Young Joo meminta Yoon Sung untuk tidak ikut campur. Yoon Sung membalik tidak ada orang yang bersikap manis setelah meninju orang lain. Bagaiamana perasaan Kim Na Na saat mengetahui orang yang dipercayai ternyata anak dari pembunuh ayahnya?
Young Joo diam menahan kekesalannya.
"Aku belum pernah bertemu seseorang yang mengenalku dengan baik selain Kim Na Na" balas Young Joo.
"Kau seharusnya menyingkir dari Kim Na Na!" ancam Yoon Sung pergi.
"Karena itu kau membuatnya sedih? Kau tidak saja membiarkan Seo Yong Hak kabur dan juga membuatnya sedih. City Hunter" sinis Young Joo.
Yoon Sung berbalik, tersenyum sinis juga dan menyatakan dia bisa juga menjadi jaksa!
Diruangan pengawal, Eun Ah mengeluh kepada kepala pengawal kalau dirinya benar-benar dibuat lelah menjaga Da Ye yang tidak mau diam manis. Apalagi saat harus menjadi tutornya.
Seseorang memberi tahu Eun Ah ada orang yang ingin bertemu dengannya. Eun Ah segera keluar berniat menemuinya. Eun Ah berpapasan dengan Ki Joon. Saat dikatakannya Eun Ah ingin menemui seorang laki-laki yang menunggunya, Ki Joo terlihat cemburu berat. Haha.Ki Joon langsung mengikutinya.
Di luar, Shik Joong (haha) menghitung daun apa Eun ah menyukainya atau tidak. Eun Ah menghampirinya. Wajah Shik Joong langsung sumringah. Shik Joong memberikan teh hijau yang dibelinya kepada Eun Ah.
"Saat aku mencium bau teh hijau,aku teringat akan Eun Ah" ujar Shik Joong malu. Ki Joo tertawa geli dan menjelaskan Eun Ah tidak meminumnya karena pahit.
Sialnya, Eun Ah mengira Lee Yoon Sung yang memberikannya lewat Shik Joong! Hah? Shik Jong tak menyangkanya. Eun Ah senang menerimanya, Ki Joo kesalnya gak main-main.
Sedang Shik Jong?
"Aku lah yang mengirimnya bukan Yoon Sung" ucap Shik Jong nanar.
Di rumah, Yoon Sung dan Na Na dibuat pusing karena Shik Jong tidak bisa dihubungi, telepon genggam Shik Jong mati karena air. Keduanya cemas jika terjadi sesuatu kepada Shik Jong.

Mendadak Eun Ah menghubungi Yoon Sung untuk mengucapkan terimakasih atas tehnya, Yoon Sung jelas kebingungan. Namun berkat Eun Ah, Yoon Sung tahu Shik Joong baru saja pergi dari Blue House.
Na Na dan Yoon Sung bergegas pergi menyusul Shik Joong. Na Na melihat shik Jong yang sedang menyebrang jalan, Yoon Sung menghentikan mobilnya dan melongok keluar jendela mobil, melambaikan tangan ke arah Shik Jong.
Tak disadarinya, sebuah mobil lewat, menabrak Shik Jong. Yoon Sung dan Na Na sontak menghampiri tubuh Shik Jong yang diam tak bergerak. Yoon Sung benar-benar takut, Yoon Sung dan Na Na memanggil-manggil Shik Jong.
Yoon Sung melihat mobil yang menabrak Shik Jong, mobil yang sama milik Kim Jong Shik!
Air mata Yoon Sung mengalir deras,
"Ahjussi, kumohon jangan mati" lirih Yoon Sung saat melihat jantung Shik Jong sempat berhenti.
Antara panic melihat Shik Jong terbujur kritis dan amarah yang ditahannya karena perbuatan Kim Shik Jong yang menabraknya. Sedang Na Na pun yang berada disamping Yoon Sung, tak kalah cemas.

Yoon Sung menandatangi surat operasi Shik Jong, dokter mengatakan ada pendarahan di dalam tubuh Shik Jong. Yoon Sung memohon untuk diselamatkan nyawa pamannya itu.
Yoon Sung yang begitu sayangnya kepada Shik Jong, memijit lengan Shik Jong. Rasa kesedihan menyelimuti Yoon Sung saat melihat Shik Jong.
“Saat ayahku terbaring koma, aku juga berfikir ratusan kali setiap hari. Jika saja aku bukanlah siswa yang lemah, jika aku tahu caranya menyetir. Aku juga akan melakukan hal yang sama kepada Kim Jong Shik!” ucap lirih Na Na.
Yoon Sung terdiam, Na Na memandang Yoon Sung.
“Cara kau melihat sekarang sama sperti aku dulu, dan membuat aku tidak nyaman” air mata Na Na berlinang.
“Aku, terkadang mengerti apa yang dirasakan ayahku (jin Pyo), aku takut..aku bahkan lebih buruk. Orang-orang itu..” Yoon Sung tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Na Na tercekat mendengar kata-kata Yoon Sung yang kini meninggalkannya sendiri bersama Shik Jong.
Yoon Sung ke kamar kecil, dengan pandangan penuh amarah, yoon Sung mengingat kembali Shik Jong yang ditabrak tepat di hadapannya. Emosi Yoon Sung tak tertahankan dan Yoon Sung melayangkan pukulan ke kaca. Tangan Yoon Sung berdarah, dan Yoon Sung berniat untuk membalaskan dendam untuk Shik Jong!
Sedang, Young Joo menghadap atasanya dan diberitahukan dia mendapat penghargaan atas jasa-jasanya. Young Joo tersenyum kecut. Awalnya Young Joo menolak, namun atasannya bersikeras. Atasan Young Joo menyodorkan daftar orang yang bisa diundang, Young Joo melihat sekilas dan mencoret sebuah nama lalu pergi.
Atasan Young Joo melihat daftra, terlihat nama Kim Jong shik telah tercoret.
Sedang di kantornya, Kim Jong Shik menerima sebuah surat undangan yang dibawa sekretarisnya. Undangan penghargaan Young Joo, anaknya. Kim Jong Shik tersenyum bahagia.
“Aku ayahnya, tentu saja aku harus pergi”
Na Na menelepon ahjumma yang berkerja di kejaksaan, dan mengabarkan bahwa dirinya baik-baik saja. Dan berbohong bahwa dirinya sakit dan sedang tinggal bersama pamannya. Na Na terkejut mendapat kabar bahwa Young Joo diturunkan jabatannya.
“Bagaimana bisa seseorang yang mendapat penghargaan di turunkan? Kerena City Hunter?” Na Na benar-benar tidak mnduganya.
Di acara penghargaan, Young Joo duduk paling depan. Ayahnya menhampiri dan langsung duduk disamping Young Joo. Tentu saja Young Joo terbelalak kaget, bagaimana bisa ayahnya dating? Sedang dia tidak mengundangnya?
“Bukankah kau mengundangku? Selamat anakku” sergah ayah Young Joo bangga.
Young Joo langsung tahu itu perbuatan City Hunter! Dia langsung melihat sekeliling, dan memanggil Jang Pil Jae. Young Joo menyuruhnya untuk menyisir bagian komunikas.
Young Joo mendekati atasannya dan mengungkapkan kecurigaannya bahwa City Hunter mungkin akan muncul, dan meminta untuk memblok seluruh gedung.
“Jaksa Kim, aku sudah mengatakan kepadamu untuk ikut campur dalam kasus City Hunter lagi, disini ada seratus jaksa apa dia akan berani muncul?!” tegas atasan Young Joo dan menyuruh Young Joo untuk duduk kembali.
Young Joo sangat, sangat kesal sekali pastinya.

Dia kembali duduk, dan terlihat ayahnya sedang mengobrol dengan jaksa lain. Young Joo mendapat ide, dia memasukan mp3-nya kedalam saku ayahnya, dalam keadaan siap merekam pembicaraan ayahnya. Tentu saja Kim Jong Shik tidak menyadari tindakann Young joo.
Yoong Sung berada di basement, tepat didepan mobil Kim Jong Shik. Siap untuk menghancurkan sosok Kim Jong Shik.
Tak disangka, Na Na dating keacara Young Joo sambil membawa seikat bunga. Na Na tersenyum saat melihat Young Joo di atas panggung menerima penghargaan.
Semua orang bertepuk tangan, Kim Jong Shik terlihat bahagia, namun sebaliknya bagi Young Joo. Dia pun dipersilakan untuk mengucapkan beberapa kata. Young Joo melihat keseliling, dan pandanganya mengarah ke ayahnya. Young Joo mendesah.
“Aku, Jaksa Kim Young Joo tidaklah pantas menerima penghargaan ini, aku pikir seorang jaksa harus..” Young Joo tak melanjutakn ucapannya, dia melihat ayahnya tersenyum bangga kepadanya. Dipandangnya ayahnya, dan sudah diyakinkan dalam hati.

“Seorang jaksa! Haruslah seperti bamboo yang berdiri kokoh! penjaga keadilan, kebenaran, hak-hak manusia, orang yang jujur. Saat semuanya runtuh, kata-kata ini hanya akan tertulis di ensilopedia atau kosa kata di kamus”
Semua orang tersenyum melihat perkataan Young Joo, sedang young Joo sendiri seakan marah kepada dirinya sendiri.

Pil Jaee melonggok kearah ruang komunikasi, namun tidak diperhatikannya baik-baik bahwa semua penjaga sudah dilumpukan oleh Yoon Sung. Pil Jae mengira semuanya baik-baik saja.
Saat Young Joo melanjutkan kata-katanya, semuanya dikejutkan dengan terbukanya layar belakang dan terlihat rekaman Kim Jong Shik dan Young Joo sewaktu Young Joo memohon ayahnya untuk menyerahkan diri atas kasus orang tua Na Na.
Kim Jong Shik bergemetar, Na Na syok! Young Joo? Dia tahu akan terjadi sesuatu karena City Hunter. Semua orang berbisik atas terbukanya kedok Kim Jong Shik, Young Joo menanggung beban malu.
Kim Jong Shik berdiri, dan berniat meninggalkan ruangan, meninggalkan Young Joo yang masih diatas panggung. Dengan sisa harga dirinya tentunya. Berjalan melewati ratusan jaksa yang masih tak percaya.

Kim Na Na melihat Young Joo dengan pandangan syok. Young Joo tertunduk lemah. Atasannya terdiam mendengar bisik-bisik Jaksa lain yang menyudutkan Young Joo karena tahu kesalahan ayahnya yang melakukan tabrak lari namun tidak bisa menyedilikinya, hanya karena dia anak sang pelaku!

Atasan Young Joo berdiri dan berkata lantang,
“Untuk apa ratusan jaksa berkumpul? Jika ada yang yang berdiri untuk menahan dia!” teriak atasan Young Joo, “Ah ya, inilah hukum!”
Semua tertunduk malu, Young Joo terlihat masih diam membisu.
“Tunggu dulu..siapa yang melakukan ini? Jangan bilang City Hunter yang melakukan ini!”
Saat nama City Hunter disebut, Na Na terlonjak kaget. Young Joo tersadar dan mengucapkan nama ayahnya. Young Joo bergegas berlari.
Langkah Young Joo terhenti saat Kim Na Na berdiri dihadapannya. Young Joo kaget.
“Jaksa Kim, apa semua kata-kata itu benar?Anak Kim Jong Shik adalah Kim Young Joo?” Na Na seakan belum mempercayainya. Young Joo tertuduk merasa bersalah.
“Untuk kejahatan ayahnya, anaknya merasa bersalah jadi dia menjadi long legs-ahjussi untuk menjaga aku?” ucap Na Na berkaca-kaca.
Na Na tidak terima jika semua perlakuan Young Joo hanya belas kasihan.
“Aku benar-benar minta maaf”
“Lupakan saja, aku tidak akan menerima permintaan maafmu!”
Young Joo yang sepertinya kalut langsung meninggalkan Na Na untuk mngejar ayahnya.
Sementara itu, Kim Jong Shik berlari dan masuk ke mobilnya, saat itulah sebuah pisau tepat di lehernya. Yoon Sung sudah di dalam mobil. Kim Jong Shik ketakutan.
“Jangan melawan! Jika kau tidak ingin mati di depan anakmu!” bentak Yoon Sung saat Kim Jong Shik berusaha alri.
Yoon Sung menyuruh untuk jalan.

Di perjalanan, Yoon Sung masih menodongkan pisau ke leher Kim Jong Shik.
“Pesta baru saja dimulai” ujar Yoon Sung.
Sedang Young Joo mengerahkan kecepatan maksimum untuk mengejar Yoon Sung, kecemasan tampak di raut muka Young Joo.
Yoon Sung memutarkan rekaman pembicaraan Kim Jong Shik. Saat aku melihat 200 milyar won, aku seharusnya tidak meninggalkannya begitu saja.
“Jika rekaman ini dikirim ke kantor jaksa, cepat atau lambat anakmu akan melepaskan seragam jaksa!”
“Kau ingin balas dendam atau merencanakan penyapuan bersih?”
“Jadi kau mengingatnya, mereka telah rela berkorban untuk negaranya! Namun kau membiarkan mereka terkubur di laut Nampo! Manjadi hidup nek, menggunakan uang pelajar untuk membeli makanann dan pakaian, bahkan membunuhpun bisa ditutupi” jelas Yoon Sung sengit.

Yoon Sung pun memutuskan akan menyerahkan Kim Jong Shik kepada anaknya (kejaksaan). Bagaimanapun itulah penderiataan yang teramat sangat. Yoon Sung memperlihatkan berkas-berkas bukti kejahatan Kim Jong Shik.
“JIka Kim Young Joo berusahaa menutupinya, dia akan menghancurkannya, namun walau kalian berdua menutupinya, kalian berdua tetap akan hancur!” Yoon Sung melanjutkan, “Diserahkan kepada anak sendiri, menarik bukan?”
“Anakku, kau harus melepaskan dia!” pinta kim Jong Shik.
“Cinta ayah memang harus dibutuhkan, namun sepanjang hidupku aku tidak bisa merasakannya!” dendam Yoon Sung semakin menjadi.
“JIka kau benar ayah dari anakmu, apa yang bisa kau lakukan untuk anakmu? Sesuatu yang terhormat, atau yang memalukan?”
Kim Jong Shik secara tiba-tiba mengehentikan mobilnya, dia langsung mengambil semua berkas bukti lalu melarikan diri. Yoon Sung mengejarnya namun berjalan santai sambil memengang pisaunya.
Kim Jong Shik berlari kearah jembatan penyebarangan, tiba-tiba semua berkas tertiup angin saat Kim Jong Shik terjatuh, Kim Jong Shik berusaha menggapainya. Na’as dia langsung terjatuh dan bergelantungan di atas jembatan penyebrangan.
Kim Jong Shik kepayahan saat bergelantungan. Yoon Sung berniat meninggalkannya. Ingatan Yoon Sung melayang saat pengasuhnya tertembak sehingga mati, ayahnya yang rela berkorban demi dirinya sehingga kehilangan kaki, dan teringat perkataan Kim Nana.
Aku tidak ingin menggunakan jalan yang kotor, aku ingin City Hunter yang menangkapnya dan mengirimkannya ke Jaksa Kim Young Joo. Dan agar semua orang tahu betapa tidak bernilainya orang itu! Berharap belangnya terungkap!
Yoon Sung tersentak sadar, dan menjatuhkan pisaunya. Bukan cara seperti ini yang diinginkannya, cara kekerasaan yang akan menjadikannya seorang pembunuh!
Sedang Young Joo Syok bukan kepalang saat melihat ayahnya bergelantungan di jembatan penyebrangan. Dia menghentikan mobilnya.
“Ayah!!” teriak Young Joo, ayahnya kaget mendengar teriakan Young Joo.

Yoon Sung berbalik, dan menghampiri Kim Jong Shik. Namun sayang ayah Young Joo seakan tidak ingin menyeret young Joo terlalu jauh sehingga memilih menjatuhkan diri tepat saat Yoon Sung mengulurkan tangannya.
Kim Jong Shik terjatuh dan tertabrak sebuah mobil. Kim Young Joo tersentak syok, melihat Yoon Sung lalu berlari ke ayahnya. Jika dilihat dari sudut pandangan Young Joo, City Hunter seakan membuat ayahnya terjatuh.
Yoon Sung bener-benar terlihat menyesal.

city hunter ep 12



Terlihat Na Na bersimbah darah, menahan sakit. Yoon Sung bersimpuh didekat Na Na, syok melihat keadaan Na Na.
“Kim Na Na, kenapa? Kenapa?”
“Bukankah kau menyelamatkan aku dua kali? Kau juga merasakan kesakitan seperti ini?” ucap lirih Na Na.
“Jangan berkata apa-apa lagi”
“Apa..kau membenciku?” air mata Na Na mengalir, “aku berharap kau mengatakn tidak”
Yoon Sung terdiam menahan pedih melihat orang yang dicintainya sekarat.
“Aku selalu ingin mengucapkan terimakasih”
“Kenapa kau menahan peluru untukku?!” teriak Yoon Sung.
“Aku bersyukur bahwa aku yang tertembak..” kata-kata Na Na terputus saat Na Na kehilangan kesadaran, matanya tertutup, tak bergerak.
“Kim Na Na! Kim Na Na!” panggil Yoon Sung panic.
Shik Jong datang dan melihat Yoon Sung yang memeluk Na Na yang bersimbah darah dan tak bergerak, sontak dia pun ikut panic. Shik Jong pun menelepon Soo Hee, dan mereka membawa Na Na segera ke kliniknya.
Kim Jong Shik menggebrak meja sat mengetahui Shik Jong dan Na Na berhasil kabur. Dia terkejut saat mendapatkan informasi bahwa City Hunter telah menyelinap ke kediamannya, namun mereka tidak berhasil mengalahkan City Hunter.
Soo Hee langsung membukakan pintu saat Yoon Sung tiba sambil membopong Na Na. Soo Hee pun tak lupa untuk menutup kliniknya. Soo Hee segera menyiapkan peralatan yang seadanya untuk membantu Na Na.p
Na Na yang tersadar dari pingsannya tersadar kini dia berada di klinik Soo Hee. Yoon Sung berada disampingnya dengan kecemasan yang luar biasa.
“Luka tembakan lagi?” Tanya Soo Hee saat melihat luka Na Na sebenarnya, “Dia terlalu benyak kehilangan darah! Tekanan darah dan tedak jantungnya teralu lemah, kita harus nengirimnya ke rumah sakit segera!” ucap Soo Hee yang sama-sama panic.

Na Na langsung menolaknya, sedang Yoon Sung diliputi kebingungan.
“Ini hanya klinik hewan bukan tempat untuk menyelamatkan manusia!”
“Kau tahu pasti apa yang akan terjadi jika aku dikirim kerumah sakit” lirih Na Na sambil menahan sakit.
Soo Hee mencoba menjelaskan akan sulit menyelamatkan Na Na karena tidak ada persediaan darah di kliniknya!

“Berikan kepadanya darahku!” ucap Yoon Sung tanpa berfikir panjang. Yoon Sung golongan darah O sehingga merasa mampu mendonorkan darahnya.
“Apa?! Kau juga dalam bahaya!” teriak Soo Hee mengingat Yoon Sung juga baru terluka.
Yoon Sung tetap bersikukuh dia harus menyelamatkan nyawa Na Na.
Soo Hee menghela nafas panjang dan akhirnya luluh.
Yoon Sung memberikan darahnya kepada Na Na, keduanya terbaring bersampingan. Saling memandang. Soo Hee mendatangi mereka dan mengatakan dia akan mengeluarkan peluru dari tubuh Na Na dan memberinya obat bius.
“Lee Yoon Sung-ssi” lirih Na Na sebelum tertidur.
“Jangan berkata apa-apa lagi, itu hanya akan membuatmu lelah”
“Aku hanya ingin mengatakan jangan terlalu mencemaskan diriku, aku cukup kuat” ucap Na Na lemah.
Kesadaran Na Na berangsur-angsur hilang, Yoon Sung memegang tangan Na Na.
Yoon Sung terus menjaga Na Na yang tertidur. Shik Jong pun tertidur tidak jauh dari Yoon Sung. Yoon Sung terus memegang Na Na yang terlihat pucat. Shik Jong terbangun. Dia menyuruh Yoon Sung untuk beristirahat karena Yoon Sung juga kehilangan darah untuk Na Na.
“Dia orang yang bagaimana?” ujar Yoon Sung.
“Siapa? Na Na?” ucap Shik Jong bertanya balik sambil menahan kantuk.
“Bagimana bisa tidak punya rasa takut, seperti gadis biasa di luar namun dia tidak mudah menyerah dan tidak peduli kepada tubuhnya sendiri?”
“Dia punya karakter yang kuat, maka dari itu dia sanggup hidup sendiri” jelas Shik Jongsambil terpejam.
“walau tanpa diriku, apa dia bisa hidup dengan baik?” Tanya Yoon Sung.
“Hidup harus berjalan terus”
“Aku takut aku tidak bisa melakukannya lagi (jauh dari Na Na)” ucap pelan Yoon Sung.
Keesokan harinya, Yoon Sung membawa Na Na kerumahnya, membawa dengan cara membopongnya. Na Na heran kenapa tidak di bawa kerumah Na Na? Yoon Sung beralasan Kim Jong Shik pasti tahu rumah Na Na. Yoon Sung jelas mekhawatirkannya.
Yoon Sung menyuruh Na Na untuk tidak bekerja untuk sementara waktu. Shik Jong berinisiatif untuk menghubungi pihak pengawal Blue House, berpura-pura sebagai paman Na Na dan mengatakan bahwa Na Na sakit.
Shik Jong menawarkan Na Na makanan yang disukai Na Na.
“Berikan semuanya, dia menyukai semuanya” sindir Yoon Sung.
“Ya! Kau harus merawat orang sakit lebih baik!” hardik Shik Jong.
“Apa kau tidak tahu, berginilah caraku untuk merawatnya” Yoon Sung meninggalkan mereka berdua untuk berganti pakaian.
Sontak Shik Jong merasa tidak enak bersama Na Na sendirian. Na Na memandang Shik Jong.
“Waktu itu, kenapa kau melakukannya? (merubah kesaksian 10 th yang lalu)” Tanya Na Na lirih.
Shik Jong dengan tidak enak hati menjelaskan, “Dulu aku di cekal karena judi, dan saat Kim Jong Shik tahu itu dia menggunakan alasan tersebut”. Shik Jong benar-benar takut dipenjara.
“Lantas kenapa kau berbohong?”
Shik Jong benar-benar menyesal, dan berjanji akan menebuskan dengan menangkap Kim Jong Shik.

“Bagaimana kau bisa mengenal Lee Yoon Sung?” akhirnya Na Na mampu bertanya setelah sempat tertunda.
“Saat di Thailand, dia menyelamatkan nyawaku. Saat dia datang ke Korea Selatan aku memintanya untuk mencarimu” jelas Shik Jong.”Karena aku mencemaskanmu”.
Shik Jong pergi karena ingin membuatkan makanan untuk Na Na. lalu Na Na memikirkan perkataan Shik Jong barusan.
Shik Jong menghampiri Yoon Sung sedang melihat rekaman alat pelacaknya dia antara uang Kim Jong Shik.
“Sepertinya uangnya belum dipindahkan” ujar Yoon Sung. Shik Jong maih tidak percaya jika uang 200 milyar won terismpan di kediaman Kim Jong Shik.
Namun berganti rasa kesal saat mengingat Kim Jong Shik mengkorupsi dana sekolah.
“Ya, dia menggunakan dana sekolah untuk kepentingan pribadi”
Shik Jong menganga karena benar-benar tidak habis pikir. Shik Jong pun beralih ingin membaca majalah dan sedikit bersantai, namun saat akan menyalakan lampu, tombol lampu tidak berfungsi karena lampu tidak menyala.
Shik bangkit dari tempat duduk, dan mendongak melihat lampu yang di atasnya. Shik Jong melihat benda kecil yang asing diantara lampu. Shik Jong kaget bukan main saat menyadari benda apa itu, sebuah alat penyadap!
Shik Jong berusaha memberitahu Yoon Sung dengan diam-diam, dan menunjuk-nunjuk kearah lampu. Yoon Sung yang keheranan dan bertanya ada apa langsung di suruh diam oleh Shik Jong.
Yoon Sung langsung mengarahkan padangan kearah yang ditunjuk Shik Jong dan tebelalak kaget saat menyadari selama ini mereka disadap, siapa lagi kalo bukan ulah ayahnya, Jin Pyo. Yoon Sung langsung pergi menemui Jin Pyo.

Sementara itu, di tempat Jin PYo. Dia dan anak buahnya tahu kalau Kim Na Na telah menghalangi Yoon Sung dari tembakan. Jin Pyo tahu hubungan mereka lebih dari sekedar hubungan yang biasa saja.
Yoon Sung tiba di kediaman Jin PYo, langkahnya tertahan saat mendengar suara Jin Pyo berbicara dengan anak buahnya.
“Aku mengatakan berulang kali jangan jatuh cinta kepada siapun!” ucap Jin Pyo kepada anak buahnya dan berinisiatif untuk menyingkirkan Na Na dengan tangannya sendiri.
Yoon Sung ingin menghambur masuk, dan ditahannya lagi saat Jin PYo menyebut nama ibunya.
Anak buah Jin Pyo mengatakan sudah mencari kebanyak tempat namun tidak menemukan jejak ibu Yoon Sung.
“Walaupun kau harus mencari diluruh negeri, aku harus menemukannya sebelum Yoon Sung tahu ibunya menghilang” perintah kepada anak buahnya.
“tapi memberitahu dia bahwa Yoon Sung sudah meninggal apa tidak keterlaluan? Mengetahui penyakitnya sudah goncangan hebat buat dia, dan terpisah dari keluarganya karena 5 orang itu apa tidak menyedihkan?”
Jin Pyo langsung menhardinya untuk tidak mengatakan kalimat yang lemah seperti itu. Tidak menyadari Yoon Sung mendengar semuanya.
“Saat aku mengambil dari ibunya, aku telah melewati batas yang tidak bisa untuk kembali lagi” ucap Jin PYo. Sedang Yoon Sung seakan-akan mendapat hantaman yang berat.
“bagaimana bisa anda bisa mengatakan kebohongan seperti itu” sergah anak buah Jin Pyo.
Yoon Sung perlahan maju mendatangi Jin PYo.
“Kenapa?” Tanya Yoon Sung lirih, matanya berkaca-kaca, “Kenapa kau lakukan itu?”
“Karena ini takdir kita!” ujar Jin Pyo dingin, “karena hanya aku yang kembali selamat dari Nampo, dan kau keturunan Mu Yeol”
Yoon Sung memandang tajam Jin Pyo yang melanjutkan jika dulu dia tidak mengambil Yoon Sung, mungkin kin Yoon Sung sudah menjalani kehidupan sebagaimana orang normal lainnya.
Namun setiap Jin Pyo melihat Yoon Sung dia teringat akan Mu Yeol yang tewas secara tragis, dan mengingatkan dia akan dendamnnya.
Kemarahan Yoon Sung tak tertahankan, dia melempar barang Jin Pyo yang berada di meja Jin Pyo.
“Kau berani mengambil seorang anak dari tangan ibunya, dan bilang ini demi balas dendam?! Kau telah menghancurkan hidupku!” teriak Yoon Sung “Aku tidak ingin hidup seperti ini!! Walaupun mati aku tidak akan memaafkan dirimu!”
“Masih ada hal yang harus kita lakukan” balas Jin Pyo tanpa peduli perasaan Yoon Sung.
“Aku akan balas dendam dengan caraku sendiri!”
Kini gendering perang pun berkobar diantara mereka. Yoon Sung pun mengancam Jin Pyo untuk tidak menyentuh Jong Shik, Na Na dan ibunya kalau tidak Jin Pyo akan berhadapan langsung dengan dirinya.
Yoon Sung kembali kerumahnya, namun tidak jadi masuk dan terduduk lemas didepan pintu memikirkan kembali saat-saat bertemu dengan ibunya untuk pertama kalinya. Saat dia mengetahui ibunya yang terkena penyakit leukemia. Yoon Sung sedih luar biasa.
Na Na bersiap utnuk kembali kerumahnya, dab berpapasan dengan Yoon Sung. Na Na mengutarakan niatnya untuk pergi.
“Aku harap kau tidak berhenti bekerja dari Blue House karena diriku, aku tahu kau menyukai bekerja disana. Kali ini aku benar-benar akan menghilang dari hidupnya” ucap Na Na parau dan berjanji tidak akan mengenal Yoon Sung lagi. Kini Na Na sudah melunasi hutangnya karena pernah ditolong Yoon Sung.
Yoon Sung langsung menahan tangan Na Na saat hendak akan pergi. Yoon Sung yang sedang bersedih tidak sanggup untuk kehilangan Na Na lagi.
“Aku mohon jangan pergi”
Na Na tetap berjalan pergi, Yoon Sung berbalik dan memeluk Na Na dari belakang. Na Na benar-benar tidak menyangkanya, dia berkaca-kaca menahan tangis.
Setelah kejadian tadi, Jin Pyo benar-benar frustasi kini Yoon Sung mengetahui kebenarannya. Namun tetap diteguhkannya akan dendam Jin Pyo. Dan dia pun mengingat kembali saat sahabatnya tewas di dinginnya lautan sambil mengenggam kalung prajurit.
“Siapapun yang mengalangi balas dendamku, aku akan membunuh mereka semua! Walaupun itu Yoon Sung
Kim Jong Shik masuk ke dalam ruangannya yang berisikan uang 200 milyar won.
"Jika City Hunter masuk ke ruangan ini, harusnya dia juga melihat uang ini juga. sangat mengkhawatirkan."gumam Kim Jong Shik keluar dari ruangan itu.
"Mark, mark"panggil Kim Jong Shik untuk anak buahnya.
Anak buah Kim Yong Shik masuk.
"Apakah kau mengingat orang yang masuk ke mari waktu itu?"tanya Kim Jong Shik
"Aku mengingatnya dengan sangat jelas."ujar Mark anak buah Kim Jong Shik
"Kim Na Na dan Bi Man Deok, coba cari mereka lagi."ujar Kim Jong Shik
"Sekarang, kita tidak tahu benar keberadaan Bi Man Deok."ujar Mark
"Kim Na Na, dia adalah pengawal di Blue House."lanjut Mark
"Apa? Pengawal Blue House?"pastikan Kim Jong Shik terkejut.
Kim Na Na yang sedang berada di rumah Yoon Sung, mencoba melihat luka tembaknya yang masih basah dan tertutupi perban.
"Kita harus mengganti perbannya jika kau tidak ingin itu meningalkan bekas."ujar Yoon Sung menghampiri NA na dan membantunya mengganti perban.
"Bagaiman kau tahu caranya?"tanya Na Na
"Aku belajar. karena aku harus bertahan hidup."ujar Yoon Sung
"Lalu bagaimana kau hidup? Setelah kau kemari selain Bi Man Deok apa kau memiliki teman lain?"tanya Na Na
"Tentu saja aku punya. Seorang anak yang terlihat sepertimu."ujar Yoon Sung
"Benarkah?"tanya Na Na
"Dia sangat kuat, makannya sangat banyak dan yang paling penting dia sangat senang ketika aku menyentuhnya."canda Yoon Sung
"uh, sulit dipercaya. Aku memang makan sangat banyak dan kuat tapi aku tidak suka skinship."ujar Na Na
"Tentu saja kecuali dalam keadaan ini."ujar Na na. Yoon Sung tertawa mendengarnya.
Na Na lalu bertanya tentang ibu Yoon Sung. Yoon Sung menjawab kalau sampai detik ini dia belum berhasil menemukan ibunya.
"Jika suatu hari kau melakukan tindakan ini lagi, kau akn mati ditanganku sendiri."ujar Yoon Sung
"Apa itu yang harus kau katakan pada orang yang sudah menyelamatkan hidupmu?"tanya Na Na kesal.
Yoon Sung berkata pada Na Na untuk tetap tinggal dirumahnya, karena kemungkinan Kim Jong Shik mencari Na Na dan Bi Man Deok.
Na Na mengatakan kalau dia mendengar dari Bi Man Deok kalau Kim Jong Shik menyembunyikan uang sebanyak dua ratus milyar won di dalam rumahnya. Na Na meminta pada Yoon Sung agar dia bisa ikut membantu Yoon Sung untuk balas dendam pada Kim Jong Shik.
Na Na menghampiri Yoon Sung yang sedang berada di ruang kerjanya.
"Aigoo, sangat susah mencoba mandi dengan satu tangan."ujar Yoon Sung
"Apa yang sedang kau lakukan?"tanya Na na
"Apa ini laporan keuangan milik Yayasan Myeong Mun?"tanya Na Na lagi.
Na Na mengajukan diri untuk membantu Yoon Sung. Na Na berkata kalau dia akan berusaha membantu Yoon Sung untuk mencari ibunya. Karena Na Na terus mendesak, Yoon Sung akhirnya mengijinkan Na Na untuk membantunya.
Shin Eun Ah dan Go Ki Joon sedang minum kopi bersama. Eun Ah menanyakan pada Ki Joon penyebab dari keluarnya Yoon Sung. Shin Eun ah berkata pada Ki Joon kalau bisa saja ada hubungan antara Yoon Sung dan Na Na, tapi Ki Joon menyangkalnya dan berkata kalu Lee Yoon Sung memiliki standar yang tinggi. Shin Eun Ah malah menduga kalau Yoon Sung sebenarnya menyukainya. Ki Joon yang mendengarnya cemburu. Tiba-tiba atasan Ki Joon datang dan mengajak Ki Joon untuk mengunjungi rumah Yoon Sung.
Atasan Ki Joon, Ki Joon dan Eun Ah mengunjungi rumah Yoon Sung dan ternganga melihat rumah Yoon Sung. Mereka memencet bel dan Yoon Sung menjawabnya.
Yoon Sung terkejut melihat kehadiran mereka dan menyuruh Na Na untuk sembunyi dan Shik Joong untuk berakting biasa.
Atasan Ki Joon, Ki Joon dan Eun Ah masih ternganga melihat rumah Yoon Sung.
"Ada apa kalian kemari?"tanya Yoon Sung
Atasan Ki Joon masih mencoba untuk membujuk Lee Yoon Sung untuk kembali bekerja di Blue House. Tapi Yoon Sung tetap tidak merubah keputusannya. Shik Joong menghampiri mereka dengan membawa buah-buahan yang sudah dipotong. Ketika dia melihat Shin Eun Ah, Shik joong benar-benar menyukai Shin Eun Ah.
"Dr. Lee aku mohon kembalilah. Jika Na Na tidak kembali maka aku akn menjadi instruktur mu."ujar Shin Eun Ah.
"hey, lalu aku akan berlatih dengan siapa?"tanya Ki joon sebal.

Shin Eun Ah memuji rumah Lee yoon Sung dan meminta ijin untuk melihat-lihat rumahnya. Belum sempat Yoon Sung mencegah, Eun Ah sudah pergi terlebih dahulu. Akhirnya Yoon Sung mengejarnya.Shin Eun Ah masuk ke dalam ruangan tempat Na Na juga berada. Dia mengajak Eun Ah untuk keluar dan melihat kamar mandi Yoon Sung yang dikatakan Yoon Sung sebagai tempat terbaik di rumahnya. Yoon Sung meninggalkan Na Na sambil tersenyum dan berkedip genit pada Na Na. Na Na sebal melihat kelakuan Eun Ah yang genit menurutnya.
Shik Joong memberikan bekal makanan pada teman-teman kerja Yoon Sung. Shik Joong memberikan bungkusan makanan yang paling besar kepada Shin Eun Ah. Ki Joon yang melihatnya menjadi cemburu. Shik Joong berkata kalau dia akan berusaha membujuk Yoon Sung agar mau kembali ke pekerjaannya di Blue House.
Jin Pyo sedang berada di rumahnya dan menerima laporan dari anak buahnya tentang dana yang disembunyikan oleh Kim Jong Shik.
"Uang 200 milyar won yang disembunyikan oleh Kim Jong Shik, kau katakan bahwa Yoon Sung telah menaruh pelacaknya?"ujar Jin Pyo
"Kita akan mendapatkannya ketika mereka akn memindahkannya."ujar Jin Pyo lagi.
"Mengapa kita harus mendapatkan uang tersebut? Bukankah kita melakukan ini bukan untuk uang?"tanya Anak buah Jin Pyo.
Jin Pyo merencanakan untuk mengirim uang yang telah dicuri oleh Kim Jong Shik yang tidak lain adalah ayah dari Jaksa Kim Young Joo kepada Jaksa Young Joo sendiri. Jin Pyo menambahkan jika Young Joo pasti akan menutupi semua tindakan yang ayahnya lakukan.
Di Rumah Yoon Sung, Na Na, dan Shik Joong berkumpul dan menyusun strategi.
"Ayahku pasti sudah tahu tentang keberadaan uang 200 milyar won ini. Dia tidak akan berdiam diri dan ini akn menjadi suatu masalah."ujar Yoon Sung
"Yoon Sung, apa kau dan ketua akn terus seperti ini?"tanya Shik Joong.
"Seperti apa ayah Lee Yoon Sung itu? Mengapa tidak tinggal bersama dengan bibi? Apakah dia tahu kalau kau adalah City Hunter?"selidik Na Na. Yoon Sung dan Shik Joong hanya terdiam mendengar pertanyaan Na Na. Na Na yang tidak mendapatkan jawaban menjadi curiga.
"Ya dia tahu. Tapi akhir-akhir ini terjadi sedikit perselisihan pendapat dan ini sedikit melelahkan" jawab Shik Joong.
"Apakah orang yang membunuh Lee Kyung Wan di rumah sakit adalah ayahmu?" tanya Na Na
Yoon Sung hanya terdiam. Na Na dapat menyimpulkan sendiri dari diamnya Yoon Sung. Na Na terkejut.
"Yoon Sung, jadi uang tersebut tidak akan ditransfer bukan?"ujar Shik Joong mengalihkan perhatian.
"Seharusnya akan ada beberapa tindakan yang dilakukan besok. Sebelum itu terjadi kita harus mengamati gerak-gerik dari Kim Jong Shik."ujar Yoon Sung
"Memasang penyadap ini tidak akan mudah."ujar Shik Joong
Di kampus, hampir seluruh mahasiswa melakukan unjuk rasa agar biaya pendidikan tidak menjadi terlalu mahal. Kim Jong Shik datang menghampiri para unjuk rasa dan berakting menyatakan kalau dia akan melakukan hal yang terbaik yang dia bisa.
"Tolong hentikan demonstrasi ini."ujar Kim Jong Shik
"Tidak, kami menghargai usahamu ketua tapi pemerintah tidak menanggapi. Ini sangat menyedihkan. Pertama kita harus mendapatkan pemerintah untuk membuat janji lebih dahulu."ujar ketua demonstran
"Jika itu yang kalian inginkan, aku tidak bisa menghentikannya. Lakukanlah dan jaga kesehatan kalian."ujar Kim Jong Shik sambil meninggalka tempat demonstrasi.

Setelah meninggalkan tempat demonstrasi, Kim Jong Shik berbicara pada anak buahnya.
"Bersekolah di universitas terbaik di Korea dan belum-belum mereka sudah mengeluhkan biaya kuliah yang mahal? Walaupun Mereka seMua tidak mau lagi sekolah disini masih banyak orang yang mengantri untuk mendaftar ke universitas ini. Dalam kasus ini, masyarkat kita dikendalikan oleh yang kaya dan berkuasa."ujar Kim Jong Shik senang.
"Jangan katakan kalau ketua kita ini sakit jiwa."ujar salah satu petugas.
"Bagaimana bisa dia menelpon kita setiap hari? Hari ini dia berkata kalau telponnya disadap. Besok dia akan berkata kalau ada kamera tersembunyi yang mengawasinya."lanjut petugas tersebut membicaraka Kim Jong Shik dengan jengkel.
"Pasti ada seseorang yang sedang mencoba mengawasinya."ujar petugas satunya.
"Benar akhirnya kita tetap akan mendapatkan unag lebih."ujar petugas tersebut
Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka didengar oleh Yoon Sung.
"Dia benar-benar mempersiapkan segalanya."gumam Yoon Sung
Kim Jong Shik yang berada di kantornya menemukan kabel telepon yang copot.
"Siapa yang mencopot kabel telepon ini?"ujar Kim Jong Shik
"Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya bahwa seorang pelayan ceroboh makanya dia melakukan itu."ujar Sekretaris Kim anak buah Kim Jong Shik
"Bodoh, pecat dia segera."bentak Kim Jong Shik marah.
Kim Jong Shik segera menyuruh petugas yang disuruhnya untuk memeriksa ruangannya untuk lebih hati-hati dan tidak ceroboh. Kim Jong Shik merasakan sakit pada giginya dan menyuruh sekretarisnya untuk membuat janji dengan dokter gigi.
"Aku dari U-City Dental Equipment company, aku membawa dua buah gigi palsu dan alatnya."ujar Yoon Sung menyamar menjadi kurir pengantar gigi palsu yang akan digunakan oleh Kim Jong Shik. Ketika Yoon Sung akan pergi dia berpapasan dengan Kim Jong Shik, dengan sopan Yoon Sung menyuruh Kim Jong Shik untuk berjalan lebih dahulu. Yoon Sung melihat kepergian Kim Jong Shik sambil tersenyum licik.
Didalam ruang dokter gigi Kim Jong Shik diberikan gigi palsu yang tadi diantar oleh Yoon Sung yang sudah diberikan penyadap pada gigi palsu tersebut. Kim Jong Shik memuji dokter gigi tersebut atas kerjanya yang bagus.
Sekretaris Kim Jong shik memberitahu bahawa ada seseorang yang ingin bertemu dan ingin menyumbangkan uangnya untuk membantu dan pendidikan dan orang tersebut ingin bertemu Kim Jong Shik secara pribadi. Kim Jong Shik sedikit terkejut.
Di sebuah tempat, Lee Kyung Hee meminta ijin kepada salah satu biksuni (Ini tempat vihara mungkin..soalnya ada biksu nya..) untuk keluar sebentar karena ada urusan yang harus diselesaikan di Seoul. Biksuni berkata agar Lee Kyung Hee segera pulang karena kesehatannya saat ini sedang tidak membaik.
Di kantor Jaksa Young Joo menyuruh Jang Pil Jae untuk mencari Lee kyung Hee yang menghilang. Jang Pil jae mengatakan kalau mencari Lee Kyun Hee akan sangat sulit kerana Lee Kyung Hee tidak memiliki saudara atau siapapun yang daat di hubungi.
Jaksa Young Jo berkata kalau Lee Kyung Hee pernah mengatakan kalau suaminya pernah menjadi pengawal presiden. Jaksa Young Joo akhirnya mencari data-data dari Park Mu Yeol, tapi tidak satu dokumenpun ditemukan oleh Jaksa Young Joo.
Di perjalanan Yoon Sung mendapatkan pesan dari Kim Na Na agar Yoon Sung mampir ke klinik milik So Hee untuk mengambil pakaiannya yang tertinggal. Ketika sampai di klinik milik So Hee Yoon Sung mendapati orang kepercayaan Kim Jong Shik yang sedang mencari Kim Na Na.

Yoon Sung akhirnya pergi dari klinik So Hee dan membelikan Na Na pakain baru.
"Pakaian seperti apa yang kau cari?"tanya salah satu pelayan.
"Yang penting nyaman dipakai."ujar Yoon Sung
Yoon Sung akhirnya mengamibl beberapa pakaian wanita dan membuat pelayan tersebut kebimgumgan karena dia beranggapan kalau Yoon Sung mencari pakaian pria tapi malah mengambil pakaian wanita.
Di Rumah Yoon Sung, Na Na kaget melihat banyaknya baju yang dibelikan Yoon Sung untuknya.
"Bagaimana aku bisa menggunakan pakaina seperti ini di rumah."tanya Na Na
"Aku tidak tahu, tinggal pakai saja."ucap Yoon Sung santai
Na Na bertanya pada Yoon Sung kenapa ia tidak mengambil bajunya yang ada di Klinik milik So Hee. Yoon Sung menjawab kalau orang-orang Kim Jong Shik mulai mencarinya di Klinik So Hee.
"Pakailah itu, Hey, aku spesial memilihkan baju itu untukkmu agar dapat menutupi luka tembakmu."ujar Yoon Sung
"Yoon Sung kalu kau seperti ini kau mirip sekali dengan my long legs ajushi ku. Oh ya, kau tahu kalau sebenarnya dia adalah Jak sa Kim Young Jo, aku baru mengetahuinya. uh, aku sangat terkejut mengetahuinya. Jika kita memberitahunya tentang ini apakah dia kan membantu kita?"tanya Na Na
"Aish, bagaiman kita bisa memberitahunya kalau sekarang saja dia sedang melacakku. Kau bukan Kim Na Na tapi Beruang Na Na."ucap Yoon Sung kesal.
"Bagaiman kau bisa membantu kalau kau saja tidak bisa memberikan pendapat yang bagus?"ujar Yoon Sung
"Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan."ujar Na Na
Shik Joong datang mengahampiri mereka berdua sambil membawa sesuatu.
"Yoon Sung, apakah kau menggunakan ini? Ini bukan sabun tapi sampo? Na Na apakah kau ingin menggunakan ini?"tanya Shik Joong
"Aku sebenarnya ingin menggunakannya karena bahuku cedera aku tidak bisa mencuci rambutku.?"ujar Na Na
"Lalu aku akan membantumu untuk mencuci rambutmu, ayo."ajak Shik Joong
"Paman kenapa kau membantunya untuk mencuci rambut?"bentak Yoon Sung tiba-tiba.
"Lalu kau yang akan membantunya mencuci rambutnya?"ujar Shik Joong kaget.
"Iya, aku akan melakukannya. Berikan padaku."ujar Yoon Sung
"Lalu enapa kau berteriak padaku, membuatku takut saja."ujar Shk Joong.
Na Na yang melihat kelakuan keduanya hanya tersenyum.
Yoon Sung membantu Na Na untuk mencuci rambutnya.
"Ini benar- benar. Setelah lama hidup aku belum pernah sama sekali melkukan ini."ujar Yoon Sung tersenyum.
"Cuci bagian ini juga."ujar Na Na menunjukkan bagia rambutnya yang belum terkena sabun.
Kim Na Na menggoda Yoon Sung dengan memberikan busa sampo ke Yoon sung, Yoon Dung yang tidak terima membalas Na Na. Mereka main sabun dengan senang. (Hahaha!!)
Yoon Sung sedang berada di ruang kerjanya, Lalu Kim Na Na menghampirinya.
"Aku dengar kau memasang alat pendengar rahasia ke Kim Jong Shik?"tanya Na Na
"Ya, aku memasangnya di dalam tubuhnya."ujar Kim Jong Shik.
"Aku juga ingin mendengarkan."ujat Na Na mendekat.
Di kantor Kim Jong Shik, orang yang ingin memberikan bantuan dana pendidikan adalah Lee Kyung Hee. Lee Kyung Hee menyerahkan tabungannya tapi dengan syarat dia tidak ingin namanya disebut. Kin Jong Shik kaget mengetahui bahwa dana yang diberikan Lee Kyung Hee sebanyak satu milyar won.

Yoon Sung yang mendengarkan itu di rumah sangat kget mengetahui bahwa orang yang menemui Kim Jong Shik adalah Ibunya, Yoon Sung segera pergi menyusulnya dan Kim Na Na heran apa yang terjadi dengan Yoon Sung yang tiba-tiba pergi begitu saja.
Setelah kepergian Ibu Yoon Sung, Kim Jong Shik tersenyum dan memasukan bukau tabungan Lee Kyung Hee ke dalam kantong jasnya. Dia segera mengambil uang dari brankasnya. Sekeraris Kim Jong Shik menghampiri Kim Jong Shik.
"Dia sudah pergi. Dana pendidikan yang disumbangkan oleh seorang yang tidak igin disebut namanya (Anonyme) tidak perlu dilaporakan olah departemen keuangankan?"ujar Sekertaris Kim Jong Shik, Kim Jong Shik melemparinya beberapa gepok uang.
Yoon Sung mencari Lee Kyung Hee tapi mereka tidak bertemu walaupun berpapasan mereka saling tidak mengetahui.
Lee Yoon Sung pulang ke rumah dengan sedih. Na Na dan Shik Joong yang menunggunya bertanya apakah Yoon Sung berhasil menemukan ibunya. Yoon Sung menwab kalau dia tidak menemukan ibunya. Shik Joong meenanngkan Yoon Sung. Yoon Sung meninggalkan Na Na dan Shik Joon sendiri.
"Kita akan menangkap Kim Jong Shik dan mendapatkan 200 miliyar won tersebut. Aku tinggal dulu."ujar Yoon Sung
"Aku dapat melihat kehilangannya."ujar Kim Na Na
"Wa;aupun dia tidak pernah mengatakannya, dia sangat menyayangi ibunya. Ketika wanita yang membesarkannya meninggal, Muong Surin, dia hampir menjadi gila."ujar Shik Joong.
"Dapatkah kau memberitahuku apa yang terjadi?"tanya Na Na
"Maaf aku tidak bisa memberitahumu. Biar dia saj yang memberitahumu."ujar Shik Joong
Kim Jing shik bersama istrinya berbelanja dengan menggunakan uang cash. Yoon Sung yang mengawasinya pura-pura berbelanja juga dan meminta ijin kepada pelayan untuk mengambil beberapa gambar. Yoon Sung mengambil gambar tepat pada Kim Jong Shik.
Kim Jong Shik mengatakan pada anak buahnya untuk menyiapkan kontainer untukknya.
Yoon Sung yang mendengar perkataan Kim Jong Shik segera berfikit untuk apa kontainer tersebut digunakan.
Di kantor, Jaksa young Joo sedang meneliti tentang dana pendidikan yang hilang sebanyak 200 milyar won. Dia heran kemana uang tersebut. Dia lalu menduga bahwa ayahnya yang telah mengambilnya. Young Joo segera pergi.
Kim Jog shik mengemasi uangnya ke dalam kardus, Jaksa Young Joo masuk ke ruangan ayahnya dan terkejut melihat apa yan sedang dilakukan oleh ayahnya.
"Ayah, ada apa ini?"tanya Young Jo sambil melihat kardus-kardus yang berisikan uang.
"Bukankah kau berkata padaku kalau kau tidak terkait denga kasus korupsi?"ujar Young Jo
"Apakah ini uang pandidikan yang sebanyak 200 milyar won?"tanya Young Jo lagi.
Kim Jong Shik tidak berkata papun. Young Jo meminta ayahnya untuk mengembalika uang tersebut. Tapi Kim Jong Shik tidak mau. Young Jo berkata kalau dia tidak akan membantu ayahnya lagi.
Di ruang kerja Yoon Sung sedang mendengarkan pembicaraan antata Young Joo dan Kim Jong Shik, Na Na datang mengahampiri dan memberikan kopi untuk Yoon Sung. Na Na mencoba mengambil headset milik Yoon Sung untuk mendengarkan percakan Kim Jong Shik. Tapi Yoon Sung menolak dan menyuruh Na Na untuk pergi istirahat.
Mendengar percakapan Kim Jong Shik dan Young Joo.
"Ini adalah awal kesengsaran mu dan aku akan melihatnya."ujar Yoon Sung "Besok adalah harinya."

Yoon Sung, Na Na dan Shik Joong sedang mengamati kontainer yang mengangkut uang 200 milyar.
"di dalam kontainer itu berisi uang."ujar Yoon Sung
"Apa yang kita lakukan setelah mendaptkan uang tersebut?"tanya Na Na
"Kita akan mengembalikan uang tersebut pada orang tua dan murid-murid."ujar Yoon Sung
"Jika kita dapat membawa uangnya, ayahku akan datang kepadaku untuk mengambilnya. Tidak peduli apapun kita harus melindunginya."ujar Yoon Sung
Mereka mengikutinya dan memasukkan gas yang dapat membuat orang tidak sadarkan diri ke masing-masing mobil yang mengikutinya. Ketika bagian Shik Joong, dia tidak berhasil melakukannya. Dia dikejar oleh anak buah Kim Jong Shik, Na Na dengan sigap menghajar orang yang mengajar Shik Joong. Shik Joong yang melihat Na Na benar-benar terkesan. Yoon Sung yang melihatnya hanya tersenyum.

Yoon Sung, Na Na dan Shik Joong membuka kontainer tersebut dan melihat isinya uang. Mereka semua terutama Na Na dan Shik Joong terbelalak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Yoon Sung membawa kontainer tersebut. Benar saja dugaan Yoon Sung. Jin Pyo dan anak buahnya mengikuti Yoon Sung dan berusaha menghentikan laju kendaraan Yoon Sung. Yoon Sung segera menghubungi Shik Joong yang mengendarai mobil bersama Na Na untuk menghalau Jin Pyo dan anak buahnya.
Shik Joong berhasil menghalau mobil Jin Pyo dan membuatnya kehilangan Yoon Sung. Ji Pyo berusaha untuk terus mengejar Yoon Sung dan mereka berhenti dan menghalau kontainer yang dikendarai Yoon Sung. Yoon Sung Turun.
"Aku harus mengambil uang tersebut."ujar Jin Pyo
"Apa yang akan kamu lakukan untuk uan ini?"tanya Yoon Sung
"Aku akan menggunakan uang ini untuk menghabisi Jaksa Young Jo."ucap Jin Pyo
"Aku berencana mengembalikan uang ini kepaa pemilik seharusnya dan lalu melanjutkan balas dendam ke Kim Jong Shik."ujar Yoon Sung
"Apa kau akan melawanku hingga akhir?"ujar Jin Pyo mulai marah
"Aku memperingatkanmu."ujar Yoon Sung
Jin Pyo lalu mengambil alih kontainer yang telah dikendarai Yoon Sung dan pergi. Mereka berhenti di sebuah terowongan dan terkejut kalau ternyata mereka telah ditipu oleh Yoon Sung dan kawanannya.
"Dia berani membohongiku."gumam Jin Pyo marah
Di ruang kerja Kim Jong Shik, dia mendapat kabar dari anak buahnya bahwa kontainer yang mengangkut bukunya hialng di curi. Kim Jong Shik kaget marah mendengarnya.
"Kau pikir semua itu buku?"bentak Kim Jong Shik marah.
(Berarti anak buah Kim Jong Shik gak tau dong kalau itu semua isinya uang.!??)
Di kontainer sebenarnya, shik Joong mengganti plat dari kontainer tersebut. Lalu masuk ke dalam kontainer tersebut. Shik Joong yang melihat banyak uang di dalam tidak percaya dan berusaha duduk di atasnya dan menghamburkan uang tersebut ke udara. Na na dan Yoon Sung yang melihatnya tersenyum. Yoon Sung and the gank, membagi uang tersebut menjadi satu kerfus kecil untuk diberikan kepada mereka yang seharusnya mendapatkannya.
Banyak siswa yang mendapatkan uang tersebut, di dalamnya terdapat surat dari City Hunter,
--Untuk membantu meringankan biaya pendidikan. Ketua Kim Jong Shik telah menggelapkan uang ini dan sekarang aku mengembalikannya pada kalian-- City Hunter
Ketika semua siswa mulai bicara tentang uang yang diberikan oleh City Hunter, seorang mahasiswa perempuan menelpon ibunya dan bertanya apakah sudah ada kiriman dari City Hunter untukknya. Gadis itu adalah mahasiswa yang ditemui oleh Yoon Sung ketika sedang mengantar Da Hye berkeliling universitas yang sedang memperlakukan ibu kantinnya dengan semena-mena.
Shik Joong menyuruh Yoon Sung dan Na Na berbelanja. Shik Joong akan memasak banya makanan untuk merayakan keberhasilan rencana mereka.
"Aku suka yan goreng, ayam ayam ayo kita beli."ujar Na Na
"Kau benar-benar penyuka ayam sejati."ujar Yoon Sung tertawa.
Mereka berdua pergi ke supermarket membeli banyak makanan. Ketika sampai di sebuah keranjang wortel Na Na berhenti dan mengambilnya.
"Aa kau akan mengambil itu?"tanya Yoon Sung melihat Na Na mengambil wortel.
"Ya, rasanya enak jika dicampur dengan sayuran lain."ujar Na Na
"Jangan ambil itu. Aku tidak suka."sambil melempar wortel kembali ke keranjangnya.
"Selain daging kau juga harus banyak makan sayuran untuk memenuhi vitamin yang dibutuhkan tubuhmu seperti vitamin ABCDEFG."Ujar Na Na
Tapi Yoon sung tetap menolaknya. Akhirnya Na Na mengambil Tomat. Ketika berada di keranjang tomat ada pelayan yang menyuuh Na Na merasakan tomat yang telah dipotong.
"Pasangan pengantin harus mencoba ini."ujar Pelayan tersebut.
"Ah, kami bukan."ujar Na Na malu.
Ketika mereka akan pulang, Tomat yang berada di keranjang Yoon Sung jatuh berceceran. Na Na mengambilnya sampai keluar dari supermarked. Yoon Sung yang akan menghampiri Na Na
keluar tiiba-tiba pintu dipermarket tidak bisa terbuka. Suara motor terdengar dan membuat Yoon Sung panik yang melihat Na Na sendirian di parkiran yang gelap. Ketika motor tersebut mulai mendekat, Yoon Sung melihat bahwa itu adalah Ayahnya yang akan mencoba membunuh Na Na. Yoon Sung terperanjat!!.
 
Copyright © 2010 Arielzhyo Indah | Design : Noyod.Com | Images : Red_Priest_Usada, flashouille